NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami
Popularitas:30.1k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Ingin Tidur Denganmu..

Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Air matanya bercampur dengan air hujan yang berjatuhan di kaca mobil.

Semua kata-kata tadi berputar di kepalanya seperti racun. Meruntuhkan harga diri dan kepercayaan yang tersisa.

     "Berengsek kalian semua... berengsek!!!!!" Teriaknya meluapkan semua. Seolah makian itu bisa mengeluarkan semua nanah dalam luka di hatinya.

Jalan mulai sepi ketika lampu indikator bensin menyala merah. Laju mobil memelan.

    “Tidak sekarang... tidak” gumamnya panik.

Mobil tersendat. Terhenti. Mesin mati. Rania memukul setir. Air mata jatuh deras.

Ia turun, hujan mengguyur tubuhnya yang kurus. Dengan sisa tenaga, ia mendorong mobil ke tepi jalan.

Begitu mobil aman, ia jatuh terduduk di aspal yang dingin. Lututnya basah, rambutnya menempel di pipi. Isakannya pecah.

Di tengah kesunyian jalan basah itu, hanya satu nama yang terlintas di kepalanya. Askara.

Dengan tangan gemetar, ia mengeluarkan ponsel. Menekan nama itu di daftar kontak.

Nada sambung terdengar. Satu detik. Dua detik.

          “Rania?” suara di ujung sana dalam dan hangat.

          “Mobilku… habis bensin,” suaranya patah-patah. “Aku… aku nggak tahu harus ke mana.”

Ada jeda. Sunyi.

           “Kirimkan lokasinya padaku dan tunggu di situ. Jangan kemana-mana. Aku datang,” jawab Askara pelan, tegas.

Ponsel ditutup. Rania memeluk dirinya sendiri, gigi bergemeletuk kedinginan.

Di antara hujan dan malam yang makin pekat, satu-satunya yang ia tunggu hanyalah pria itu, pria yang ia percaya bisa menolongnya.

Hujan semakin deras. Jalanan lengang. Mobil-mobil yang lewat memercikkan air ke tubuh Rania yang basah kuyup. Lampu-lampu jalan memantul di aspal seperti genangan perak. Napasnya berat, bercampur isak.

Suara mesin mobil berhenti di belakangnya. Lampu sorot memotong gelap. Rania mengangkat kepala perlahan. Mobil hitam panjang, kaca gelap.

Pintu depan terbuka. Askara keluar.

           “Rania,” ucap Askara lirih.

Rania berdiri, tubuhnya gemetar. Begitu tatapan mereka bertemu, semua pertahanan Rania runtuh. Isaknya kembali pecah.

         “Aku… aku nggak tahu lagi harus ke mana,”

Askara mendekat, memayungi Rania, membiarkan dirinya sendiri di guyur hujan. Tangannya yang hangat menyentuh pipi Rania yang dingin.

          “Ran..."

Rania nyaris roboh saat Askara merengkuh tubuhnya. Memeluk sesaat sebelum membawa Rania ke mobil, wanita itu di dudukan di kursi sebelah kemudi. Sedang Askara, melajukan mobil dengan tenang membelah jalanan basah.

Tak ada kata-kata selama beberapa menit. Hanya suara hujan di luar dan napas mereka di dalam.

        “Kamu, baik - baik saja kan?” tanya Askara hati - hati.

Rania tersenyum getir, tapi tak satu pun kata yang keluar dari mulutnya. Askara tidak bertanya lagi. Ia menghela napas, rahangnya mengeras menahan sesuatu.

Mobil berhenti di basement gedung tinggi menjulang. Askara turun lebih dulu membukakan pintu. Masih merengkuh Rania ketika masuk ke lift pribadi. Naik ke lantai paling atas.

Begitu melangkah keluar lift, Rania seperti masuk ke dunia lain.

Penthouse itu luas, dindingnya hampir seluruhnya kaca bening setinggi langit-langit, memperlihatkan pemandangan kota yang basah diterpa hujan. Lampu-lampu jalan tampak seperti kilau mutiara di bawah sana. Di dalam, suasananya hangat, cahaya kuning temaram dari lampu lantai memantul lembut di marmer abu muda yang licin.

Tidak ada perabot berlebihan... hanya furnitur modern yang dipilih dengan cermat, sofa besar berbahan beludru abu, meja kayu walnut panjang dengan permukaan hitam matte, rak buku tinggi berisi buku-buku tebal. Di ujung ruangan, ada grand piano hitam, mengkilap.

Askara melepaskan jasnya yang basah, masuk ke ruangan dalam, lalu kembali membawa handuk tebal dan selimut hangat untuk Rania.

“Kamu kedinginan?” tanyanya pelan, telaten membalut tubuh Rania dengan selimut, handuk yang tebal ia pakai untuk mengusap - usap rambut basah Rania.

Rania hanya mengangguk, tubuhnya gemetar. Wajahnya basah, campuran air hujan dan air mata, entah mana yang lebih banyak.

“Duduk dulu. Aku siapkan minuman hangat,” ucap Askara.

Rania membisu. Bibirnya lelah, otaknya lelah, semuanya organnya seolah enggan berfungsi dengan baik. Lantai kota yang berkilau tak sedikit pun membuatnya terpukau. Ia hancur. Lelah. Getir.

Aroma manis cokelat hangat memenuhi udara ketika Askara kembali membawa cangkir porselen putih, menyodorkannya pada Rania, “Minumlah”

Askara sampai tak tega melihat tangan Rania yang bergetar ketika menerima cangkir. Lebih miris melihat tatapannya yang kosong. Perlahan, sangat hati - hati. Askara duduk di samping wanita rapuh itu, memperhatikannya dalam - dalam.

    “Mandilah, aku siapkan air hangat. Kamu bisa sakit kalau begini."

    “Aku tidak bawa baju ganti…”

Askara menghela napas, punggung tangannya lembut mengelus pipi. “Aku akan siapkan bath robe dan jacuzzinya, setelah itu kamu bisa memilih bajuku untuk kamu pakai." ucapnya.

Bath robe. Jacuzzi. Kata-kata asing di telinga. Entah apa, dan bagaimana bentuknya. Rania tak sanggup berpikir. Otaknya menolak untuk bekerja lebih keras lagi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Kamar mandi itu seperti diambil dari majalah design, lantai marmer putih dengan gurat abu, wastafel ganda, dan di tengah ruangan ada jacuzzi yang sudah diisi air hangat, permukaannya mengeluarkan uap tipis.

Di gantungan handuk, sebuah bath robe putih tebal, bersih, harum.

Rania menatap pantulannya di cermin. Rambut basah, wajah lelah, baju melekat di tubuh. Tangannya lemah ketika menanggalkan semua baju, lalu menenggelamkan diri di jacuzzi.

Rasa sakit, lelah, marah… semuanya ingin ia larutkan.

Cukup lama ia di kamar mandi, sebelum keluar dengan bath robe membalut tubuh. Rambutnya masih setengah basah, menjuntai di bahu.

Askara masih menunggu di sofa, masih dengan kemeja putih basah yang sama, ia tak peduli. Tak ada yang lebih penting sekarang dibanding Rania.

"Askara," panggil Rania.

Pria itu berdiri dalam sekejap, menatap prihatin, tapi beberapa detik kemudian... menelan ludah ketika melihat Rania yang tenggelam dalam bath robe kebesaran itu.

“Kamu... kamu terlihat lebih baik,” ucapnya gugup.

Rania duduk perlahan, lirih ketika berkata, "Maaf... aku bahkan tidak tahu kenapa aku meneleponmu tadi. Padahal aku bisa saja menunggu hingga hujan reda.”

Askara duduk di samping Rania, menatap mata wanita itu lurus - lurus. “Jangan bicara seperti itu. Kamu tahu kalau aku akan datang kapan pun kamu butuh.”

Ada jeda. Hanya suara hujan di luar yang terdengar.

Rahang Askara mengeras saat berkata, “Aku tidak suka melihatmu menangis,”

Rania menghela napas.

"Aku bisa memberikan apa saja, Rania. Apa pun yang kamu mau. Rumah, mobil baru, perhiasan, pakaian. Supaya tidak ada lagi yang berani merendahkanmu,”

“Tidak,” jawab Rania cepat. “Kalau aku tiba - tiba punya semua itu, mereka akan curiga. Mereka akan lebih merendahkanku

“Lantas apa yang bisa aku berikan untukmu?"

Rania mengangkat wajahnya. Mata mereka bertemu.

“Aku ingin tidur denganmu,” ucap Rania, tegas tanpa ragu.

(Bersambung).....

1
Mundri Astuti
next thor
Cookies
lanjut thor, semakin seru critanya
Farida Rida
Thor jadikan Rania wanita kuat spy orang" yg menyakitinya menyesal termasuk Askara, buatlah lebih cpt penyembuhannya depresi Rania thor
Mundri Astuti
wajar Rania berfikir seperti itu, krn memang begitu realitanya, berharap pada askara akan tulus padanya, ternyata malah lebih dari yg lain luka yg ditorehnya
aku
emezing dokter brian 👏👏
Mundri Astuti
next thor
Mundri Astuti
tuh kan ...kasian Rania lukanya dalem banget...
jadi korban org disekelilingnya yg egois
Lily and Rose: Bener Kak 😭
total 1 replies
Jumiah
aneh mn ad rmh sakit di bayar sma kalung ,
walau pun kalung berlian ,dasar gelo...
Lily and Rose: Hehehe… buat jaminan saja Kak, berhubung Niko dan keluarganya sudah gak punya uang sementara Bapaknya butuh pertolongan cepat 😆
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kan kan kehilangan semuanya rania kamu harus bahagia harus
Mundri Astuti
biar rasa pada, demen banget manfaatin org seh, palagi perempuan malang kaya Rania, di keluarganya ngga dianggap ...
Jumiah
seharusx rania jangan kirim banyak2 jd salah sangkan ,keenakan adikmu poya2
Jumiah
iy rania buka lembaran baru
rugi klo kmu ,patah hati ...
patah tumbuh hilang bergati
yg lebih baik banyak di luar sna ...
biar tau rasa lelaki bodoh yg ,
sdh mendustai mu...
liat kmu bahagia dan sukses..
Lily and Rose: Halooo.... terima kasih sudah komen dan dukungannya untuk novel Rania ya /Heart//Heart//Heart/.. semoga suka dengan episode-episode selanjutnya, jangan lupa like, vote, saran, dan kritiknya ya... terima kasih /Pray//Kiss/
total 1 replies
Mundri Astuti
jangan ketemuin Rania dan aksara Thor....

biar askara belajar menghargai seorang wanita...dah tau Rania ngga punya siapa", tdk dianggap mertua dan suaminya, diselingkuhi lagi...ni malah menambah luka...
Lily and Rose: Bener sih, Askara emang tega banget /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
Jumiah
pergi yg jauh rania ,bangit jadikan itu ..
monipasi untuk maju ,biarkan berlalu
jangan jd kn untuk penghalang untuk maju .
buktikan kesuksesan walau tampa mereka ..jangan putus asa ...
klo cari pasangan ,selexi dulu sebelum.
rania berikan hati..jangan patah hati rugi...
masih banyak yg lebih baik dri sebelum x
Lily and Rose: Setuju Kak, semoga Rania mendapat kebahagiannya ya Kak... kasihan udah terlalu banyak menderita dia /Sob/
total 1 replies
Heny
Aqu suka alur nya smg Rania bahagia
Lily and Rose: Kakak... terima kasih untuk dukungannya yaaaa /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
total 1 replies
Heny
Rania sdh tau tuan Baskara km hanya nemanfaatkan nya
Emi Susanti Ahf
sedihnya ya tuhan...😢😢
Lily and Rose: Kisah Rania emang bikin sedih ya Kak /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiannya ya nanti. Terima kasih untuk komen dan dukungannya ya Kak. Jangan lupa vote, like, komen di episode-episode selanjutnya /Heart/
total 1 replies
Mundri Astuti
buka lembaran baru Rania...carilah kebahagiaanmu sendiri....bahagiakan dirimu dan keluargamu saja...

next thor
Lily and Rose: Semoga Rania bisa mendapat kebahagiannya ya /Heart/... terima kasih untuk komen dan dukungannya Kak /Kiss/, jangan lupa vote, like, dan komen di episode-episode selanjutnya ya... /Heart/
total 1 replies
Halimatus Syadiah
lanjut nya jangan lama lama ya. sekalian ditambah bannya. makin penasaran
Lily and Rose: Siap Kakak.... /Heart//Heart//Heart/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
kasihan rania di manfaatkan pergi yg jauh rania buktikan kamu bisa walaupun tidak dukungan dr pihak mertua dan keluarga sendiri bukti dengan kesuksesan mu rania aku jd sedih bacanya
Lily and Rose: Sedih banget Kak kisah Rania ini /Sob/, semoga Rania bisa mendapatkan kebahagiaannya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!