NovelToon NovelToon
Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Cinbarai (Cinta Dibalik Tirai)

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Keluarga / Romantis / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:379
Nilai: 5
Nama Author: kania zaqila

Alisya, seorang gadis muda yang lulus dari SMA, memiliki impian untuk melanjutkan kuliah dan menjadi desainer. Namun, karena keterbatasan ekonomi keluarganya, ia harus bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah keluarga kaya. Di sana, ia bertemu dengan Xavier, anak majikannya yang tampan dan berkarisma. Xavier memiliki tunangan, namun ia jatuh cinta dengan Alisya karena kepribadian dan kebaikan hatinya.

Alisya berusaha menolak perasaan Xavier, namun Xavier tidak menyerah. Orang tua Xavier menyukai Alisya dan ingin agar Alisya menjadi menantu mereka. Namun, perbedaan status sosial dan reaksi orang tua Alisya menjadi tantangan bagi keduanya.

lalu bagaimana dengan tunangannya Xavier ?

apakah Alisya menerima Xavier setelah mengetahui ia mempunyai tunangan?

bagaimanakah kisah cinta mereka saksikan selanjutnya hanya disini.

setiap masukan serta kritik menjadi motivasi bagi author kedepannya.

Author ucapkan Terimakasih bagi yang suka sama ceritanya silahkan berikan like dan komen.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kania zaqila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Alisya Menolak

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh keraguan. Ia tidak tahu apa yang harus ia percayai. Apakah Xavier sedang berbohong padanya?

"Pak Xavier, saya tidak percaya Anda," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terkejut dan memandang Alisya dengan mata yang penuh keheranan. "Alisya, apa yang terjadi? Kenapa kamu tidak percaya padaku?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Pak Xavier, saya tahu bahwa Anda menyembunyikan sesuatu dari saya. Saya tidak tahu apa itu, tapi saya tahu bahwa Anda tidak jujur padaku," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak tahu apa yang harus ia katakan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang percakapan dengan Rachel?

"Alisya, saya... saya tidak tahu apa yang harus saya katakan," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Pak Xavier, saya tidak ingin dipusingkan lagi. Saya ingin kita bisa bersama dengan jujur dan terbuka. Tapi jika Anda tidak bisa memberitahu saya apa yang terjadi, maka saya rasa kita tidak bisa bersama lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terkejut dan memandang Alisya dengan mata yang penuh keheranan. Ia tidak ingin kehilangan Alisya.

"Alisya, jangan katakan itu. Saya tidak ingin kehilangan kamu," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Pak Xavier, saya sudah membuat keputusan. Jika Anda tidak bisa memberitahu saya apa yang terjadi, maka saya tidak bisa bersama dengan Anda lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang percakapan dengan Rachel?

Sementara itu, Rachel memperhatikan percakapan antara Alisya dan Xavier dari jauh. Ia merasa sedih dan bersalah karena tidak bisa memberitahu Alisya tentang apa yang terjadi.

"Rachel, apa yang kamu lakukan?" kata seseorang di belakang Rachel.

Rachel menoleh ke belakang dan melihat seseorang yang tidak ia kenal.

"Siapa kamu?" kata Rachel dengan suara yang lembut.

"Aku adalah seseorang yang tahu tentang apa yang kamu sembunyikan," kata orang itu dengan suara yang lembut.

Rachel memandang orang itu dengan mata yang penuh keheranan. "Apa yang kamu maksudkan?" kata Rachel dengan suara yang lembut.

Orang itu tersenyum dan memandang Rachel dengan mata yang penuh misterius. "Kamu akan tahu segalanya. Bersiaplah," kata orang itu dengan suara yang lembut.

Rachel terdiam sejenak, memikirkan kata-kata orang itu. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang apa yang terjadi?

Sementara itu, Alisya dan Xavier masih berada di koridor, memandang satu sama lain dengan mata yang penuh kesedihan.

"Alisya, tolong jangan pergi," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Pak Xavier, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa bersama dengan Anda lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang percakapan dengan Rachel?

Alisya berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan Xavier yang berdiri sendirian di koridor. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ia akan kehilangan Xavier selamanya?

Alisya berjalan pergi dari koridor, meninggalkan Xavier yang berdiri sendirian. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Apakah ia akan kehilangan Xavier selamanya?

Sementara itu, Xavier memandang Alisya yang berjalan pergi dengan mata yang penuh kesedihan. Ia tidak ingin kehilangan Alisya, tapi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Xavier memutuskan untuk mengikuti Alisya dan mencoba untuk berbicara dengannya lagi. Ia tidak ingin kehilangan Alisya tanpa mencoba untuk memperbaiki keadaan.

"Alisya, tunggu!" kata Xavier dengan suara yang keras.

Alisya berhenti berjalan dan memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Apa yang Anda inginkan, Pak Xavier?" kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh perhatian. "Alisya, saya tidak ingin kehilangan kamu. Saya ingin kita bisa bersama lagi," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh keraguan. "Pak Xavier, saya sudah membuat keputusan. Saya tidak bisa bersama dengan Anda lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang percakapan dengan Rachel?

Tiba-tiba, ponsel Xavier berdering. Ia memandang layar ponsel dan melihat bahwa itu adalah Rachel yang menelepon.

"Pak Xavier, saya harus menjawab telepon ini," kata Xavier dengan suara yang lembut.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. "Pak Xavier, saya rasa kita sudah tidak perlu berbicara lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak ingin kehilangan Alisya, tapi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Xavier menjawab telepon Rachel dan berbicara dengannya. "Rachel, apa yang terjadi?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

"Saya sudah menemukan bukti tentang Alisya," kata Rachel dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Rachel. "Apa bukti itu?" kata Xavier dengan suara yang lembut.

"Bukti tentang masa lalu Alisya," kata Rachel dengan suara yang lembut.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Rachel. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang bukti itu?

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Rachel. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang bukti itu?

Alisya, yang masih berdiri di depan Xavier, memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. Ia bisa melihat keraguan di mata Xavier dan tahu bahwa sesuatu tidak beres.

"Pak Xavier, apa yang terjadi?" kata Alisya dengan suara yang lembut, namun dengan nada yang penuh keraguan.

Xavier memandang Alisya dengan mata yang penuh perhatian, namun juga dengan sedikit rasa bersalah. "Tidak apa-apa, Alisya. Saya hanya perlu memeriksa sesuatu," kata Xavier dengan suara yang lembut, namun dengan nada yang tidak meyakinkan.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh keraguan. Ia tidak percaya pada Xavier. "Pak Xavier, saya tahu bahwa Anda menyembunyikan sesuatu dari saya," kata Alisya dengan suara yang lembut, namun dengan nada yang penuh kesedihan.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus memberitahu Alisya tentang bukti itu?

Tiba-tiba, ponsel Xavier berdering lagi. Ia memandang layar ponsel dan melihat bahwa itu adalah Rachel yang menelepon lagi.

"Pak Xavier, saya harus menjawab telepon ini," kata Xavier dengan suara yang lembut, sambil memandang Alisya dengan mata yang penuh kesedihan.

Alisya memandang Xavier dengan mata yang penuh kesedihan. Ia tahu bahwa Xavier tidak akan memberitahu ia apa-apa. "Pak Xavier, saya rasa kita sudah tidak perlu berbicara lagi," kata Alisya dengan suara yang lembut, sambil berbalik dan berjalan pergi.

Xavier terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Alisya. Ia tidak ingin kehilangan Alisya, tapi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia menjawab telepon Rachel dan berbicara dengannya, sambil memandang Alisya yang berjalan pergi dengan mata yang penuh kesedihan.

1
Shee Larisa
semangat thor💪💪
boleh mampir juga baca novel baru akuuu yaa🤭😄
kania zaqila: okey, Terimakasih yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!