lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....
bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB~28²
...❣️❣️❣️...
Ting!
...Pintu lift terbuka, dan pandangan Tuan Frank serta Lola langsung tertuju ke sana. Dari dalamnya, Dino dan Jonas melangkah keluar, aura dingin Jonas berpadu dengan kekikukan Dino, lalu mendekati Lola dan Tuan Frank....
"Siang, Mommy, Kakek," sapa Jonas singkat, suaranya datar namun jelas.
"Selamat siang, Sayang," sahut Lola dan Tuan Frank serempak, kelegaan terpancar di wajah mereka melihat Jonas.
"Nak, ini Dino, adik Matias," ucap Tuan Frank, memperkenalkan Dino kepada Lola.
"Halo, namaku Lola," sapa Lola ramah, menyodorkan tangannya kepada Dino.
"Ha-halo, saya D-Dino, Nona," jawab Dino, meraih tangan Lola dengan sedikit gugup. Matanya terpaku pada senyum hangat Lola, seolah terhipnotis.
"Dino, tolong jaga Papa dan Jonas saat aku tidak ada. Aku percaya padamu," pesan Lola tulus, senyumnya semakin merekah.
"Astaga, cantik sekali," batin Dino, mengagumi kecantikan Lola, saking terpesonanya hingga tidak menyadari Jonas sudah memperhatikannya sejak tadi dengan tatapan tajam.
"Mommy, Paman ini sedikit pikun," tegur Jonas dingin, memecah lamunan Dino.
"Eh! Ma-maaf, Nona, aku jadi sedikit bengong karena ada masalah pribadi," elak Dino, berusaha menutupi kegugupannya. "Astaga, bocah ini, selalu saja membuatku kesal!" batin Dino, menatap Jonas dengan dongkol.
...Saat mereka asyik berbincang, seorang dokter datang, mengundang mereka masuk. Terlihat Joana sudah baik-baik saja, duduk di atas ranjang dengan wajah sendu. Melihat putrinya, Lola segera menghampirinya....
"Sayang, kamu marah sama Mommy?" tanya Lola lembut, mengelus pipi gembul Joana yang sedikit memerah.
"Mommy sudah tidak sayang Joana lagi. Mommy selalu kerja dan kerja, sekarang Mommy mau meninggalkan Joana," ucap Joana lirih, matanya mulai berkaca-kaca.
"Tidak, Sayang. Mama dan Kakekmu sudah memutuskan kalau Mommy akan berangkat ke Italia bersamamu, bagaimana?" tanya Lola, mencoba membujuk.
"Benarkah?!" tanya Joana, seketika raut wajahnya berubah ceria.
"Cih! Dasar manja," desis Jonas, suaranya rendah namun penuh ejekan.
"Biarin!" pekik Joana marah, membalas ejekan kakaknya.
"Sudah, jangan berantem lagi. Joana cepat sembuh, ya. Mommy akan menunggumu," lerai Lola, melihat perdebatan kedua anaknya yang tak pernah ada habisnya.
...Jonas, yang malas berdebat dengan adiknya, memilih duduk di sofa, mengeluarkan iPad miliknya. Jari-jarinya dengan cekatan mulai mengotak-atik perangkat itu. Dengan cepat, dia memutus semua koneksi dan mengirimkan virus kepada orang yang sedang mencoba membobol data Lola....
*
*
*
...(Di sisi lain)...
Tak... tak... tak... tak...
...Asisten Bastian tampak sibuk mengetik pada keyboard laptopnya yang kini terkena virus, raut wajahnya dipenuhi frustrasi. Melihat asistennya kesusahan, Bastian, yang semula duduk santai sambil minum kopi, bangkit dan menghampirinya....
"Bagaimana?" tanya Bastian, nada suaranya menuntut.
"Tu-Tuan, maaf, sepertinya aksi kita ketahuan. Dan orang itu pun mengirim pesan bersamaan dengan virus, Tuan," lapor sang asisten gugup, tangannya gemetar.
"Mana, coba kulihat isi pesan itu," ucap Bastian, merebut laptop dari tangan asistennya dengan kasar.
...Setelah membuka isi pesan, napas Bastian langsung memburu. Emosi meluap-luap dalam dirinya, dan tanpa sadar ia meremas laptop asistennya hingga retak. Isi pesan itu adalah ancaman dari Jonas, disertai sebuah foto editan Jonas: foto Bastian dengan seorang wanita gendut yang memakai bikini....
"Tu-Tuan, itu..." tunjuk sang asisten gugup, menatap ngeri laptopnya yang hancur di tangan Bastian.
"Huuufff... beli yang baru. Apakah kamu tahu siapa yang mengirim itu?" tanya Bastian, suaranya tercekat menahan amarah.
"Ti-tidak tahu, Tuan. Saat aku baru saja ingin membobol data Nona, muncullah virus dan pesan itu," jawab asistennya sambil menggelengkan kepala, ketakutan.
"Aku adalah Bastian Rodrigues, siapa pun yang berani mengancamku, akan kubuat dia menyesal," batin Bastian, emosinya membara, sama sekali tidak menyadari bahwa itu adalah ulah putranya sendiri.
"Baiklah, persiapkan segalanya. Kita akan pulang besok. Dan suruh orang kita di sini untuk mengawasi Lola dan kedua anakku," perintah Bastian.
"Cih! Sekarang baru mengaku anak, dulu selalu menghina Nona," batin asisten Bastian, diam-diam mencibir Bastian dalam hati.
"Kenapa kamu masih diam? Cepat lakukan perintahku!" tegur Bastian, menatap tajam asistennya.
"Ah! Baik, Tuan," sahut asistennya, lalu keluar dari kamar hotel secepat kilat, lega bisa menjauh dari kemarahan Bastian.
...Asisten Bastian pun melakukan tugas yang diperintahkan. Sementara itu, di rumah sakit, Joana yang sudah membaik langsung diperbolehkan pulang oleh dokter. Di sana, Jonas diam-diam tersenyum puas, senang karena berhasil membuat amarah Bastian meledak-ledak....
"Siapa suruh kamu mengganggu Mommy-ku? Aku akan melindungi Mommy-ku dari siapa pun yang menyakitinya, termasuk kamu, Bastian," batin Jonas, yang sudah mengetahui semuanya tetapi memilih untuk diam dan menyimpan rahasianya sendiri.
"Ayo, Sayang, kita pulang," ajak Lola, sambil menggendong Joana dan menarik lengan Jonas.
...Mereka semua berjalan keluar dari ruang rawat Joana, menelusuri lorong rumah sakit yang sepi menuju ke parkiran mobil. Setelah semuanya masuk ke dalam mobil, Dino pun mengemudikan mobil, meninggalkan rumah sakit dengan kecepatan sedang, menuju mansion....
*
*
*
...(Keesokan harinya)...
...Lola dan Joana yang sudah bersiap diantar ke bandara oleh Tuan Frank, Dino, dan Jonas untuk menaiki pesawat pribadi Tuan Frank. Setelah sampai di bandara, Lola pun berpamitan kepada sang ayah dan putranya, hatinya sedikit tercekat menahan haru....
"Mommy pergi dulu, Sayang. Jangan merepotkan Kakekmu, mengerti?" pesan Lola kepada Jonas, mengelus rambut putranya.
"Iya, Mommy, aku janji," jawab Jonas, meskipun raut wajahnya tetap datar, ada sedikit kelembutan di matanya.
"Papa, aku berangkat dulu. Jangan lupa untuk selalu memberiku kabar," ucap Lola, mencium punggung tangan sang ayah.
"Kamu juga sama, Sayang. Jangan lupa jaga diri dan cucu Papa. Dan kalau ada apa-apa, cepat kabarkan Papa," pesan Tuan Frank, suaranya sedikit bergetar.
"Kakek, Joana berangkat dulu, ya. Jangan lupa video call Joana, oke?" ucap Joana manja, mencium tangan sang kakek.
"Iya, Sayang, Kakek akan melakukan itu," jawab Tuan Frank, matanya berkaca-kaca, berat rasanya berpisah dengan sang cucu kesayangan.
...Lola mengelus bahu kekar ayahnya, seolah memberi isyarat agar membiarkannya berangkat dengan putrinya. Tuan Frank mengangguk pelan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya saat pesawat mulai bergerak. Setelah pesawat lepas landas, Tuan Frank diam-diam menitikkan air mata, menyaksikan titik putih di langit itu perlahan menghilang....
(Bersambung)
sukses selalu