Sri tidak menyangka jika rumah tangganya akan berakhir karena orang yang paling dia cintai dan hormati, entah bagaimana dia mendeskripsikan hati yang tidak akan pernah sembuh karena perselingkuhan suami dengan perempuan yang tak lain ibunya sendiri.
Dia berusaha untuk tabah dan melanjutkan hidup tapi bayangan penghianatan dan masalalu membuatnya seakan semakin tercekik.
mampu ka dia kembali bangkit setelah pengkhianatan itu diatas dia juga memiliki kewajiban berbakti pada orangtua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Sri menggelengkan kepalanya, dia tidak mau menambah beban pikiran ibunya, ibunya akan pergi jauh dan akan menetap disana, cukup dia saja yang merasakan hal itu, dia sudah bersyukur karena terpisah dari lelaki toxic seperti Irfan dan juga keluarganya.
"Ya sudah terserah kamu saja nak, kami pulang yah". Pasrah sang ayah melihat anaknya itu .
Sri hanya bisa melambaikan tangannya kepada keluarganya yang akan pulang sedangkan Siti yang kini keluar dari kamar mencari keberadaan semua orang.
"Ibu sudah bangun?". tanya Sri begitu melihat ibunya sedang kebingungan.
"Dapur ada dimana?". Tanya tidak menjawab pertanyaan sang anak.
Perutnya terasa lapar, mungkin karena dia tengah mengandung jadi bawaannya lapar.
"Dapurnya disana bu, aku sudah menyiapkan ibu sarapan, ibu makan dulu yah, aku siapin makanannya". Tanyanya dengan pelan.
Siti tidak menjawab tapi langsung berjalan menuju dapur untuk makan sedangkan Sri hanya bisa menghela nafasnya, ibunya ini seperti bunglon yang selalu berubah-ubah.
Siti mendapatkan makanan yang dia cari dan membawanya ke meja makan dan segera makan karena memang dia sangat lapar, ini pertama kalinya dia hamil kembali jadi terasa sangat berbeda.
"Kemana semua orang?, apakah mereka semua sudah pulang?". Siti mengedarkan pandangannya mencari keluarga mantan suaminya tapi tak menemukannya sejak tadi.
"Iya bu, tadi mereka ingin berpamitan pad sibuk tapi ibu masih tidur jadi mereka pulang tanpa berpamitan, mereka kan harus melakukan perjalanan jauh semakin cepat perginya semakin cepat sampainya dikampung, apalagi adikku akan masuk kerja malam hari untuk hari ini". Ucapnya menjelaskan.
Siti mengangguk, dia sangat mengerti akan tanggung jawab seorang yang berprofesi sebagai tenaga medis, bahkan untuk beristirahat saja akan sangat susah jika rumah sakit sedang padat .
"Kamu kembali lah istirahat, ibu akan menginap lagi hari ini, besok baru ibu pergi, kamu kerja besok kan??". Tanyanya berusaha berinteraksi dengan sang anak.
"Iya Bu, aku memang diberi waktu libur selama sepekan dan hari ini hari terakhir jadi hari ini aku akan beristirahat saja dirumah". Ucapnya tersenyum senang.
"Kalau begitu istirahat lah, semua nya sudah selesai kan?, tidak ada lagi yang harus dibereskan??". Tanyanya pelan
"Iya Bu, tadi sudah dibereskan sama adik-adik dan juga ibu Niar semuanya jadi aku tidak ada lagi pekerjaan, ingin istirahat dan jalan-jalan saja entar sore".
Siti mengangguk, dan kembali makan makanan yang dihadapannya ini, anaknya semakin hari semakin pandai memasak.
"Kamu mau ibu temani pergi jalan-jalan?, mumpung ibu masih disini".
Siti memang ingin berusaha menebus kesalahannya dimasa lalu yang tidak memberikan kasih sayang dan perhatian kepada sang anak.
"Ibu mau menemani aku jalan-jalan?". Tanyanya dengan mata berbinar.
Ini pertama kalinya ibunya ingin menemani nya berjalan-jalan, selama ini ibunya tidak pernah mau dia ajak bahkan jika dia merengek kepada ibunya berujung dibentak dan dimarahi agar berhenti memintanya untuk jalan-jalan.
"Iya, jika kamu mau, toh tidak ada salahnya jika kita pergi asal jangan tempat aneh-aneh saja". Jawab Siti tersenyum tipis tanpa diketahui oleh sang anak.
"Asyik, aku mau ke pasar sama ibu beli bahan makanan dan jalan ke pantai hari ini". Ucapnya dengan girang.
Dia sudah membeli mobil baru untuk dirinya selama bertugas karena rumah dinas dan rumah sakit cukup jauh.
"Baiklah, tapi kamu yang tahu jalan, kamu tahu sendiri ibu tidak bisa bawah mobil dan tidak suka pergi kesana kemari". Ucapnya pelan.
"Iya, ibu ikut aku saja nanti jalannya, aku ajak ibu ketempat yang seru nanti, aku tahu ibu sangat doyan memasak, ibu boleh pilih apa saja yang ibu mau beli, aku traktir yah". Ucapnya dengan perasaan sangat senang.
Dia bahkan langsung memeluk ibunya karena terlalu senang, impiannya berjalan-jalan dan berbelanja bersama ibunya akhirnya terlaksana walau harus menunggu sampai dia dewasa seperti ini, dia sudah cukup senang
"Iya, kamu bawah saja ketempat yang kamu suka dan ingin kamu datangi, hari ini ibu akan ikut". Ucapnya sambil membereskan bekas makannya kemudian mencuci piringnya.
"Asyik, kita pergi sekarang saja yuk Bu, gimana kalau sekarang kita siap-siap saja?". Tanyanya memastikan jika ibunya tidak keberatan.
"Boleh, jika kamu inginnya seperti itu, kalau perlu ibu temani kamu seharian ini, terserah kamu bawah ibu kemana asal masuk akal".
Sri semakin girang dan semakin memeluk ibunya, dia sungguh bersyukur dibalik semua musibah yang dia hadapi , ibunya kini perlahan menyayanginya.
"Kalau begitu aku mandi dan siap-siap dulu, ibu juga harus siap-siap". Ucapnya melompat kegirangan langsung berjalan cepat menuju kamarnya.
Ada desiran aneh yang menjalar ke hati Siti melihat raut bahagia dan kegirangan sang anak, hal yang baru dia rasakan selama menjadi seorang ibu.
"Ibu akan menyayangi kamu nak, ibu tidak akan membiarkanmu merasakan apa yang kakakmu rasakan waktu itu". Ucapnya sendu sambil mengelus perutnya yang masih datar.
Dia ikut masuk kedalam kamar untuk mengikuti sang anak bersiap, dia akan menemani anaknya hari ini kemanapun yang dia inginkan.
Setelah semuanya siap mereka berdua pergi untuk bersenang-senang, tempat pertama yang akan mereka tuju adalah pasar untuk membeli bahan makanan selama Sri tinggal disini, setelah itu mereka akan kemana pun yang diinginkan.
Dengan girang Sri mengajak ibunya berbelanja bahan makanan bahkan dia memborong banyak jajanan pasar karena disana memang terkenal dengan jajanan khas .
"Kita bawah pulang saja dulu dan simpan di kulkas, baru kita lanjut lagi, takutnya yang kita beli ini sudah tidak segar kalau disimpan di mobil dalam waktu yang lama".
Siti memperingati sang anak karena sejak tadi anaknya ini hanya kegirangan sampai lupa jika bahan makanan itu harus segera masuk kulkas
"Iya Bu, kita pulang dulu membawanya, setelah itu kita pergi jalan ke mall dan nonton bersama". Ucapnya senang.
"Baiklah, ayo kita pulang, jangan terlalu banyak nanti mubazir tidak digunakan". Ucap Siti melihat banyaknya belanjaan mereka.
"Iya Bu".
Mereka pun pulang dan setelah memastikan jika semua yang mereka beli aman, mereka akhirnya langsung meluncur ke mall terdekat dari tempat tinggal mereka dan ternyata rumah sakit tempat Sri bekerja juga dekat dari mall itu.
"Lihat Bu, itu rumah sakit tempatku bekerja, nanti setelah kita dari mall kita periksa kandungan ibu yah, supaya kita tahu benar atau tidak ibu mengandung bayi kembar". Ucap Sri menatap ibunya dengan sendu.
Siti langsung melihat anaknya dengan tatapan terkejut, bagaimana caranya anaknya tahu jika dia hamil kembar padahal dia saja belum memeriksakan diri sama sekali.
"Itu kata adikku yang dokter kandungan Bu tadi malam".