NovelToon NovelToon
Aurora

Aurora

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Apa yang kita lihat, belum tentu itulah yang sebenarnya terjadi. Semua keceriaan Aurora hanya untuk menutupi lukanya. Dia dipaksa tumbuh menjadi gadis kuat. Bahkan ketika ayahnya menjual dirinya pada seorang pria untuk melunasi hutang-hutang keluarga pun, Aurora hanya bisa tersenyum.

Dia tersenyum untuk menutupi luka yang semakin menganga. Memangnya, apa yang bisa Aurora lakukan selain menerima semuanya?

"Jika kamu terluka, maka akulah yang akan menjadi obat untuk lukamu." —Skala Bramasta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sudah hampir satu minggu Charlie berada di rumah Skala dan Aurora. Dan hari ini, Lythia, Benjamin serta kedua putra mereka akan menyusul Charlie. Lythia paling antusias, sedari tadi dia sibuk memeriksa koper khusus oleh-oleh untuk Aurora. Bahkan Benjamin sampai dibuat heran olehnya.

Aurora sendiri tidak tau jika keluarganya yang lain akan datang hari ini. Sekarang dia sedang sibuk memanen sayuran bersama dua pelayan. Charlie sedang berenang di kolam renang, sedangkan Skala berada di kantor.

"Sepesial panen pertama kali, biar aku yang memasak semuanya," ucap gadis itu pada dua pelayan.

Kedua pelayan tersebut saling memandang sebelum menanggapi ucapan sang nona.

"Tapi, Nona—"

"Eitsn... aku tidak ingin mendengar penolakan atau larangan kalian, oke?" sela Aurora. "Tolong cuci sampai bersih, aku ingin cuci tangan dan kaki dulu," lanjutnya, setelah itu dia menuju keran yang ada di dekat tembok pembatas bagian belakang.

Kedua pelayan itu tidak menolak, mereka langsung patuh pada perintah Aurora.

Di luar rumah, seorang perempuan nekat mengetuk pintu. Evelyn, dia datang dengan raut wajah yang santai. Karena memang niatnya ingin bertamu.

"Nona Evelyn?"

Evelyn menoleh pada salah satu pelayan yang menyambutnya. "Di mana Aurora?" tanyanya.

"Nona sedang—"

"Ada apa?"

Aurora menatap datar Evelyn. Dia melangkah mendekati perempuan itu dengan tenang.

"Pergilah," titahnya pada pelayan. Pelayan tersebut membungkuk sebentar lalu segera pergi dari sana.

"Bukankah kamu tidak diperbolehkan Skala untuk datang ke sini lagi?"

Evelyn membuang muka, tak dipungkiri masih ada rasa kesal dan tidak rela di dalam hatinya. Namun, dia mencoba tersenyum.

"Aku hanya ingin memberikan ini." Evelyn menyerahkan sebuah amplop coklat pada Aurora.

Aurora tidak langsung menerimanya, dia yakin di dalam sana ada sesuatu. Tidak mungkin uang.

"Apa ini?" tanya Aurora.

"Ambilah, setelah itu aku akan pergi," ujar Evelyn.

Meski ragu, Aurora mengambil amplop itu.

"Semoga bahagia dengan pernikahanmu yang penuh keterpaksaan ini," ujar Evelyn dengan wajah sinis. Setelah ku dia langsung melangkah pergi dari sana tanpa menengok ke belakang.

Entah kenapa jantung Aurora berdetak kencang. Matanya menatap amplop coklat itu dengan penasaran. Akhirnya dengan tidak sabaran, Aurora membukanya.

Wajahnya seketika kaku, matanya memandang kertas yang dia pegang tanpa berkedip. Bahkan suara Charlie yang memanggilnya pun tidak dia dengar. Mata yang biasanya bersinar itu, kini perlahan meredup. Aurora berulang kali menatap satu persatu benda yang ada di tangannya.

Foto-foto Skala dengan Evelyn berada di sebuah club, lengkap dengan tanggal dan bulan serta tahun, bahkan ada jam yang tertera.

Dan ya, Aurora tau itu kapan. Saat Skala tidak ada di rumah ketika tengah malam. Waktu itu, Aurora terbangun dan mencari-cari nya. Tapi ternyata, ini adalah jawaban yang menjadi pertanyaan Aurora pada malam itu.

Jika ini hanya foto biasa, Aurora akan menerimanya. Tapi, apa ini? Skala tidak memakai baju dan Evelyn memakai pakaian seksi. Mereka berada di posisi intim, tidak jelas, tapi Aurora yakin jika keduanya sedang bercumbu.

"SIALAN!"

Pekikan Charlie membuat Aurora tersentak, bahkan memundurkan langkahnya. Dengan gerakan begitu cepat, semua kertas yang ada di dalam genggaman Aurora direbut oleh Charlie.

"PELAYAN!" Pria itu berteriak.

Para pelayan langsung mendekat dengan raut wajah panik.

"Siapa yang memberikan kertas sampah ini?!" Charlie menatap para pelayan dengan marah.

Salah satu pelayan langsung mendongak dengan berani, lalu dia menjawab. "Nona Evelyn, Tuan. Dia—"

"BAKARA SEMUANYA!" Charlie melempar kertas itu ke arah mereka hingga berceceran kemana-mana.

Sedangkan Aurora sendiri hanya diam seraya menggepalkan tangannya dengan kuat. Tidak, dia tidak boleh percaya begitu saja. Biasa saja itu adalah foto editan, kan? Ya, benar. Dia tidak boleh percaya begitu saja.

"Baby, ayo, lebih baik kita pergi dari sini." Charlie memegang kedua tangan Aurora. Namun, gadis itu malah melepaskannya dan mengambil satu foto yang ada di lantai.

"No, buang itu! Biar pelayan membakar semuanya." Charlie hendak merebut foto tersebut, tapi Aurora langsung menghindar.

"Biar aku tanya pada Skala tentang foto ini, Kak," kata Aurora dengan pelan.

Nafas Charlie memburu. Dia benar-benar marah ketika melihat foto itu. Namun, Aurora malah terlihat biasa saja.

"Apa yang kamu pikirkan? Lebih baik kita pergi dari sini, tinggalkan bajiinngan itu di sini sendirian!" ujarnya mendesak.

Aurora menggeleng. "Tidak. Ini adalah urusanku dengan Skala, Kakak. Tolong jangan ikut campur." Dia menunduk setelah mengatakan itu.

"Apa? Jangan ikut campur?" Charlie terkekeh sinis. Dia mengusap rambutnya lalu mendengus kasar. "Kamu adalah adikku, Aurora. Kakak mana yang rela adiknya diperlakukan seperti ini? Suamimu telah bermain api di belakangmu!"

"Aku tau!" balas Aurora dengan cepat. "Tapi, biarkan aku dan Skala yang menyelesaikannya, agar masalah ini tidak semakin runyam, Kak."

"Ada apa?"

Suara itu membuat keduanya menoleh. Lalu, tanpa aba-aba, Charlie menerjang tubuh Skala dan memukulnya membabi buta.

Gerakan yang tiba-tiba itu tentu membuat Aurora terkejut.

"Siallan kamu bajiinngan!" seru Charlie penuh amarah.

Skala tidak diam saja, dia membalas pukulan Charlie tak kalah ganas. Dan terjadilah perkelahian di antara mereka. Para bodyguard tidak ada yang melerai, sedangkan Aurora panik sendiri.

"Berhenti!" pekik gadis itu, tapi suaranya tidak terdengar oleh mereka.

Charlie dan Skala sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Charlie yang emosi, dan juga Skala yang juga emosi.

Wajah tampan mereka sudah dipenuhi lebam, sudah dipastikan setelah ini badan mereka akan sakit semua.

"AKU BILANG BERHENTI!" pekik Aurora. Kini dia berada di dekat mereka.

Lagi-lagi Charlie dan Skala tidak mendengarkannya. Karena tidak ada cara lain, akhirnya Aurora nekat menarik lengan Charlie.

"Kak Charlie, stop!" pekiknya.

Dan berhasil. Mereka berdua langsung berhenti. Aurora berdiri di tengah-tengah mereka sebagai pembatas. Ketiganya diam dengan nafas memburu, Charlie dan Skala saling melempar tatapan tajam.

"KAK!" Aurora menahan dada Charlie ketika pria itu hendak menyerang Skala lagi.

"Dia harus diberi pelajaran!"

"Tida bisa! Sudah ku katakan, biar kami yang menyelesaikan ini!" balas Aurora. Suaranya serak karena sedari tadi terus berteriak.

Skala sendiri tidak mengerti apa yang kakak beradik itu bicarakan. Selesaikan? Apa yang harus diselesaikan.

"Kalian bicara apa?" tanyanya masih dengan terengah-engah. Kemeja hitam yang melekat di tubuhnya sudah berantakan.

Aurora menoleh ke arah suaminya, lalu dia menarik tangan Skala agar mengikuti langkahnya. Sedangkan Charlie menggeram kesal. Adiknya itu terlalu lembut, dia tidak terima jika Skala semena-mena dengan Aurora.

"Setelah daddy tau, habis kamu, Skala," desisnya.

****

"Ini."

Aurora menyodorkan selembar foto yang diberikan Evelyn tadi. Saat ini mereka berada di kamar.

Skala terdiam menatap foto yang ada di tangan istrinya. Terlihat tangan Aurora bergetar ketika memegang foto itu.

"Apa ini kamu dan Evelyn?" tanya Aurora. Bahkan suaranya juga ikut bergetar. Melihat Skala yang terdiam, Aurora menjadi tidak tenang. Awalnya dia berharap jika foto itu adalah editan, namun, reaksi suaminya membuat harapannya runtuh seketika.

"Skala, aku rasa kamu tidak bisu," ujarnya lagi.

Skala menghela nafas berat, dia menunduk dalam. Perlahan tangannya mengambil foto itu dan meremasnya.

"Jawab!" sentak Aurora.

Bukannya menjawab, Skala malah memeluk istrinya dengan erat.

"Maaf."

Detik itu juga pertahanan Aurora runtuh. Air matanya mengalir dengan deras. Dia menggeleng beberapa kali sambil memberontak, namun Skala semakin mengeratkan pelukannya.

"Kamu ... itu kamu? Kamu tega berselingkuh dengan perempuan itu?!" Aurora memukuli Skala dengan brutal. Dia berharap ini hanyalah mimpi. Tapi ketika dia berusaha tenang, semakin sakit pula hatinya.

"Jahat! KAMU JAHAT!" pekiknya.

Skala memejamkan matanya sembari mengeratkan pelukan mereka.

Foto-foto itu benar adanya. Dia dan Evelyn, di sebuah club. Malam itu. Semuanya benar. Namun, Skala tidak tau siapa yang menyebarkan foto ini.

Aurora menangis sejadi-jadinya. Hal itu tentu membuat Skala sakit. Baru kali ini dia mendengar Aurora menangis keras, dan penyebabnya adalah dirinya sendiri.

"Aku mencoba membuka hati untukmu. Aku sudah percaya padamu, tapi apa ini? Kamu membuatku kecewa, Skala..."

"Janji, di mana janji manismu itu?! Kamu pembohong, kamu adalah manusia jahat!"

Mata Skala berkaca-kaca, dia mencium leher Aurora dengan lembut.

"Maafkan aku..."

Aurora berusaha mendorong tubuh suaminya, tapi semakin didorong, semakin erat pula pelukannya.

"Lepaskan aku! Lepaskan!"

Skala menggeleng. Dia tidak akan melepaskannya, tidak akan.

"Tolong jangan seperti ini. Aku akan jelaskan semuanya, Sayang," lirih pria itu.

"Omong kosong!" Aurora tertawa dengan air mata mengalir. "Manusia mana lagi yang harus aku percaya?!"

Skala melepaskan pelukannya, dia menangkup wajah Aurora dengan kedua telapak tangannya. "Dengarkan aku, aku akan menjelaskan semuanya. Hm?"

"Semuanya akan baik-baik saja. Dengarkan aku, ya?"

bersambung...

1
레이디핏
Happy happy yh kalian bedua sebelum ada rawr nyaaaa🤏🏻
Nabila
lanjut
minsugaa
luar biasa
neur
keren KK 😎👍❤☕👌
lanjuuuut
dyarryy: makasih kak❤‍🔥
total 1 replies
레이디핏
Aaaaaa Rora bahagia dehhh, ternyata kamu orang besar jugaaa🤏🏻
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣untung besar skala kalai ini 🤭🤭🤭🤭
레이디핏
Eaaaaa ang angggg yuk bisa yukkk keluarkan romance nyeeee😍😘
vj'z tri
yang lain antara ada dan tiada 🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
itu dayung rora dayung 🤭🤭🤭🤭🤭
erma irsyad
astaga pertanyaan rora😂🤣
vj'z tri
ayo rora kamu pasti bisa .... cih keluarga di saat butuh uang dianggap keluarga tapi di saat senang mereka lupa kalau rora masih bagian dari mereka 😏😏😏😏🥹🥹🥹
vj'z tri
aku selalu sabarrrrr menunggu lanjutan Aurora dan skala 🤩🤩🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
ayo rora tunjukan tarung mu 🔥🔥🔥🔥🔥
vj'z tri
gemes gemes gemes banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗🤗🤗
vj'z tri
panggilan kesayangan neng kan lucuuuuu 🤭🤭🤭🤭🤭🤗🤗🤗kucing manis
vj'z tri
Evelyn 😤😤😤😤😤😤😤😤
vj'z tri
tidak boleh tidak boleh menangis 😭😭😭😭🤧 semangat rora kamu harus bangkit bangkit jangan mau di tindas 🤩🤩🤩🤩
vj'z tri
semoga rora bisa berenang 😱😱😱🫣🫣🫣
vj'z tri
ehhh mulut mu itu mulut mu ibu mertua kelakuan pingin tak getok 😅😅😅
레이디핏
Syukur dh pindahhhh, mari buat kemajuan Skala Kitten☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!