Jangan dibaca jika tidak tertarik dengan jalan ceritanya!
Mia seorang gadis yatim piatu. Ia tinggal bersama dengan neneknya. Pada suatu hari tetangganya yang bernama Ibu Ecin hendak pensiun dari pekerjaannya karena sudah tua. Ia meminta Mia untuk menggantikannya menjadi juru masak di rumah Adrian.
Adrian seorang pengusaha muda. Orang tuanya sudah lama meninggal. Ia harus berjuang sendiri meneruskan perusahaan milik orang tua. Untuk mengatasi rasa stresnya Adrian sering mengunjungi pub dengan minum minuman keras dan berkencan dengan beberapa wanita.
Kehidupan Andrian menjadi terganggu setelah Mia menjadi juru masak di rumahnya. Bagaimana dengan cerita selanjutnya? Baca sampai selesai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deche, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Makam Pak Dandi
Setelah Mia memilih bunga yang ia mau dan dijadikan buket, Adrian membayar semua bunga yang ia beli. Mia kaget mendengar jumlah nominal yang harus Adrian bayar.
“Mas, mahal sekali bunganya,” bisik Mia.
“Nggak apa-apa,” jawab Adrian.
Mia membawa buket bunga miliknya, sedangkan Adrian membawa ketiga buket bunga yang ia pesan.
“Itu bunga untuk siapa?” tanya Mia melihat Adrian membawa tiga buket bunga.
“Nanti juga kamu tahu,” jawab Adrian.
Adrian membuka pintu belakang, ia menaruh buket Bungan di kursi belakang.
“Bunga kamu mau ditaruh di belakang atau mau dipegang?” tanya Adrian.
“Dipegang saja,” jawab Mia. Adrian membukakan pintu mobil untuk Mia. Mia masuk ke dalam mobil. Adrian menutup kembali pintu mobil. Lalu ia masuk ke dalam mobil melalui pintu bagian kemudi. Adrian menyalakan mesin mobil lalu memasang seatbelt. Ia melihat Mia yang sedang menc1um buket bunga.
“Loh kok, bunganya yang dic1um terus? Yang membelikan bunga tidak dic1um?” tanya Adrian sambil mengemudikan mibilnya.
“Nggak, boleh! Belum halal,” jawab Mia sambil asyik memandangi bunga yang berada di tangannya.
“Kalau sudah halal, Mas rela dikecup sama kamu setiap hari,” ujar Adrian.
“Apa, sih!?” Mia melirik dengan wajah yang kesal. Adrian tertawa melihat wajah Mia yang kesal.
Adrian mengemudikan mobilnya menuju ke pemakaman yang berada di daerah Menteng Atas. Ia membelokkan mobilnya menuju ke TPU Menteng Pulo dua. Mia membaca plang yang bertuliskan “TPU Menteng Pulo Dua.”
“Kita mau ke makam siap, Mas?” tanya Mia.
“Ke makam papah kamu,” jawab Adrian sambil memarkirkan mobilnya. Mendengar perkataan Adrian, Mia langsung diam. Matanya langsung berkaca-kaca. Adrian menoleh ke Mia, ia melihat gadis itu menangis.
“Kamu bik-baik saja?” tanya Adrian. Mia menjawab dengan mengangguk, namun ia masih terus saja menangis. Adrian membiarkan Mia menangis.
“Menangislah! Agar perasaanmu menjadi lega,” kata Adrian.
“Mia mau ke makam papah,” ujar Mia sambil sesgukan.
“Iya, sekarang kita ke makam papah.” Adrian mengambil tissue yang berada di atas dashboard lalu diberikan kepada Mia.
“Hapus dulu air matanya!” kata Adrian. Mia mengambil tissue dari tangan Adrian lalu menghapus air mata yang mengalir di wajahnya.
Adrian turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Mia lalu Mia turun dari mobil. Adrian mengambil salah satu buket bunga dari kursi belakang.
“Bisa jalan, nggak?” tanya Adrian melihat Mia terlihat lemas.
“Bisa,” jawab Mia.
“Pegang lengan Mas!” kata Adrian.
Mia memegang lengan Adrian dengan kedua tangannya. Dia mirip seperti anak kecil yang memegang lengan kakaknya. Mereka berjalan menuju ke makam Pak Dandi.
Area makam di Menteng Pulo cukup luas. Agar mudah mencari makam Pak Dandi, Adrian bertanya kepada petugas yang biasa membersihkan makam.
“Pak, tahu makam Pak Dandi Utomo?” Adrian bertanya kepada salah satu petugas yang biasa membersihkan makam.
“Dandi Utomo?” tanya petugas itu.
“Yang meninggalnya tahun dua ribu tiga,” kata Adrian.
“Oh, makam yang itu. Sebelah sini, Pak.” Petugas itu mengantar Adrian dan Mia menuju makam Pak Dandi. Mereka berjalan melewati banyak makam. Sampai akhirnya petugas itu berhenti di sebuah makam yang ditanami rerumputan.
“Ini makamnya, Pak.” Petugas itu menunjuk ke makam itu. Adrian membaca batu nisan makam tersebut. Tanggal lahir dan tanggal meninggal sesuai dengan foto yang diberikan oleh Ryan.
Adrian memberikan uang kepada petugas itu.
“Terima kasih, Pak,” ucap Adrian. Petugas itu meninggalkan mereka.
Mia langsung menangis ketika melihat makam papahnya. Ia jongkok di sebelah makam papahnya.
“Papahhhh.” Tangisan Mia pecah. Ia memeluk batu nisan sambil menangis.
“Papahhh.”
Adrian terharu melihat Mia yang sedang menangis. Ia menaruh buket bunga di atas makam Pak Dandi.
Selamat, Om. Om telah berhasil menipu anak sendiri, ucap Adrian di dalam hati.
Setelah puas menangis, Mia langsung membaca Al Fatihah dan mendoakan untuk papahnya. Selesai mendoakan papahnya Mia mengajak Adrian pulang. Mereka kembali ke mobil.
“Bagaimana? Sekarang sudah lega?” tanya Adrian. Mia sedang menghapus air matanya dengan menggunakan tissue.
“Iya, Mas. Lega sekali,” jawab Mia dengan senang.
Adrian menyalakan mesin mobil lalu memakai seatbelt.
“Sekarang giliran kamu menemani Mas,” kata Adrian.
“Menemani kemana?” tanya Mia.
“Menemani ke makam orag tua Mas,” jawab Adrian.
“Iya, Mas,” jawab Mia.
Adrian menjalankan mobilnya menuju ke TPU Tanah Kusir.
***
Hari sudah sore ketika mereka sampai di TPU Tanah Kusir karena lalu lintas di Jakarta sudah mulai padat. Jam sudah menunjukkan pukul lima lebih tiga puluh menit. Suasana di TPU Tanah Kusir sudah mulai sepi. Adrian turun dari mobil lalu membukakan pintu untuk Mia, lalu ia mengambil dua buah buket bunga yang berada di kursi belakang. Adrian menutup kembali pintu mobil.
“Ayo,” ajak Adrian. Adrian berjalan menuju ke tengah-tengah pemakaman. Mia mengikutinya dari belakang. Akhirnya sampailah mereka di makam orang tua Adrian. Adrian menaruh buket bunga di makam orang tuanya. Ia jongkok di sebelah makam orang tuanya.
“Mah Pah. Adrian datang bersama calon istri Adrian,” kata Adrian. Seolah-olah kedua orang tuanya mendengar perkataannya.
“Namanya Mia. Dia gadis yang cantik dan soleha. Dia tetangga Ibu Ecin,” lanjut Adrian.
“Mamah dan Papah masih ingat Ibu Ecin, kan?” tanya Adrian.
Mia memperhatikan Adrian yang sedang mengajak bicara makam orang tuanya.
“Sekarang Adrian tidak sendiri lagi. Ada Mia yang menemani Adrian,” kata Adrian.
Lalu Adrian mulai berdoa. Ia membacakan Al Fatiha dan mendoakan kedua orang tuanya. Setelah selesai mereka pun pulang.
“Kamu mau makan malam di mana?” tanya sambil fokus menyetir. Mobil Adrian jalan merayap karena lalu lintas sudah mulai macet.
“Makan di rumah saja, Mas,” jawab Mia.
“Nggak mau makan di luar? Barangkali ada makanan yang ingin kamu cicipi,” tawar Adrian.
“Pulang saja, Mas. Sebentar lagi mau magrib,” kata Mia.
“Nggak apa-apa. Kan bisa sholat magrib di masjid,” jawab Adrian.
Mia berpikir sejenak.
“Mia mau makan yang dimasak sendiri,” jawab Mia.
“Makanan yang dimasak sendiri?” tanya Adrian bingung.
“Itu loh, Mas. Yang di atas mejanya ada kompor,” jawab Mia.
“Oh, restaurant Jepang all you can eat?” tanya Adrian.
“Mia tidak tau namanya,” jawab Mia.
“Oke, siaplah,” kata Adrian.
“Tapi yang halal ya, Mas!” ujar Mia.
“Iya, Neng Mia,” jawab Adrian.
Tiba-tiba terdengar suara adzan magrib berkumandang dari ponsel Mia.
“Sudah adzan magrib. Kita cari masjid dulu,” kata Adrian.
Kebetulan mereka melewati masjid Pondok Indah, Adrian langsung membelokkan mobilnya ke masjid tersebut. Ia memarkirkan mobilnya di tempat parkir masjid lalu mematikan mesin mobilnya.
“Mia tunggu di mobil saja. Mia sedang tidak sholat,” kata Mia.
“Oke,” jawab Adrian tanda mengerti.yang dimaksud oleh Mia. Adrian membuka kaca mobil.
“Mas sholat dulu, ya. Kalau ada apa-apa tekan saja klakson mobil.” Adrian menekan klakson mobil dan terdengar suara klakson mobil.
“Bisa, kan?” tanya Adrian.
“Bisa, Mas,” jawab Mia.
Adrian turun dari mobil lalu berjalan menuju ke masjid.
Mekkah ada di Jannatul Ma'la
Madinah ada di Baqi (berdampingan dengan masjid Nabawi tempat baginda Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wassalam beserta 2 sahabat nabi terdekat)
terus esok harinya baru pembukaan 5 terus baru diperiksa katanya jalan lahirnya Sempit dan akhirnya Operasi Cesar...🤔🤔🤔🤔
durenya Di Skip... biar yang baca pikirannya tidak Traveling kemana -mana..🤔🤔🤔...😄😄😄