Berpisah selama tiga tahun, berjumpa kembali dengan kondisi yang tambah menyakiti hati Askana Arga. Bagaimana tidak saat kembali berjumpa dengan pujaan hati Pricilla Anima dia tak sendiri lagi tapi bersama balita dan memanggil dengan sebutan *mama*.
Apakah itu anak Pricilla atau bukan, yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arbai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Di sebuah cafe, selebgram sedang berkumpul, rata rata terkenal lewat jalur kesedihan, menjual cerita sedih di media hingga menarik publik, menggiring opini sesuai keinginannya, meraup keuntungan untuk dirinya sendiri dan menghancurkan mental lawannya lewat kekuatan netizen yang mengetik hujatan tanpa belas kasih.
Neira menjadi salah satu anggota club para seleb itu, bahkan dia terbilang paling sukses menarik followers terbanyak, lewat postingan cerita sedihnya ia jadi terkenal, banyak yang iba dengan curhatan Neira, hingga di puji bagai malaikat oleh netizen dan Pricilla jadi sasaran hujatan. Tapi itu dulu, sekarang kebenaran mulai muncul satu persatu, walaupun masih banyak yang tak percaya tapi ada beberapa netizen yang mulai membuka mata dan berhenti mencetak dosa.
"Nei, Pricilla kok bisa nikah sama Presdir Wilders?" tanya teman seleb Neira
"Aku juga penasaran, bahkan acara wedding nya sangat privasi, hanya kalangan tertentu yang hadir" celetuk seleb lain
"Abangku saja wartawan yang cukup pro tidak mampu menembus masuk gedung pernikahan Presdir itu dan Pricilla" ujar seleb satunya lagi
"Tapi tayang di tv nasional kok, bahkan ibuku menjerit jerit baper saat kedua mempelai kissing di altar" katanya dengan ekspresi jengah
"Kalian menyakiti hatiku tahu, aku mencoba damai karna tak di undang, malah kalian bahas lagi di depanku" ucap Neira dengan nada sedih, ia memang sedih tapi kesedihannya timbul karena dengki di hatinya, bukan sedih seperti kata yang keluar dari mulutnya.
"What, kamu gak di undang?" kaget seleb di dekatnya
"Kalian tahukan, kakakku itu memutus hubungan denganku" ujar Neira dengan tampang sedihnya
"Sabar Nei" beberapa temannya memeluk Neira karena kasihan, tapi ada juga sebagian dari mereka hanya menyeringai tak setuju dengan ucapan Neira.
Dasar ular berbisa
Yang lain bisa kau kelabui tapi aku, tidak bisa
Ingin sekali ku remas moncongnya itu
batin dari beberapa seleb
*****
Sore hari Arga sudah kembali dari kantor.
Saat memasuki basement untuk parkir mobil, ponselnya berdering.
"Halo sayang" sapa Arga saat menjawab telepon tersebut
"Oh baiklah" Arga yang sudah ingin keluar dari mobilnya seketika terdiam mencerna permintaan yang ia dengar di ponselnya.
Arga kembali melajukan mobilnya keluar dari basement, penelpon tadi minta tolong untuk di belikan sesuatu.
Setelah membeli pesanan istrinya, ia kembali melajukan mobilnya menuju gedung Penthouse nya berpijak dan mengabari Ricill, ia segera sampai.
Saat mobilnya sudah terparkir sempurna, Arga masuk lift menuju lantai atas.
Tiing pintu lift terbuka, menandakan ia sampai di lantai kekuasaannya, Arga berjalan keluar beserta tentengan kantong plastik, kartu akses ia tempelkan di dekat gagang pintu, setelah scan berhasil ia masuk kerumahnya. Pemandangan pertama yang ia lihat adalah istrinya dan Amoy menyambutnya pulang, seketika rasa lelahnya bekerja sepanjang hari terbang begitu saja.
"Papa aku lindu" Amoy berlari memeluk kaki Arga
"Papa juga rindu"Arga membungkuk mengecup kepala Amoy dan beralih mengecup kening istrinya, dan Ricill salah tingkah mendapatkan perlakuan manis Arga.
"Papa, gendong" Amoy mengangkat kedua tangannya minta di gendong, dan Arga segera menggendongnya, tak dipungkiri ia juga rindu dengan bocah cerewet ini.
"Siniin tas kerjanya, dan kantong plastik itu" inisiatif Ricill mengambil bawaan Arga, karena terlihat ribet saat Amoy sudah ada di gendongan nya.
Mereka berjalan keruang tamu
"Papa apakah sudah ada adik bayi?" celetukan Amoy membuat langkah Ricill terhenti
"Eeeh," Arga bingung harus menjawab apa
"Papa, di mana adik bayiku" Amoy bertanya lagi
"Amoy, adik bayi itu tidak langsung ada, perlu usaha dan doa yang panjang" kata Arga kemudian
"Oh gitu yah, sebental lagi aku masuk sekolah Lo Papa"
"Waaah, Amoy ternyata udah besar ya" seru Arga
"Makanya aku mau adik bayi kalna Amoy udah besal" Arga dan Ricill saling menatap mengira perbincangan tentang adik bayi itu sudah berakhir, ternyata masih berlanjut
Berbagai cara Ricill mengalihkan topik adik bayi itu hingga Amoy melupakan permintaan nya, tapi saat Amoy lupa, Arga menjahili Ricill
"Setelah ini kita buat adik bayi" bisiknya
"Kakaaaak" kesal Ricill
Melihat kekesalan itu, Arga mengigit gemas pipi Ricill
"Jangan cemberut seperti itu, kau seperti menggoda ku, bagaimana kalau aku tak tahan dan menerkam mu di sofa ini" kata Arga di selingi kekehan jahil
"Jangan gila ya" Ricill semakin tak mengenal Arga ketika menjadi suaminya, seingatnya Arga tak seperti ini. Kenapa tiba tiba jadi mesum begini.
"Aku ke kamar dulu yaa" Arga beranjak dari sofa tetapi belum melangkah ia menjatuhkan diri lagi di samping istrinya
Cup
Mengecup bibir istrinya bahkan sambil memeluk erat pinggangnya.
"Kau berhasil menggodaku dengan tampilan mu hari ini" bisik Arga
Ricill melihat baju yang ia pakai, ia memang memakai baju dress rumahan yang bertali tipis, bahkan tempat favorit Arga muncul sedikit.
"Kak mandi dulu sana" tutur Ricill lembut, takut Arga menerkamnya tanpa tahu situasi
"Cium dulu" rengeknya
"Mandi dulu" tawar Ricill
"Hmmm baiklah" Arga berdiri, enggan meninggalkan istrinya tapi situasinya kurang tepat.
Saat berjalan menuju kamarnya Arga berpapasan dengan suster Amoy.
"Sus, minta tolong panggilkan Ricill, saya kesusahan mencari baju santai yang sudah ia pindahkan" alibi Arga
"Baik tuan" jawab suster dan segera menghampiri Ricill di ruang keluarga
Arga segera masuk ke kamarnya dengan ekspresi jahilnya.
Tak berselang lama Ricill muncul.
"Kak, baju seperti apa yang kakak cari?" tanya Ricill serius
"Baju yang pernah aku pake saat Reza kesini" jawabnya asal
"Baiklah"
Ricill masuk keruang ganti tanpa lama ia menemukan baju itu.
"Kak aku simpan di mana baju ini?" teriak Ricill karna Arga sudah ada di dalam kamar mandi
"Masukin kesini, aku mau langsung memakainya" Ricill mendengar perintah Arga dan menuruti tanpa curiga, membuka pintu kamar mandi tak terkunci, tanpa persiapan ia tersentak saat Arga menariknya ikut masuk.
"Kakaaak" Ricill mendongak ke arah wajah Arga yang sudah basah.
"Mana bajunya?"
Sepasang baju itu terjatuh kelantai karena pergerakan tiba tiba saat di tarik oleh Arga
"Waah kamu harus di hukum sudah menjatuhkan bajuku" berbisik di telinga Ricill
"Kakak yang menarikku tadi" mencoba membela
"Hukuman apa yang cocok untukmu" Menghiraukan pembelaan Ricill
"Apa yang seperti ini?"
"Aakshhh" desis Ricill saat Arga menyesap lehernya
Arga menuntun tubuh Ricill kedepan cermin, mereka menghadap ke cermin, melihat keintiman mereka di cermin itu, Arga yang berada di belakang Ricill memeluknya erat, menyandarkan wajahnya di pundak Ricill dan sesekali menyesap leher jenjang di depan wajahnya.
Tangan Arga yang sudah tak terkendali sudah masuk ke baju Ricill, merem*s tempat favoritnya, Ricill malu melihat bayangannya di cermin tapi juga candu baginya.
Mereka bercumbu di dalam kamar mandi sore itu hingga malam menyapa.
Sedangkan di luar, di meja nakas, ponsel Ricill dan Arga bersahutan berdering, tapi si empunya masih sibuk bertukar peluh dan kenikmatan di dalam sana.
TBC
Jangan lupa like, komen and vote
Terimakasih sudah mampir♥️