Aku selalu tersakiti.
Tetapi, aku tidak membencinya.
Tidak. Seditikpun tidak.
Bahkan aku selalu berdoa untuknya.
"BANGSAT!!!, Ngapain kamu disitu? atau biar semua orang tahu kalau kamu adalah orang paling tersakiti? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juu_30, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 32 Aku Tidak Peduli
Dirgantara Home
"Ayah...... kenapa dia selalu nolak aku? ". Kata Vaiser kepada ayahnya.
Setelah pulang dari rumah Bara tadi, Vaiser langsung mengatakan semua apa yang terjadi kepada Nickolas ayahnya.
"Sabar sayang, ayah akan berusaha agar dia bisa menerima kamu, apapun alasannya". Kata Nickolas menenangkan Putrinya.
Kata-kata Nickolas mampu membuat Vaiser tenang dan menyunggingkan senyumnya.
Ia tidak sabar ingin membuat Vasca jatuh lagi karena kehilangan Bara.
"Gue penasaran aja si, lo bisa hidup gk setelah kehilangan dia". Kata Vaiser datar.
"Udah sayang.... ayo makan, ajak kakak juga". Kata Nickolas sambil mengelus rambut panjang Putrinya.
Vaiser langsung melangkahkan kakinya ringan menuju ke kamar kakaknya Vasco.
"Kak, dipanggilin ayah tuh, makan". Kata Vaiser kepada Vasco, yang sedang bermain game.
"Iya dek... duluan aja, nanti kakak turun kok". Kata Vasco pelan sambil kembali memainkan ponselnya.
"Buruan Kak, ayah udah nunggu lama". Kata Vaiser lagi.
"Oke ayo". Jawab Vasco sambil merangkul tubuh Vaiser dan turun menuju ke ruangan makan.
"Malam ayah". Sapa Vasco kepada Nickolas.
"Malam sayang, ayo makan". Kata Nickolas.
Vasco lalu mengambil makanan, dan duduk tepat di hadapan ayahnya. Mereka membicarakan banyak hal dan saling berbagi cerita.
"Ayah... kapan-kapan ajak Bara kesini ya". Kata Vaiser sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Boleh sayang ". Kata Nickolas dengan tersenyum.
"Bara siapa yah? ". Tanya Vasco yang tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Nickolas dan Vaiser.
"Oh ya Vasco, ayah berpikir untuk menjodohkan Bara sama Vaiser". Kata Nickolas tenang.
"Bara siapa ayah? ". Tanya Vasco masih bingung.
"Bara Aldevaro, anak dari rekan bisnis ayah. Orang tuanya sudah setuju.
Vasco mencerna semua penjelasan ayahnya, dengan perasaan kaget dan juga tidak percaya karena dia tau siapa itu Bara.
"Ayah, Bara itu pacarnya Vasca kan? ". Tanya Vasco datar.
"Iya Vasco, kenapa? ". Tanya Nickolas.
"Ayah, kenapa gitu lagi, Vasca hanya punya Bara ayah, masih ada cowok lain, kenapa harus Bara? ". Kata Vasco menaikkan suaranya.
"Vasco, kamu tahu kan kalau ayah tidak suka dibantah? ". Kata Nickolas dingin.
"Tapi kan ayah, Vasca udah gk ganggu kehidupan kita, biarkan saja dia bahagia ayah". Kata Vasco memberikan masukan.
"Biarkan dia pergi dari sini ". Kata Nickolas lalu bangun dari kursinya, dan pergi dari situ.
"Dek, kenapa sebenarnya? ". Tanya Vasco kepada Vaiser.
"Kakak pasti tahu, apa tujuan aku". Kata Vaiser dengan tegas.
Vasco memijit kepalanya yang terasa sakit. Ia tahu apa yang direncanakan oleh Vaiser dan ayahnya.
Vaiser sebenarnya tidak mencintai ataupun menyukai Bara, hanya saja Vaiser ingin Vasca merasa kembali terpuruk karena kehilangan.
"Bunda, apa yang harus Vasco lakukan? ". Tanya Vasco kepada bundanya yang mustahil mendengarnya dan memberikan jawaban.
Vaiser kembali ke kamarnya dengan tersenyum penuh kemenangan. Ia yakin cepat atau lambat, Bara pasti akan pergi dari kehidupan Vasca.
Vaiser membuka ponselnya dan melihat foto Bara sedang bermain basket, yang ia ambil dari unggahan instagram milik Bara.
"Ganteng juga kamu Bara". Kata Vaiser sambil memperbesar layar ponselnya.
"Ha... ha... ha... Vasca, Vasca kasian banget si kamu". Kata Vaiser dengan tertawa. Ia kembali menertawakan Vasca yang sebentar lagi akan hancur karena dirinya.
🌹🌹🌹
Sudah 3 hari ini, Vasca sudah mulai bekerja di sebuah caffe tempat yang direkomendasikan oleh Bara. Meskipun ia tidak mau, tapi ia harus berusaha karena banyak biaya yang harus ia butuhkan nantinya. Walaupun keadaan hatinya sedang kacau memikirkan semua apa yang terjadi, tapi ia tetap memaksakan dirinya untuk tetap kuat.
Vasca mengerjakan semua tugasnya dengan tulus dan terlatih. Ia bersyukur karena mendapatkan tempat yang bagus dan juga memiliki atasan dan rekan yang baik kepadanya.
Pukul delapan malam, Vasca keluar dari Caffe, karena waktunya bekerja sudah selesai.
Vasca melewati jalanan yang sedang ramai, ia sendirian berjalan kaki karena dirinya tidak punya banyak biaya untuk naik angkot ataupun taksi.
Tin... Tin... Tin
Suara klakson mobil berbunyi, membuat Vasca berhenti dan menoleh ke sumber suara.
"Udah pulang Ca? ". Tanya Bara sambil membuka pintu mobilnya. Sudah 3 hari ini, satu pesannya tidak pernah dibalas oleh Vasca membuat dirinya seperti tidak ada semangat hidup.
"Aku antar ya". Tawar Bara kepada Vasca.
Vasca melihat Bara, dan kemudian menggeleng kepalanya.
"Gk Bara, aku gk mau dikira pengganggu ". Kata Vasca yang berbalikan dengan hatinya. Jika mulutnya ingin Bara pergi, tapi tidak dengan hatinya. Hatinya Menginginkan Bara untuk menemani, dan kembali menjadi tempat sandarannya.
"Kenapa Ca... maafkan aku, aku janji akan cari jalan keluarnya ". Kata Bara sambil mengelus rambut pendek Vasca yang dibiarkan tergerai.
"Tidak Bara. Dari awal aku udah bilang sama kamu, hubungan kita tidak akan pernah berhasil dan bertahan lama. Kamu tahu Bara, aku adalah orang yang paling dibenci oleh orang lain, termasuk keluarga aku sendiri. Mereka pasti akan melakukan apa saja agar bisa membuat aku terluka Bara, termasuk merebut kamu dari aku. Ini yang aku takutkan Bara. Kamu tahu, aku tidak sehebat mereka. Mereka bisa melakukan apa saja yang mereka mau, hanya dalam sekejap mata, sedangkan aku Bara, aku harus bekerja keras untuk apa yang aku mau". Kata Vasca panjang lebar sambil terisak.
"Jangan nangis Ca, aku akan berusaha cari jalan keluarnya ". Kata Bara sambil membawa Vasca dalam pelukannya. Hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum mendengar Vasca berkata seperti itu. Ia tahu bahwa ini bukan hal sepele.
"Please Bara.... jangan buat aku sakit lagi. Lepaskan aku Bara, aku takut jatuh lagi". Kata Vasca sambil terisak pelan.
"Kenapa ngomong gitu Ca? " Tanya Bara dengan suara datar dan dingin.
"Bara... Kak Vaiser dan ayah akan melakukan hal apa saja kalau kamu semakin dekat sama aku. Tolong Bara, percaya sama aku ". Kata Vasca sambil melepaskan tangan Bara.
"Jangan egois Ca". Kata Bara sedikit membentak.
"Kenapa Bara?.... Kamu gk tahu rasanya Bara, kamu gk tahu betapa sakitnya hati aku Bara ketika mereka memperlakukan aku seperti ini... Please Bara, percaya sama aku, jauhi aku dulu sampai keadaan nya benar-benar sudah membaik". Kata Vasca pelan.
"Jangan Ca, itu sama aja kamu memberikan kesempatan untuk Vaiser untuk mendekati aku lebih jauh". Tolak Bara.
"Terus kamu mau aku tambah sakit Bara? ". Tanya Vasca dengan suara bergetar.
"Tidak Ca, sedikitpun tidak.... Masih ada cara lain Ca, tolong jangan pake cara ini, jangan kembali menyakiti satu sama lain Ca.... Tetap bersama aku, agar aku bisa mencari jalan keluarnya". Kata Bara memohon.
"Bara, ini hanya sementara, kita bisa kembali lagi bersama setelah masalah ini benar-benar berakhir ". Kata Vasca pelan.
"Gk Ca, aku gk setuju, aku gk akan peduli apapun, aku akan tetap bersama kamu, apapun yang terjadi". Kata Bara yang kembali mematahkan benteng pertahanan Vasca untuk kedua kalinya.
🙏