NovelToon NovelToon
BIDADARI SANG PENAKHLUK

BIDADARI SANG PENAKHLUK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Tsabita

Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.

Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.

Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.

Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

" Tuan, nona Kiya!" Daffa menahan tangan Azzam.

Mendengar nama Kiya, Azzam tersadar. Ia menghempaskan tubuh Marsya yang sudah seperti ikam kehabisan nafas, segera ia menghampiri Kiya yang masih berada disudut ruangan.

" Kau urus wanita gila ini!!!" Azzam menegaskan perkataannya kepada Daffa

" Sayang!!" Mata Azzam terlihat sangat khawatir, melihat Kiya yang meringis dengan lengannya yang sudah basah oleh cairan berwarna merah dan beberapa serpihan yang masih menancap disana.

Azzam menarik tubuh Kiya dan menggendong ala bridal style menuju ruang pribadinya, Kiya hanya bisa terdiam melihat perlakuan Azzam kepadanya. Menurunkan Kiya pada tempat tidur, dan ia menggambil ponsel dari dalam saku jasnya bermaksud untuk menghubungi Gabriel.

" Jangan, jangan hubungi kak Gabriel tuan. Aku mohon." Tangan Kiya menahan tangan Azzam.

" Tapi lukamu, sayang! Harus cepat diatasi." Azzam menatap Kiya dengan penuh kecemasan.

" Bisa sama dokter yang lain nggak?" Ucap Kiya pada Azzam, ia tidak ingin memancing amarah Gabriel dengan keadaannya saat itu.

Ghina hanya menjadi penonton terbaik, diam dan fokus melihat apa yang ada dihadapannya. Setelah Kiya mengucapkan kalimat untuk mencari dokter lain, terdengar tepukan tangan yang sangat keras dari arah belakang punggung Azzam.

Prok

Prok

Prok

" Bagus, bagus, baguuuss!!! Sudah pintar ya, kenapa nggak mau sama kakak? Punya adik satu, tapi keras kepalanya mengalahkan iblis ini. Minggir kau!" Gabriel muncul dari balik punggung Azzam dan menyenggol bahunya dengan sangat kuat.

Mata Kiya melebar, melihat Gabriel sudah berada disana. Dari kejauhan, Daffa tersenyum penuh kemenangan. Karena dialah yang menghubungi Gabriel, rasa khawatir pada Kiya menular dalam dirinya. Kiya hanya memutar bola matanya dengan sangat malas.

" Aaaa ". Kiya berteriak, disaat Gabriel menyentuh tangannya.

" Kenapa nggak mau kakak tau? Sudah mulai berani ya!" Gabriel sangat kesal dengan kejadian ini, apalagi melihat luka pada lengan Kiya.

" Tutup mulutmu, cepat lakukan tugasmu. Tidak usah banyak bertanya." Azzam merasa tidak suka Kiya terlalu dekat dengan Gabriel, jiwa cemburunya sangat besar.

Terjadi berdebatan diantara dua pria tersebut, membuat Kiya pusing dan menahan rasa sakit lebih lama. Kiya berdiri dari duduknya dan melayangkan cubitan yang kuat, tepat pada perut mereka berdua.

" Aaakkhhh! Sakit Kiya!!" Teriak Gabriel, karena baru kali ini ada yang berani mencubitnya.

" Nggak usah jadi dokter, kalau mulutnya ngomel-ngomel terus kayak tukang gosip dan membiarkan pasien menahan sakit." Kiya melotot kepada Gabriel. Lalu Kiya melayangkan cubitan kedua, kepada Azzam.

" Aaaakkkhh! Kenapa mencubit sayang!!". Azzam protes dengan adanya cubitan tersebut.

" Jangan berdebat disaat ada pasien yang harus segera ditangani, jika masih terjadi. Biar Kiya coret dari calon suami, mau??!" Ancaman Kiya lebih menyeramkan bagi Azzam, seketika itu juga Azzam luluh kepadanya.

" Ya ampun, sayang! Corat coret saja, tidak akan aku biarkan ada orang lain yang menjadi suamimu selain aku, Azzam Arsalaan. Camkan itu!!" Dengan tegas, Azzam menyakini hal tersebut kepada Kiya.

" Percaya diri banget, ini jadi nggak sih mau ngobatinnya? jika masih berdebat, biar tuan Daffa saja yang mengobatinya!" Ucap Kiya yang mulai jengah dengan sikap posesif kedua pria itu.

" Tidak boleh". Gabriel dan Azzam berteriak dengan lantang, secara bersamaan.

Daffa yang menerima hal tersebut, langsung kabur dengan langkah seribu yang ia punya. Daripada menyerahkan nyawanya untuk diadili oleh kedua orang pria itu, lebih baik ia memilih untuk menggurus wanita siluman tadi.

Ghina menggelengkan kepalanya, melihat sikap Azzam dan Gabriel yang sangat bucinnya. Yang satu bucin karena sang adik dan satunya lagi bucin dengan calon istri katanya.

" Ki, sini mbak bantuin. Itu darahnya banyak banget." Ghina menyapu aliran darah yang sudah mengalir sampai ke pergelangan tangan Kiya menggunakan tissue.

Gabriel menyudahi sikap konyolnya dengan Azzam, mendekati Kiya yang masih meringis. Ia membuka tas peralatan medis yang dibawanya, mengambil alat-alat yang ia perlukan.

" Tolong ambilkan air hangat dan handuk". Titah Gabriel kepada Ghina, yang dijawab dengan anggukan kepala.

Gabriel bermaksud untuk menggunting kain pakaian di bagian yang terkena luka, namun tangannya tertahan oleh telapak tangan yang kekar, siapa lagi kalau bukan tangan Azzam.

" Hei, kau mau apa? Jangan coba-coba untuk mesum, hah!!" Azzam sangat tidak ingin jika Kiya disentuh oleh pria lain. Hingga mereka berdua kembali berdebat, Kiya sudah sangat jengah dengan mereka berdua.

" Stop!!! Kalau masih mau berdebat, lebih baik tidak usah di obatin." Bentak Kiya dengan emosi yang sedikit meninggi.

" Jangan!!!" kembali mereka berdua menjawab secara bersamaan.

" Dasar kalian pria egois!"

" Iya, iya. Dasar bawel, sini tangannya. Kalau tidak mau disentuh, obatin sendiri!" Tegas Gabriel kepada Azzam, sebelum mulutnya mengeluarkan kata-kata yang membuat dirinya emosi.

Ghina datang dengan membawa baskom kecil yang berisikan air hangat dan juga handuk kecil, Gabriel melupakan sesuatu yang sangat penting. Obat bius! Ya, dia lupa membawanya. Alhasil, Gabriel memulai melepaskan serpihan vas bunga tersebut yang sebelumnya sudah meminta persetujuan Kiya.

" Sakit !!!" Kiya dan Ghina berteriak bersamaan, Azzam pun menarik satu alisnya keatas.

" Kenapa?" tanya Gabriel.

Jika Kiya berteriak, karena rasa sakit saat serpihan vas itu ditarik. Sedangkan Ghina, ia menjerit karena Kiya menggigit lengannya untuk menahan rasa sakit. Azzam melirik Ghina dengan matanya, yang artinya menyingkirlah dari sana. Gabriel sudah mendengus kesal, ternyata otak mafianya sudah bekerja.

" Ke kenapa tuan disini? Awas." Kiya kaget melihat Azzam yang menggantikan posiai Ghina.

Azzam tidak menjawab, dan Gabriel pun melanjutkan pekerjaannya. Yang dimana, Kiya pun memberikan gigitan-gigitan kepada Azzam. Tanpa ekpresi dan keluhan atas rasa sakit akibat dari ulah Kiya, ia juga merasa senang dan malah ia mendapatkan bonus untuk bisa berdekatan dan memeluk wanita yang ia cintai.

" Selesai!! Hufh, dasar kalian pasangan aneh. Berhentilah bermesraan dihadapan para jomblo, pamer!!!" Gabriel protes atas apa yang ia lihat, sedangkan Ghina. Ia hanya tersenyum.

Kamu memang tampak serasi Ki bersama bos, semoga hubungan kalian bisa berjalan dengan lancar tanpa pengganggu dan segera menikah, aamiin. Ghina

Mendengar perkataan Gabriel, Kiya langsung mendorong tubuh Azzam dengan sangat kuat. Hal itu membuat Kiya yang terjatuh, bukan Azzam. Sontak saja, membuat Gabriel dan Ghina tertawa dengan sangat kuat.

" Hahaha!!"

" Makanya, dengan calon suami itu nggak boleh durhaka. Buktinya, kualat kan!" Azzam tersenyum penuh kemenangan.

Kiya hanya bisa memanyunkan bibirnya, setelah kejadian hari itu. Kiya semakin diperketat oleh Azzam, kemana-mana harus meminta izin dulu padanya. Tidak boleh pergi sendiri terkecuali dengannya ataupun menggunakan bodyguard yang Azzam persiapkan. Azzam tidak ingin kecolongan lagi, dan ia segera akan mengikat Kiya untuk menjadi miliknya.

Aku tidak akan membiarkan, berlianku diambil dan dirusak oleh para pengganggu yang tidak tau diri. Jika mereka berani menyentuhnya, bersiaplah untuk berhadapan denganku atau nyawa mereka akan lenyap. Azzam.

1
Leni Novita
leader nya bodoh, g bisa baca tak tik musuh
Yuliati Soemarlina
siapa lagi kli bukan azzam
Yuliati Soemarlina
kiya mending dg hanif...
Yuliati Soemarlina
kiya kenapa diam aja ditampar..dipukul sama marsha....sabar bukan begitu caranya...
Yuliati Soemarlina
kiya mau semobil dg hanif yg bukan mukhrim hanya berdua...gak konsisten kiya...
Yuliati Soemarlina
utk visual bebas aja thor..tiap" orang beda senengnya..yg penting ceritanys bagus...
Yuliati Soemarlina
punya bos kaya azzam..makan ati..bisa" stres tuh karyawan
Guntur Guntur
Lumayan
Murni Murniati
apakah soal kemaren yg djebak tu udah tau kah
Rini Haryati
bagus
Yana Emon
Buruk
Yana Emon
Kecewa
Tika Sartika12
Luar biasa
Tika Sartika12
karya yg luar biasa,,ska karakter nya kiya,,,wanita memang harus seperti bunga mawar yg memiliki banyak duri untuk melindungi bikann untuk menyakiti
Cia Sanu
cerita yang seru dan keren
Teti Kaka Hotimah
bava dari awal tegang tawa tegang tawa lagih..yah sekarang tegang lagi
Sandisalbiah
Ferdinan.. biang rusuh..
Sandisalbiah
hadeehh. Kya. jgn gampang di intimidasi dong.. kamu itu harus kuat dan bisa membela diri...
Sandisalbiah
marsya tipe wanita culas..
Sandisalbiah
menurutmu itu keberuntungan tp mungkin menurut Kya itu musibah.. Gina..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!