Katherine mencintai Ethan. Melakukan semuanya dengan nama cinta. Sementara Ethan hanya menjeratnya dalam hubungan tanpa nama.
Saat Katherine berusaha lari tali di lehernya semakin mengencang dan mengerat. Ketidak relaan Ethan semakin menjeratnya semakin dalam.
"Kamu hanya milikku, Kath!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meresmikan Pernikahan
Kath menghela nafasnya saat menatap gedung catatan sipil di depannya. Tempat dimana dia akan mendaftarkan pernikahannya dengan Andreas. Baru saja menginjak pelataran gedung hati Kath sudah terasa dingin.
Mengingat bagaimana sekarang dia harus menikah dengan pria yang tidak dia cintai dan dengan tekanan orang lain tak membuatnya bahagia sama sekali. Tapi Kath melakukannya dengan harapan dia bisa lepas dari Ethan. Beruntung Andreas bersedia menikah kontrak dengannya. Tentu saja dia tak ingin masa depannya hanya berakhir dengan pria yang sama sekali tidak dia kenal.
Setelah dia bisa lepas dari Ethan dan tanpa pengawasan Teresha Kath akan bercerai dengan Andreas, lalu pergi dengan Nathan.
"Apa aku terlambat?" Andreas muncul dengan sebuket bunga di tangannya.
Kath menggeleng. "Aku baru sampai."
Andreas memberikan bunga di tangannya pada Kath. "Meski ini hanya pura-pura, tapi pencatatan tetap resmi. Jadi aku pikir ada bunga akan terlihat nyata." Ya meski pura-pura, namun Teresha mungkin akan memastikan mereka benar-benar menikah atau tidak. Jadi Kath juga harus mendaftarkan pernikahan mereka secara resmi.
"Hm." Kath hanya bergumam dan meraih bunga pemberian Andreas. "Maaf, seharusnya aku tidak melibatkanmu."
"Tidak, kita masing-masing punya tujuan. Jadi, jangan merasa bersalah." Andreas sudah jujur, tentang tawaran Teresha padanya jika mereka menikah. Teresha berjanji akan menyuntikkan modal untuk perusahaannya yang baru di mulai, tentu saja itu menguntungkannya.
"Jadi kita masuk sekarang?" Kath mengangguk.
Keduanya melangkah masuk dan ikut mengantri mengikuti prosedur di bagian pencatatan pernikahan.
Kath meremas tangannya saat kini tiba gilirannya. Dia dan Andreas duduk berhadapan dengan seorang petugas. Di depannya ada sebuah berkas pendaftaran pernikahan. "Silakan di tandatangani," ucap si petugas.
Andreas mengambil ballpen di depannya lalu menggoreskan tanda tangannya.
Ballpen berpindah pada Kath, dan itu artinya giliran Kath menanda tangani berkas tersebut.
Tangan Kath begitu dingin, hanya saja Kath berhasil menutupi ketegangannya dengan menahan tangannya agar tak bergetar.
Baru saja akan menggoreskan tanda tangannya, ponsel Kath berdering menandakan panggilan masuk.
Kath menelan ludahnya kasar lalu menyimpan ballpennya. "Maaf." Kath merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. Melihat itu panggilan dari Ethan Kath menatap dengan tertegun.
"Kau boleh mengangkatnya dulu." Kath menoleh saat Andreas menatap ponselnya.
Kath menipiskan bibirnya, lalu meletakan ponselnya di meja. "Tidak perlu." Kath memilih mengabaikan, hingga saat Kath akan kembali meraih ballpennya, sebuah pesan masuk.
Kath menoleh. Dan kali ini dia tak bisa mengabaikan saat Ethan mengirim sebuah foto padanya.
Tangan Kath bergerak membuka ponselnya. Saat pesan terbuka Kath tak bisa tak membelalakan matanya saat melihat wajah Nathan disana.
Masih terkejut ponselnya kembali berdering, saat melihat itu Luise, Kath tak bisa tak semakin khawatir.
Getaran tangan yang sejak tadi dia tahan tak bisa lagi terbendung. Dengan gemetar Kath menerima panggilan tersebut.
"Luise."
"Kath, cepat kemari Ethan datang dan bilang akan membawa Nathan—" Kath berdiri dari duduknya dan segera pergi. Dia bahkan lupa kalau disana ada Andreas.
"Kath." Langkah Kath terhenti lalu menoleh pada Andreas.
"Maaf, aku tak bisa menikah." Setelah itu Kath melanjutkan langkahnya untuk segera pergi ke rumah Luise.
Tidak akan dia maafkan Ethan jika pria itu menyentuh Nathan.
....
Pintu rumah Luise terbuka kasar menampilkan Kath. Luise yang duduk di sofa ruang tamu hanya bisa menatap Kath dengan rasa bersalah.
"Dimana Nathan?" tanya Kath. Wajah khawatir tak bisa dia sembunyikan sebab takut Ethan membawa Nathan pergi.
Luise mengedikkan kepalanya ke arah belakang rumahnya.
Mata Kath mengikuti pandangan Luise, dan dengan segera melangkah ke arah yang di tunjuk Luise.
Tiba di teras belakang Kath melihat punggung Ethan. Pria itu menatap ke depan dimana ada beberapa pot bunga yang tertata rapi. Namun pria itu hanya sendiri.
"Dimana Nathan?" Mendengar suara Kath Ethan tak menoleh sama sekali membuat Kath semakin kesal. "Aku bilang dimana Nathan, brengsek!" jerit Kath frustasi.
"Jadi namanya Nathan kan? Pernahkah kamu berpikir memberikan namaku padanya, akan membuat kamu terus mengingatku."
Kath menggigit bibirnya keras. Ya, itu benar, Kath sengaja memberikan nama itu karena nama itu sangat dekat dengan kata Ethan, pria yang paling dia cintai.
"Jangan bicara omong kosong. Katakan dimana Nathan?!"
Ethan menoleh wajahnya datar tanpa ekspresi. "Dia aman."
"Apa yang kau lakukan? Kau membawanya?!" Kath meraih kerah Ethan dan menggenggamnya. "Jangan beraninya kamu!"
Ethan terkekeh. "Apa yang ada di pikiranmu, Kath? Kau akan terus menyembunyikannya dariku. Jika aku tidak mencari tahu kau tetap akan menyembunyikannya?"
"Apa pedulimu. Kembalikan Nathan padaku!"
"Dia anakku, Kath!" teriak Ethan. "Teganya kau menyembunyikannya dariku!" Remasan tangan Kath semakin kuat. Dia bahkan menahan dirinya yang bergetar. Segala ketakutan muncul di kepalanya.
"Apa hakmu untuk tahu." Kath menggelengkan kepalanya. "Tidak! Kau tidak berhak. Katakan dimana Nathan!" Suara Kath menjadi sumbang karena berusaha menahan tangisnya.
"Aku mohon, jangan ambil Nathan dariku. Kembalikan, Aku ... aku akan lakukan apa pun asal jangan ambil dia dariku." Tangan Kath terjatuh dengan tubuh yang meluruh ke lantai tepat di kaki Ethan.
"Hanya dia milikku, kembalikan." tangan Kath masih berada di kaki Ethan dan meremas celana kain yang pria itu kenakan.
Ethan menengadahkan kepalanya mencoba mengendalikan dirinya. Dia marah, ingin sekali dia meluapkan amarahnya. Teganya Kath menyembunyikan kenyataan ini. Lari darinya dan membawa bayinya. Anaknya juga. Andai dia tak meminta Davin mencari tahu dan melakukan tes DNA dia mungkin tidak akan pernah tahu.
"Apa yang kau pikirkan tentang aku, Kath?"
Hening dan hanya terdengar tangis Kath.
"Katakan! Apa yang kau pikirkan tentangku?"
"Kejam. Pria jahat, egois, tidak punya hati." Ethan memejamkan matanya saat remasan tangan Kath juga mengencang.
"Tidak kah kamu merasakannya? Aku mencintaimu, Kath."
kau pikir kath cenayang tau persis isi hatimu, kalau pun tau , rasanya kath ogah kau jadikan layaknya simpanan 😒
kau menikah dgn orang dan dia tetap bersamamu disembunyikan dalam keadaan hamil gitu😏 karena tidak mungkin dia berkeliaran di sekitar mu dlm keadaan hamil sementara kamu pria beristri,apa kata dunia😩
dulu kamu sembunyikan memang untuk kebaikan mu kath, mengingat Ethan suami orang dan otoriter tapi sekarang dia benar2 memikirkan perasaan mu.
tapi wajar aja jika kath belum yakin pada Ethan.
ternyata kesuksesan kemewahan, kekayaan yang dimiliki terasa sia² jika tidak ada Katherine disisinya.
dengan begitu tidak ada yg bisa memandang rendah Katherine dan keluarga Ethan tidak bisa semena-mena pada kath lagi dan mereka bakal murka tapi mirisnya tidak bisa berbuat apa² 🤭.
sETHAN,kath mau dijodohin sama orang lain,hayooo..kamu 🤭
kalau bisa, jangan lemparkan tubuhmu padanya, biar tunggu dokter datang atau pukul kepalanya sampai pingsan 😄😄🤭(canda ✌️) tapi beneran juga boleh kali ya 😁
ethan jd laki2 kok egois ga peka, sapa jg yg mau sm laki2 yg mulutnya ga dijaga dan menikah dg wanita lain, walaupun sbnrnya ethan cm cinta kath, tp perempuan tuh butuh kepastian dan kata2 yg lembut.
dia seperti sETHAN yg menjerat mu agar kamu selalu seperti yg dia mau.siapa tau suatu saat nanti kamu punya keberuntungan bisa hidup seperti yg kau mau atau bisa mengatur si sETHAN ini seperti yang kau mau.
masih kecil sekali 🥹 tapi kalau Ethan tau , seperti yg kath khawatirkan, Nathan pasti akan dijadikan pion untuk mengendalikan kath sesuka hatinya 😔😔, itulah yang kath tak mau. apa si Ethan ini akan memaksanya jadi simpanan
😔😔😔 ngancem lagi🙄🙄🙄