Ramuan Pemikat Wanita

Saat ini waktu sudah menunjukan petang hari dan semua pekerjaan Surya bersama rekan-rekannya sudah selesai dikerjakan. Barang-banang sudah terkumpul jadi satu di dalam mobil terbuka dan kini para pekerja itu sedang duduk santai sambil berbincang.

Bukan tanpa alasan mereka tidak langsung pulang, Surya dan teman-teman memilih duduk bersama karena menunggu sang bos menyelesaikan urusan dengan pihak penyewa tenda hajatan dan dekorasi pengantin.

Biasanya setelah semua urusan selesai, mereka akan pulang bersama dan berkumpul di rumah sang bos untuk mendapat pembayaran hasil kerja mereka.

Meskipun tidak terlalu lancar karena tiap hari belum tentu ada pekerjaan, tapi setidaknya orang-orang itu cukup senang karena masih bisa mendapatkan pemasukan untuk menambah keuangan mereka.

Setelah semua urusan selesai, Surya dan yang lainnya pun berangsur pergi satu persatu. Mereka ada yang membawa motor sendiri, ada pula yang ikut mobil untuk menjaga barang selama di perjalanan pulang.

"Mau pulang, Mas?"

Tiba-tiba Surya mendengar suara ketika dia berada di dekat motornya yang terparkir di depan gedung.

Karena suaranya terdengar sangat jelas, Surya pun langsung menoleh dan matanya menangkap sosok Mbak Mila sudah berdiri sambil tersenyum kepadanya.

"Iya, Mbak," jawab Surya sambil membalas senyum balik.

"Nggak mampir dulu sih?" wanita itu pun tanpa basa-basi langsung memberi penawaran.

"Duh, gimana ya, Mbak, "Surya membalas dengan ucapan yang menandakan akan membuat wanita itu kecewa. "Aku harus langsung ke rumah bos, Mbak," jawabnya. "Seperti biasa kalau tugas sudah selesai, kita semua akan berkumpul di rumah bos."

"Ngapain?" Nampak sekali raut kecewa terpancar dari wajah wanita itu. "Untuk menerima bayaran?" terkanya.

Surya pun mengangguk. "Selain menerima bayaran, kami juga akan mendapat pemberitahuan tugas berikutnya," ucap anak muda itu. "Kebetulan minggu depan ada dua tempat yang harus kita tangani, jadi kita harus merencanakannya dengan matang, Mbak."

Mila pun mengangguk paham meski raut kecewanya tidak langsung sirna. "Padahal aku berharap banget kamu bisa mampir, Mas," ucapnya dengan wajah sendu. "Setelah tugas di sini seelsai, kita pasti nggak akan ketemu lagi. Meskipun sengaja ketamuan juga kayanya nggak mungkin."

"Ya mungkin saja bisa, Mbak," jawab surya. "Mbak kan sudah punya nomer ponselku, Mbak tinggal hubungi aku aja kalau pengin ketemu."

"Alasannya apa?" wanita itu langsung bertanya sambil menatap lawan bicaranya. "Kalau alasannya pengin cium ketiak kamu, belum tentu juga kamu mengabulkan. Semalam aja kamu menolak waktu kita ketemu langsung, apa lagi lewat ponsel."

Seketika senyum Surya malah terkembang. Wajar jika wanita itu tidak percaya dengan saran yang dia berikan, karena Surya sudah sangat jelas menolak permintaan Mila setelah wanita itu mengaku tertarik dengan ketiaknya.

"Pasti aku akan mengusahakan agar bisa ketemu lah, Mbak," ucap Surya lagi. "Kalau gitu, aku permisi dulu ya, Mbak, takut yang lain udah nungguin."

Wanita itu mengangguk lemah. Lagi lagi dia harus kecewa karena impiannya tidak akan terwujud malam ini, dan mungkin tidak akan pernah terwujud sama sekali.

Dengan berat hati dan perasaan yang tidak enak, Surya kembali pamit ketika motornya hendak melaju meningalkan area tersebut. Surya pun cukup dilema tapi dia tidak punya pilihan untuk saat ini demi bisa menerima bayaran atas hasil kerjanya.

"Seandainya saja Mbak Mila ngajakin aku berhubungan badan, pasti malam ini aku bakalan bakalan balik lagi ke rumah dia," gumam Surya dalam hati ketika dalam perjalanan.

"Kalau dia ngajakin main diranjang, pasti dia juga bakalan puas, karena bisa cium ketiakku kaya mbak Rani semalam."

Pikiran Surya terus berkelana hingga dia sampai di rumah sang bos. Begitu turun dari motor, Surya langsung bergabung dengan teman-temannya mengalihkan sejenak pikiran mengenai para wanita yang sedang berusaha mendekatinya demi bisa mencium aroma ketiaknya.

Malam ini Surya mendapat bayaran yang lumayan besar. Uang itu dia gunakan sekedar untuk beli rokok atau keperluan lainnya.

Setelah mendapatkan bayaran, Surya mendadak galau. Entah dia mau langsung pulang atau bagaimana, Surya tidak tahu. Pada akhrinya dia melajukan motornya untuk sekedar nongkrong sendirian sambil menikmatii wedang ronde.

Surya mencoba menghubungi teman-temannya, tapi untuk malam ini teman yang cukup dekat dengannya memiliki kesibukan masing-masing membuat Surya semakin galau karena dia sama sekali tidak memiliki tujuan untuk menghabiskan malam.

"Apa aku ke rumah Mbak Rani aja ya?" gumamnya. "Klau ke rumah Mbak Rani, pasti aku bakalan main ranjang lagi dan Mbak Rani, pasti nggak akan menolak."

Surya pun kembali teringat dengan permainan kemarin malam, yang membuat dia sangat ingin mengulangi permainan nikmat itu.

"Apa aku ke rumah Mbak Mila aja ya? siapa tahu, dia juga nakalan mau ngajak aku main di ranjang," ujar anak muda itu. "Kalau dia tidak mau, baru deh aku menghubungi Mbk Rani." Senyum licik Surya langsung terkembang dan tanpa pikir panjang dia segera menjalankan rencananya.

"Wahh, Surya," seru seorang wanita dengan wajah sangat ceria ketika menyambut kedatangan pria yang ketiaknya membuat dia tertarik. Dengan sangat antusias wanita itu segera mengajak tamunya untuk masuk setelah tadi dia dibuat kecewa oleh pria itu.

Kini Surya sudah berada di rumah Mila untuk menyenangkan hati wanita itu. Dia cukup kaget dengan sambutan Mbak Mila. Wanita itu terlihat sangat begitu dia tahu Surya sudah berada di halaman rumahnya.

"Emang urusan pekerjaan sudah selesai apa, Mas?" tanya Mila sambil menaruh segelas kopi hangat untuk tamu spesialnya.

"Sudah, Mbak," jawab Surya. "Makanya aku sempatkan langsung ke sini."

"Wahh, " wanita itu terlihat sumringah. "Aku pikir kita nggak bakalan ketemu lagi."

Surya pun membalas senyum wanita itu. "Aku aku kepikiran aja sama Mbak Mila," ucap Surya."Sejak Mbak ngaku suka dengan ketiakku, aku jadi kepikiran terus dan merasa tak tenang, jadi aku memutuskan datang lagi ke sini."

Senyum wanita itu kembali melebar. "Berarti kamu main ke sini untuk mengabulkan permintaanku?" mata wanita itu nampak berbinar. Apa lagi setelah Surya mengiyakan, Mila langsung bersorak dan nampak sangat bahagia.

'Tapi mbak, nanti ketika mbak cium ketiaku, lalu tiba-tiba aku bergejolak gimana?" ucap Surya langsung mengatakan maksud terselubungnya datang ke ruma itu.

"Bergejolak? Maksudnya?" kening Mila sontak berkerut.

"Mbak Mila kan tahu, aku laki laki normal, nanti kalua tiba-tiba aku pengin sesuatu yang belum pernah aku lakukan, gimana? Mbak pasti tahu lah maksud aku apa."

Mila diam sejenak sambil berpikir. "Maksud kamu, kamu takut tibat-tiba ingin berhubungan badan, begitu?" Surya pun mengangguk sambil cengengesan.

"Kalau kamu pengin coba ya ayok," secara mengejutkan Mila malah memberi lampu hijau membuat benak Surya girang bukan main.