Menceritakan seorang pemuda bernama Xiao Feng, yang merupakan reinkarnasi dari seorang Dewa Cahaya bernama Bara. Sebelum kembali mendapatkan kekuatan Dewa Cahaya miliknya, Xiao Feng/Bara harus mendapatkan kekuatan untuk melawan Para Raja Iblis di Zhuo Guo. Alhasil, Golok Luo Tian Long yang menjadi senjata terkuat di alam dewa, berhasil dia ambil kembali dan berubah menjadi Golok Iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31.Banjir Darah Bukit Huangshan
Bukit Huangshan,
Xia Yu terlihat tak berdaya dengan tubuh kotor oleh darahnya sendiri. Dia tak sadarkan diri tergeletak di atas tanah berbatu di puncak bukit Huangshan. Bukit yang berukuran cukup besar di kota Yushan.
"Tetua Xiao Shin, apakah menurutmu Bara Sena akan datang ke tempat ini?" tanya pria yang bertugas menculik Xia Yu.
"Tenang saja. Dia sangat peduli pada gadis ini. Aku yakin dia akan segera datang," kata Xiao Shin.
Ada dua tetua yang berada di bukit tersebut. Sementara tetua yang lain berada Sekte Utama untuk berjaga-jaga jika ternyata Bara Sena malah justru menyerang Sekte tersebut.
"Semua jebakan telah kita pasang. Para pendekar juga juga siap untuk melakukan serangan kejutan saat dia melangkah ke kaki bukit ini," kata pria bercadar tersebut.
"Bagus, tetua ke-5 Xiao Gu juga sudah siap dengan para pendekar yang menanti di sekitar lereng bukit bagian selatan. Jika dia melewati tempat itu, aku yakin Bara Sena ini akan menemui banyak kesulitan yang memudahkan kita untuk menangkapnya..." ucap Xiao Shin.
Saat ratusan orang dari Sekte Utama tengah menyiapkan segala sesuatunya untuk menangkap Bara Sena, sesosok tak terlihat melesat dengan cepat ke arah kaki bukit. Sosok itu tak terlihat meski matahari berada tepat di atas kepala siang itu.
"Keparat sialan...! Jangan harap kalian semua akan selamat setelah berurusan dengan dewa sepertiku!"
Sosok itu adalah Raga Sukma milik Bara Sena yang melesat dengan cepat kearah bukit melewati jebakan yang ditanam oleh para pendekar dari Sekte Utama.
Tangan Bara bergerak cepat menebas semua orang yang terlihat di matanya.
Cras!
Belasan orang tergeletak bersimbah darah setelah menerima serangan dari Bara yang tak terlihat.
Jebakan-jebakan yang seharusnya menjadi perangkap baginya malah justru menghantam para pendekar tersebut.
"Rupanya mereka telah menyiapkan segalanya, sesuai yang Kahiyang Dewi katakan..." batin Bara.
Mereka yang ada di puncak bukit mendengar suara ledakan dari bahan peledak yang telah mereka pasang di kaki bukit. Asap hitam membubung tinggi ke udara.
"Bersiaplah untuk menangkap Bara Sena!" teriak Xiao Gu yang memimpin para pendekar berpakaian hitam.
Mereka melesat ke arah sumber ledakan. Namun saat sampai disana mereka dikejutkan dengan pemandangan belasan mayat pendekar Xiao yang tergeletak dengan tubuh tercincang-cincang menjadi beberapa bagian.
"Apa yang terjadi!?" seru Xiao Gu sambil celingukan ke segala arah.
Bara Sena tersenyum sinis. Dia berdiri di atas tumpukan mayat dengan Pedang di tangan. Namun tak ada yang melihat sosok nya yang menggunakan ilmu Raga sukma.
"Batas waktu ilmu ini masih terlalu pendek. Aku harus cepat menyelesaikan mereka semua," batin Bara Sena.
Tangan kirinya dengan cepat melepas belasan jarum ke arah para pendekar Xiao yang tengah kebingungan melihat mayat teman-teman mereka.
Sring!
Delapan orang tumbang setelah terkena serangan jarum. Xiao Gu terkejut.
"Ada serangan tidak terlihat!" teriaknya.
Bara Sena tak punya banyak waktu. Dia langsung melesat dengan Pedang di tangannya .
Meski tidak bisa melihat, Xiao Gu yang sudah berada di tahap akhir Pemurnian Tulang menyadari adanya serangan dari Bara yang tidak terlihat.
Pedang ditangan Bara pun bergerak cepat. Dengan cepat pula Xiao Gu membuat gerakan menggunakan pedangnya.
Trang!
Percikan api dari pedang Xiao Gu membuat semua pendekar yang masih dalam keadaan bingung seketika menoleh ke arah tetua ke 5.
"Sosok yang kita lawan tidak terlihat! Jadi tetap waspada!" teriak Xiao Gu.
Bara Sena tak percaya Xiao Gu berhasil menangkis seranganya.
"Bagaimana dia bisa tahu arah seranganku yang tidak terlihat? Orang ini cukup berbahaya. Aku harus berhati-hati..." batin Bara.
Para Pendekar segera membentuk formasi kubah yang membuat mereka bisa melihat dari segala arah dan melindungi satu sama lain.
"Bagaimana bisa ada serangan yang tidak terlihat tetua ke-5?" tanya salah satu pendekar.
"Aku bisa merasakan kehadirannya. Sepertinya dia menggunakan satu kekuatan yang membuat tubuhnya tidak terlihat. Tapi entahlah, aku sendiri belum mengerti. Kita hanya harus bertahan sebisa mungkin...Aku yakin akan ada celah yang bisa kita gunakan untuk menyerang balik," ucap Xuiao Gu.
Tiba-tiba dua pengawal di sebelah belakang Xuiao Gu tumbang dengan kepala terbelah.
Semua orang berteriak kaget. Bara Sena berhasil membuat kacau formasi mereka. Saat mereka tengah ribut dan kepanikan melanda, Bara pun kembali melakukan serangan.
"Kalian semua harus mati!"
Kembali sukma pemuda itu melesat dengan cepat ke arah para Pendekar dan pedang di tangan Bara Sena pun menebas tanpa ampun dan tak ada perlawanan sama sekali.
Crass!
Satu kepala terputus dan jatuh menggelinding ke tanah. Lalu terdengar lagi suara bacokan yang mengenai perut orang yang ada di sebelah korban dengan kepala buntung.
Kekacauan dan ketakutan membuat mereka menjadi semakin tidak bisa di atur. Bara menjadi semakin liar saat melihat ketakutan mereka. Dia berkelebat dengan cepat dan kembali menebas semua orang yang ada disana hingga menyisakan Xiao Gu dan satu Pendekar saja.
Lebih dari tiga puluh orang di tahap akhir Penempaan Tubuh tewas tanpa perlawanan. Xiao Gu yang menjadi penanggung jawab kelompok tersebut terlihat pucat sambil membawa pedangnya. Begitu juga dengan satu Pendekar yang tersisa.
"Apakah kau bisa berlari dengan cepat menuju ke tempat Tetua ke-3? Kau harus melaporkan kejadian yang terjadi disini..." bisik Xiao Gu.
"Tapi tetua..."
"Cepat lakukan saja. Biar aku menahan sosok tak terlihat ini...Jika kau berhasil kesana, paling tidak akan ada cara yang orang cerdas itu lakukan untuk menghadapi sosok tak terlihat ini," kata Xiao Gu.
Bara Sena tersenyum sinis.
"Kau pikir kau bisa pergi setelah mata ini melihatmu? Jangan harap...!"
Pendekar itu segera melesat ke arah atas. Dengan cepat Bara pun bergerak. Di saat yang sama Xiao Gu menghadang nya dengan Pedang di tangan.
Bara hampir saja terkena serangan. Untung dia dengan cepat menghindari pedang yang hampir mengenai dirinya tersebut.
"Lawanmu adalah aku makhluk pengecut!" kata Xiao Gu sambil menggerakkan pedangnya.
Bara tersenyum tipis. Jarinya bergerak cepat melempar dua jarum perak kearah pendekar yang berlari ke puncak bukit. Jarak antara Bara dengan pendekar itu sekitar tiga puluh tombak. Namun kecepatan lemparan Bara memang luar biasa hebat.
Jarum itu menembus kepala pendekar tersebut hingga tubuh si pendekar terjungkal ke tanah lalu jatuh berguling ke bawah lagi. Xiao Gu tertegun sesaat.
"Sial...Sebenarnya makhluk apa kau ini...?"
Bara Sena memutar pedangnya.
"Tanyakan itu pada pencabut nyawa...!" kata Bara Sena lalu melesat ke arah Xiao Gu.
Trang!
Lagi-lagi Xiao Gu berhasil menangkis serangan cepat Bara Sena. Kesal dengan serangan yang selalu berhasil di tangkis lawan, Bara Sena pun kembali menyerang dengan cepat tanpa henti.
Pedang Bara Sena menyambar punggung Xiao Gu hingga membuat pria itu menjerit keras. Namun anehnya Bara tidak melihat luka pada punggung tetua ke-5 di Sekte Utama tersebut.
"Sial...Dia mengenakan baju besi tipis...!? Merepotkan!" batin Bara Sena.
Xiao Gu mengangkat tangan kanannya lalu dia menghantam ke tanah dengan keras.
"Kau tak akan bisa mendekati ku lagi!" teriak Xiao Gu.
Tanah bergetar sesaat setelah tangan Xiao Gu menghantam tanah. Lalu dari dalam tanah muncul delapan pilar kecil yang mengurung tubuh Xiao Gu. Bara melompat mundur saat delapan pilar itu menutup pria tersebut.
"Dia mengurung dirinya sendiri di dalam pilar agar aku tak bisa menyerang? huh," Bara tersenyum tipis.
Dia membuat satu gerakan untuk merapal satu Pukulan Sakti miliknya.
"Kalau tak salah, nama Pukulan Sakti ini adalah Menarik Mata Langit...? Aku akan mencobanya..." ucap Bara Sena.
Dari telapak tangan kanan Bara Sena keluar aura kuning keemasan. Di dalam pilar yang melindungi tubuhnya, Xiao Gu merasakan aura tenaga dalam yang luar biasa kuat.
"Apa yang sedang terjadi diluar?" batin Xiao Gu.
Dia yakin dirinya akan baik-baik saja di dalam perlindungan pilar. Sementara kekuatan di telapak tangan Bara semakin membesar.
"Sepertinya sudah terkumpul inti kekuatannya. Waktunya untuk melepas kekuatan ini dan melihat hasilnya...Apakah akan berbeda dengan yang dilakukan Xiao Wang waktu itu atau tidak," kata Bara lalu melompat mundur.
Sambil melompat dia pun melepaskan Pukulan bernama Menarik Mata Langit tersebut ke arah pilar batu yang mengurung Xiao Gu.
Sinar kuning terang menderu ke arah delapan pilar tersebut.
BLAAAMMMMM!!!
Ledakan yang sangat keras mengguncang bukit Huangshan. Pijaran cahaya kuning terpancar ke udara hingga setinggi puluhan tombak. Gelombang ledakannya menyapu tubuh mayat-mayat yang tergeletak di tanah hingga beterbangan ke udara lalu jatuh berserakan bersama pohon-pohon yang tumbang.
Bara Sena tertegun melihat daya hancur kekuatan dari Pukulan Menarik Mata Langit yang dia ciptakan.
"Aku masih berada di tahap Awal Penempaan Tubuh namun bisa menciptakan kerusakan sehebat ini...Apa jadinya jika aku sudah membuka semua titik meridian secara sempurna? Bukankah aku bisa menghancurkan semua yang aku anggap membosankan?" ucap Bara sambil tersenyum lebar.
Di depan sana, lubang besar menganga dan mengeluarkan asap putih ke udara. Tidak ada jejak delapan pilar dan Xiao Gu yang bersembunyi di dalamnya. Semuanya lenyap oleh Pukulan Sakti Menarik Mata Langit.
Xiao Shin dan orang-orang yang ada di puncak bukit bangkit berdiri.
"Suara apa itu? Apakah jebakan yang kita pasang mempunyai daya ledak seadhsyat itu?" tanya Xiao Shin.
"Entahlah tetua ke-3. Tapi setahuku bahan peledak kita hanya cukup untuk meledak kan satu batu besar saja. Kalau melihat daya ledak dan getaran dari ledakan itu, saya yakin, itu bisa menghancurkan area seluas dua puluh tombak," kata pria bercadar hitam.
"Perasaanku mulai tidak enak. Sepetinya ada sesuatu yang terjadi di bawah sana...Coba kirim beberapa orang untuk menyelidiki apa yang terjadi pada kelompok tetua ke-5," perintah Xiao Shin.
Xia Yu membuka matanya. Dia terlihat sangat lemah. Cincin di jari kirinya menyala kebiruan.
"Dia selalu datang tak peduli bahaya apa yang akan menghadang nya...kakak Bara Sena...Aku ragu jika berita kau membunuh ayahku itu benar..." batin gadis itu.