Pesona Cinta Kakak Sahabatku

Kahfi memilih salah satu tempat camp yang cukup ramai dan terkenal disana. Tempat itu bukan hanya memberikan pemandangan yang indah, tapi di sekelilingnya juga terdapat curug dengan air yang jernih.

Kahfi mendirikan tenda sendirian, sementara istrinya tampak duduk sambil memperhatikannya.

“Suami gue ganteng banget ya, bersyukur banget nggak jadi nikah sama kudanil, malah dapet cowok yang suka ngajak main kuda-kudaan.” Gumam Tania, sambil terus memperhatikan Kahfi.

Kahfi yang keren menurut Tania itu tampak beberapa kali mengibaskan rambutnya ke belakang atau merapikan bajunya yang terlipat karena ia jongkok.

“Si Raina kenapa nggak dari dulu bilang kalo punya abang sekeren ini.” Lagi, Tania masih bergumam sambil mengagumi suaminya.

Tania lekas memasang wajah yang manis begitu sang suami berjalan mendekatinya, dan langsung duduk di sebelahnya.

“Capek nggak?” Tanya Kahfi, sembari mengusap pinggang istrinya.

Tania menggeleng. “Nggak kok, orang dijalan kerjaanku cuma nyender sama kamu.” Jawab wanita itu.

Kahfi terkekeh. “Makan dulu yuk, kamu belum makan dari tadi kan.” Ajak Kahfi.

“Kamu juga belum.” Balas Tania.

Kahfi manggut-manggut, kemudian ia menggandeng tangan istrinya untuk ke tenda dan mengambil makanan yang tadi sempat mereka beli.

“Kamu jago banget diriin tenda, Mas. Dulu sering camping, ya?” tanya Tania sembari masuk ke tenda.

“Iya, dulu aku sama Arya sering camping. Kita juga ikut komunitas juga, tapi semenjak kerja udah nggak pernah ikut-ikutan.” Jawab Kahfi tanpa menatap istrinya.

Tania menekuk wajahnya saat sang suami menyebut nama ‘Arya’ dia nyaris berpikir macam-macam lagi saat membayangkan kalo sang suami dan Arya hanya camping berdua saja di tengah hawa dingin.

“Kok ngelamun, Sayang?” tanya Kahfi.

Tania tersadar dan buru-buru menggeleng. Dia pun menyajikan makanan yang mereka beli sebelum naik tadi, dan nanti malam rencananya hanya akan masak mie saja.

Karena mereka berada di alam terbuka dan beberapa tenda juga ada disana, tidak mungkin mereka berpikir untuk produksi disana.

Liburan singkat ini hanya akan mereka manfaatkan untuk melepas penat dan menghabiskan waktu berdua.

“Abis ini main ke curug ya, biar seger badan kamu.” Ajak Kahfi.

Tania mengangguk, kemudian menyuapi suaminya. “Enak nggak?” tanya wanita itu.

“Enak, ditambah disuapin sama istri jadi tambah enak.” Jawab pria itu.

Setelah makan, mereka pergi ke air terjun yang tadi Kahfi bilang. Dan memang benar, disana ramai ada curug dengan air yang jernin, juga dingin.

“Hmmm enak banget, adem …” Gumam Tania, memejamkan matanya tenang.

Kahfi memperhatikan istrinya, untuk yang kesekian kalinya dia merasa kagum dan terpesona pada sosok Tania.

“Mas, aku mau kesitu nanti kamu fotoin ya.” Ucap Tania menunjuk ke arah batu besar.

“Licin, Sayang. Disini aja ya,” balas pria itu lembut.

Tania mengangguk tanpa bantahan. Wanita itu lekas memasang pose sambil suaminya terus menekan tombol kamera.

“Ih bagus bagus ya fotonya.” Ucap Tania senang.

“Cantik amat sih.” Kahfi memuji, sambil menyelipkan rambut Tania ke belakang telinga.

“Gombal terus …” Timpal Tania malu-malu.

“Naik itu yuk, Mas.” Ajak Tania, menunjuk ke atas dimana ada outbond.

“Nggak takut?” Kahfi menatap istrinya penuh selidik.

“Nggak takut kalo naiknya dipeluk kamu.” Jawab Tania cengegesan.

Tania dan Kahfi pun tidak jadi naik, mereka menikmati air terjun saja yang terasa menyegarkan itu.

Hari semakin sore, Kahfi dan Tania memutuskan untuk kembali ke tenda dan mandi karena baju mereka cukup basah usai main di air terjun.

“Dingin …” Bisik Tania sembari memeluk handuknya.

“Nanti aku bikinin teh anget, mandi dulu ya …” Tutur Kahfi.

Tania pun lekas pergi ke kamar mandi yang untungnya tidak antri. Dia juga ditemani suaminya yang berjaga di luar, dan bergantian mandi sebelum hari semakin gelap.

Selesai mandi, Tania benar dibuatkan teh anget oleh suaminya. Kahfi itu memang baik, dan sangat perhatian pada istrinya.

“Masih dingin nggak?” tanya Kahfi, mendekap istrinya lembut.

Banyak pasangan lain juga yang seperti Kahfi dan Tania. Cukup sampai segitu saja, jika mau lebih mereka akan melakukannya di rumah.

“Nggak terlalu, Mas. Kamu juga minum, supaya nggak dingin.” Tutur Tania, menyodorkan gelas teh miliknya.

Kahfi pun menenggak minuman yang istrinya berikan. Jelas gelas yang sama, jangankan gelas, ludah saja sudah saling merasakan.

“Aku kok ngantuk ya, Mas. Nggak jadi makan mie deh, aku mau tidur.” Ucap Tania sembari mendusel ke tubuh suaminya.

“Yaudah, aku usap-usap biar pulas.” Balas Kahfi, mengusap bahu dan punggung Tania.

Tempat camping itu tidak terlalu hutan, masih ada sinyal meski hilang-hilangan. Kahfi menerima pesan dari adiknya yang memberikan foto gambar komenan di postingannya.

“Ini si perempuan itu pasti kan, Bang?”

“Awas lu macem-macem sama Tania, gue yang labrak kalo temen gue disakitin.”

Kahfi menghela nafas, dia memilih untuk tidak membalas dan malah memeluk tubuh istrinya. Ini waktu mereka berdua, tidak boleh ada yang mengganggu.

SIAPA SIH??

Bersambung ..................................