NovelToon NovelToon
Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Transmigrasi Arisya : Menjadi Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Single Mom / Anak Kembar / Kelahiran kembali menjadi kuat / Crazy Rich/Konglomerat / Balas dendam pengganti
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: eli_wi

"Kalian siapa? Kenapa perut kalian kecil sekali? Apa kalian tidak makan?" tanya seorang perempuan dengan tatapan bingungnya, dia adalah Margaretha Arisya.

"Matanan tami dimatan cama cacing," ucap seorang bocah laki-laki dengan tatapan polosnya.

"Memang tami ndak dikacih matan cama ibu," ceplos seorang bocah laki-laki satunya yang berwajah sama, namun tatapannya sangat tajam dan ucapannya sangat pedas.

"Astaga..."

Seorang perempuan yang baru bangun dari tidurnya itu kebingungan. Ia yang semalam menyelamatkan seorang wanita paruh baya dari pencopet dan berakhir pingsan atau mungkin meninggal dunia.

Ternyata ia baru sadar jika masuk ke dalam tubuh seorang perempuan dengan status janda bernama Naura Arisya Maure. Setelah menerima keadaan, ia berupaya mengubah semuanya. Namun kedatangan orang-orang di masa lalu pemilik tubuh ini membuat semuanya semakin rumit.

Bagaimakah Arisya bertahan pada tubuh seorang janda dengan dua orang anak? Apakah Arisya bisa kembali ke tubuh aslinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon eli_wi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ricko Konslet

Ternyata tukang ojek yang membawa Arisya saat ini adalah Ricko. Laki-laki itu menyamar sebagai tukang ojek setelah melihat Arisya masuk ke dalam sebuah rumah. Sebenarnya Ricko sudah mengikuti Arisya dari apartemen hingga toko sembako.

Padahal Ricko sudah mengirim pengawal untuk memantau Arisya. Namun nampaknya Ricko ingin memantau sendiri kondisi Arisya dan kedua anaknya.

"Ngapain sih? Astaga... Muak aku lihat mukamu itu, Ricko. Kaya nggak ada kerjaan tahu nggak. Kayanya otakmu udah konslet itu," seru Arisya yang rasanya ingin melompat dari motor agar bisa turun. Pasalnya Ricko sama sekali tak mau menghentikan laju motornya.

"Kenapa nggak pamit kalau mau pergi? Kan bisa aku temani," tanya Ricko tanpa menjawab pertanyaan dari Arisya.

"Emangnya kamu Bapakku yang perlu aku pamitin segala, ha?" Arisya kesal bukan main dengan Ricko. Haknya dia mau pamit atau tidak dengan Ricko. Toh ia pergi dari apartemen juga bukan urusan Ricko. Mereka baru bertemu, namun Arisya merasa jika Ricko itu sudah menganggap hubungannya sangat dekat.

"Nggak usah ditemani, aku udah terbiasa sendiri." lanjutnya yang seakan menampar Ricko. Sebelum adanya Ricko, Arisya pun sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri.

Eh... Mau kemana ini? Berhenti,

Ricko, berhenti nggak? Ngeselin banget sih ini orang satu,

"Nggak, sebelum kamu diam dan duduk dengan tenang." Ricko seakan tak peduli dengan Arisya yang mengucapkan kalimat pedas atau mengumpatinya. Sebenarnya ia juga bingung dengan dirinya sendiri, mengapa sampai mau mengikuti Arisya.

"Aku harus segera pulang, Ricko. Anak-anakku sudah menunggu," Arisya sedikit panik melihat jalan yang dilalui oleh Ricko. Pasalnya ini bukanlah jalan menuju ke toko sembako miliknya.

"Anak-anak pasti mengerti kalau Ibu dan calon ayahnya lagi masa pendekatan,"

Bugh...

Arisya langsung memukul bahu Ricko dengan kencang. Laki-laki itu sampai mengaduh kesakitan. Arisya sangat kesal dengan Ricko yang asal bicara. Apalagi raut wajah Ricko yang terlihat seperti tengah menggoda Arisya. Ia sedikit ngeri karena sebelumnya, Arisya di tubuh aslinya belum pernah menjalin hubungan pacaran.

"Aku mau bertemu Pak Michael. Berhenti di depan," seru Arisya yang mengubah arah tujuannya. Ternyata Arisya tadi sempat menghubungi Pak Michael untuk bertemu sebentar.

"Ish... Kenapa kamu malah milih bertemu pria tua beruban itu ketimbang pergi sama aku?" seru Ricko dengan sedikit kesal.

"Ini penting, Ricko. Demi masa depan anak-anakku," seru Arisya membuat Ricko hanya bisa menghela nafasnya pelan.

"Ya," Ricko hanya merespons singkat keinginan Arisya itu. Sedangkan Arisya tengah berpikir tentang sikap Ricko yang sangat aneh ini.

"Ini orang beneran mau dekati aku atau cuma penasaran aja sih? Aneh banget, masa ngikutin sampai nyamar jadi tukang ojek segala. Seniat itukah dia," gumam Arisya dengan pelan.

***

"Beli berasnya satu kilo. Utang dulu," seru seorang wanita paruh baya yang suaranya sangat dikenali oleh Mega, Theo, dan Gheo.

Dia adalah Ibu Anjani yang kembali datang ke toko sembako milik Arisya. Walaupun sudah pernah diberitahu jika tidak boleh berhutang, namun Ibu Anjani tetap datang. Namun Mega langsung menatap ke arah Theo dan Gheo sebelum keluar menemui Ibu Anjani.

"Kalian di sini saja, jangan keluar. Ada nenek lampir datang," pesan Mega pada Theo dan Gheo yang saat itu bersamanya duduk di lantai dekat kasir. Sehingga keberadaan mereka tak terlihat oleh Ibu Anjani.

"Kami ingin liat badaimana leaksi nenek lampil talo ada kami," ceplos Gheo dengan tatapan polosnya.

"Jangan dulu, Ibu kalian sedang tidak ada di sini. Kalau terjadi sesuatu sama kalian, Mbak Mega bisa ditonjok sama Ibumu." Mega menampilkan raut wajah takutnya. Terlihat sekali jika itu hanyalah akting. Si kembar tidak akan terkecoh.

"Justlu kami ingin membeli pelingatan cama nenek lampil bial ndak macam-macam sama Ibu. Kami cudah belani melawan nenek lampil kok," Gheo bersikeras untuk menemui neneknya. Ia ingin melihat orang yang dulunya selalu mengomeli dan memarahinya itu.

Ini yang jual mana sih?

Keluar dong. Masa ada yang beli, nggak ada yang melayani.

Akhirnya Mega berdiri untuk menemui Ibu Anjani yang terkejut dengan sosoknya. Theo dan Gheo juga langsung berdiri di belakang Mega. Terlihat sekali jika Gheo takut bertemu dengan Ibu Anjani.

Padahal tadi dia yang paling bersemangat untuk bertemu neneknya itu. Ingatannya langsung terarah kepada Ibu Anjani yang memukulkan sapu pada kakinya waktu itu.

Theo...

Gheo...

"Kalau kalian di sini? Berarti Ibu kalian juga ada di sini?"

"Mana dia? Dia harus pulang dan mengurus surat-surat pengalihan harta," seru Ibu Anjani yang tampak bersemangat saat melihat Theo dan Gheo.

"Ndak ada. Ibu ndak ada di cini," Theo menjawabnya dengan acuh. Bahkan tatapannya sangat tajam. Kebencian pada neneknya itu bermula dari ia sering melihat Ibu Anjani bermain tangan dengan Arisya dan kembarannya.

"Bohong kamu ya? Nggak mungkin Ibu kalian itu mau jauh dari anaknya. Mana sini itu si Arisya? Suruh keluar, jangan ngumpet terus."

"Eh... Sebentar. Kok kalian bisa ada di sini? Di toko sembako yang dulunya bangkrut?" Ibu Anjani seketika tersadar dengan keberadaan Theo dan Gheo di sini. Pasti ada rahasia besar yang tersembunyi di balik bukanya toko sembako ini.

Toko sembako ini sudah bangkrut karena menanggung banyak kerugian. Tiba-tiba saja buka kembali dengan karyawan yang sama. Kemudian ada Theo dan Gheo di sini. Ibu Anjani mencoba menghubungkan kepingan-kepingan ini menjadi satu. Ibu Anjani curiga jika kebangkrutan usaha ini hanya manipulasi saja.

"Ini toko dibangun lagi pakai modal iuran karyawan. Kami juga butuh makan dan kerja. Apalagi cari kerja di kota juga susah. Tidak ada sangkut pautnya dengan Mbak Arisya. Anak-anaknya ikut kerja di sini buat cari duit soalnya Bapak dan neneknya tidak pernah kasih mereka nafkah," Mega memberi alasan dengan sedikit berbohong untuk menyindir Ibu Anjani.

"Sembarangan. Kami kasih nafkah untuk mereka kok, asalkan Arisya sendiri yang ambil." elak Ibu Anjani yang tak terima dituduh seperti itu.

"Halah... Kasih nafkah apaan? Kerja atau punya usaha aja enggak lho, dapat duit darimana? Dari ambil harta mantan istri, begitu?" Mega semakin berani menyindir terang-terangan Ibu Anjani. Rasanya Mega sangat jijik dan kesal dengan kelakuan Ibu Anjani juga anaknya.

"Lebih baik nenek lampil pelgi dali cini. Bikin pucing talo liat mukana itu lho. Gheo campai mual," ceplos Gheo membuat Ibu Anjani memelototkan matanya.

"Apa kamu bilang? Nenek lampir? Berarti kamu itu cucu lampir," seru Ibu Anjani sambil berkacak pinggang.

Tiba-tiba saja, Ibu Anjani mengambil sapu lidi yang ada di depan toko. Mega langsung berdiri di hadapan Ibu Anjani untuk mengamankan Gheo dan Theo. Keduanya diminta bersembunyi di belakang Mega agar ia bisa leluasa menghadapi Ibu Anjani.

Rasakan ini,

Dasar cucu durhaka,

Ciattt...

Stop...

Jangan pernah sentuh anak-anakku,

Tanganmu itu akan aku patahkan jika sampai melukai anak-anakku,

Siapa kamu?

1
Ayudya
nah papa ricko Uda datang tu
Miu Miu 🍄🐰
ya ampun ngakakk si pejaka tua 🤣🤣
Ayudya
Hay sang pencuri hati janda.ternyata kamu benar benar membuktikan akan melindungi Arsya ya
Dewiendahsetiowati
Ricko bisa-bisanya jadi tukang ojek🤣🤣
Mom Yuzfan
sepertinya mereka emg jodoh 😂😂😂😂
PengGeng EN SifHa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

KOK ISO²NE DADI MANG OJEK TO KOOOOOOOOO RICKOOOO
Ita Xiaomi
Makin hari Ricko makin absurd😁
Ita Xiaomi
Diamankan dulu tuh seluruh harta sebelum ada yg lihat atau datang.
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
org pertama koment jadi thor tolong lah update 2 episode lagi hari ini please
Penulis Eli: diusahakan ya kak 🙏😊
total 1 replies
Dewi kunti
ayo siapa yg mau ikut🤣🤣🤣🤣🤣🤣
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
lnjut thor
Ayudya
ayo ricko cepet lamar tu arisya
Ayudya
oh ayolah ricko jangan gede di gengsi ntar ibu nya Theo ma gheo di ambil orang
Miu Miu 🍄🐰
malu tapi mau apa bagemane ni rik
༄𝑓𝑠𝑝⍟Lisa𝓜§
hahahahhaha
lucu banget theo dan gheo
lanjut thor please
PengGeng EN SifHa
BUAHAHHAHAHAHAHAHAHAHHAHA🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

ke SKAK sama anak kecil iniJUDULNYA👏👏👏👏👏👏👏👏👏👏
Ita Xiaomi
Apalah kamu tuh Ricko jaim benar😁
Dewiendahsetiowati
Ricko gengsinya Segede gaban
Ayudya
lah ricko tinggal bilang aku jatuh cinta dan sayang kamu aja susah banget 🤭🤭🤭🤭
Ita Xiaomi
Mulutnya Ricko lancar banget berucap tanpa filter.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!