Mengisahkan tentang Alvero Bramasta CEO sombong yang dikutuk oleh Dewa Agung karena sikapnya yang arogan. Kutukannya itu menyebabkan kehidupannya yang normal seketika berubah drastis. Ia tiba-tiba memiliki kekuatan mata batin yang dapat melihat mahluk tak kasat mata.
Vero lalu di pertemukan dengan Kayla Angelica salah satu pegawai baru di perusahaannya yang juga memiliki kekuatan mata batin yang dapat membantunya mengatasi rasa takutnya.
Kebersamaan mereka pun akhirnya menumbuhkan cinta, namun perjalanan cinta mereka memiliki banyak rintangan dan mereka juga dihadapi oleh kehadiran roh jahat yang mengganggu ketentraman dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arie Cybermon Susy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana jahat David
Kayla pun lalu mengemasi barang-barang milik Ranti, ia pun tak lupa mengemas perhiasan serta dokumen-dokumen penting lalu memasukkannya ke dalam koper. Semua isi lemari telah diperiksanya sisa sebuah laci kecil di meja rias Ranti saja yang belum ia cek barang-barangnya untuk di kemasi.
Dibukanya laci tersebut dan terlihat ada beberapa perhiasan serta skincare di dalam sana. Ia pun lalu mengemasi nya dan memasukkannya ke dalam koper. Ia pun tak lupa memeriksa bagian dalam laci tersebut siapa tahu masih ada barang penting yang tertinggal didalam sana.
Benar saja saat ia meraba-raba bagian dalam laci tersebut, terdapat selembar foto di dalamnya. Dilihatnya sebuah foto dua wanita yang tengah duduk saling merangkul pinggang di sebuah bangku taman.
"Sepertinya ini foto mommy nya pak Vero saat ia masih muda,," gumamnya begitu melihat wanita di foto itu yang duduk di sebelah kiri yang begitu mirip dengan wajah Ranti sekarang.
Ia pun lalu mulai mempertajam penglihatannya begitu melihat wanita difoto tadi yang duduk disebelah Ranti yang menurutnya tidak asing baginya.
"Sepertinya aku pernah melihat wanita ini tapi dimana ya,,?" pikirnya sembari mencoba mengingat-ingat kembali dimana ia pernah melihat wanita di foto tersebut.
"Apa mungkin wanita itu telah meninggal dan aku pernah bertemu dengan arwahnya,,?" pikir nya lagi menduga-duga sebab ia sama sekali tak bisa mengingat dimana ia pernah melihat wanita itu.
"Ah sudahlah nanti saja aku tanyakan pada mommy nya pak Vero kalau dia sudah merasa lebih baik,," batinnya yang lalu memasukan foto tadi ke dalam koper bersama dengan sebuah foto keluarga dibingkai kecil yang terpajang di atas meja rias.
"Pak aku sudah selesai mengemasi beberapa barang-barang yang sekiranya penting,, untuk pakaian aku hanya mengemasi sekedarnya saja karena kopernya sudah penuh,, tapi kalau ada tas atau koper lainnya aku akan mengemasi pakaiannya lagi,," tutur Kayla pada Vero yang kini tengah menggenggam tangan mommy nya yang tengah tertidur itu.
"Tak perlu sisanya biarkan saja di lemari,, lagian mereka hanya pergi sementara dari rumah ini,, aku sangat yakin kalau Daddy ku tak bersalah dan aku pasti akan segera membebaskannya." balas Vero lalu dijawab baik pak oleh asistennya itu.
Vallen yang telah selesai mengemasi barang-barangnya lantas menemui kakaknya ke kamar mommy nya.
"Kak aku sudah selesai mengemasi barang barangku,," ucap Vallen.
Vero pun lalu berbalik badan menoleh ke arah sumber suara. "Baiklah,, sekarang sebaiknya kamu bawa kopermu ke mobil tunggu kakak diluar nanti kakak akan menyusul keluar dengan mommy,," sahut Vero dan dibalas anggukan kepala oleh adiknya itu.
"Kay tolong kamu bawakan koper mommy ku ke mobil,, tunggu aku diluar nanti aku akan menyusul,," titahnya sembari memberikan kunci mobilnya pada Kayla.
Kayla pun lalu pergi keluar mengikuti perintah atasannya itu dengan membawa sebuah koper bersamanya.
Vero pun lalu membangunkan mommy nya dan mengajaknya keluar bersamanya. Dengan tubuh yang masih lemah Ranti memaksakan dirinya untuk bangkit dari tempat tidurnya. Vero pun lalu membantu memapah Ranti untuk berjalan.
Vallen yang menunggu diluar dengan bersandar di mobil langsung melangkah menghampiri Vero dan membantu memapah mommy nya memasuki mobil.
"Kak bagaimana dengan mobil yang lain,,? Apa kita nggak membawanya bersama kita,,?" tanya Vallen sembari menatap ke arah 3 mobil yang ada di garasi rumahnya.
"Kita nggak bisa membawa mobil-mobil itu Vall,, sebab itu pasti sudah termasuk dengan aset Daddy yang akan disita,," balas Vero.
"Lalu bagaimana dengan motorku,,? Bukankah motor itu adalah kado ulang tahun ku yang kakak beli pakai uang kakak sendiri,,?" tanya Vallen lagi.
Vero pun lalu menatap sebuah motor matic berwarna pink yang terparkir di pojok garasi. "Benar juga katamu motor itu memang kakak beli murni dengan uang kakak sendiri tanpa menggunakan sepeserpun uang dari Daddy. Kalau kamu mau membawanya silahkan nggak masalah nanti kakak yang akan menjelaskan pada mereka kalau motor itu juga dipermasalahkan." terang Vero yang seketika membuat adiknya itu senang. Sebab motor itu adalah motor kesayangannya, walaupun dia memiliki mobil sendiri namun dia lebih sering berpergian menggunakan motornya.
"Yesss,, kalau begitu aku ke apartemen kakak pake motorku aja ya,, ntar aku ngikutin kakak dari belakang,," ucapnya lalu dibalas anggukan kepala oleh kakaknya itu.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
Di tempat lain David kini tengah tertawa puas begitu mendengar dari pengacaranya Rangga kalau Robby telah menandatangani surat pernyataan bahwa ia mengakui semua tuduhan dan mau menerima semua asetnya di sita.
"Sudah ku duga putranya itu adalah kelemahannya,," ucap David sembari menuangkan wine ke gelas kaca bertangkai.
"Iya pa,, aku nggak nyangka dia bisa diancam dengan semudah itu,, aku kira dia pintar ternyata bodoh juga,,hahaha" kekeh Clara menyahuti perkataan papanya tadi.
"Lalu apa yang harus aku lakukan setelah ini pak,,?" tanya Rangga
"Kamu lanjutkan saja masalah sengketa tanah itu,, agar pembangunan hotel itu semakin lama tertunda dan para investor yang telah menginvestasikan uangnya ke Alvero group menjadi murka lalu mereka pasti akan minta uangnya dikembalikan dan Alvero group yang dananya masih tersangkut di pembangunan hotel itu akhirnya nggak bisa mengembalikan uang para investor dan perusahaan itu pun pasti akan langsung bangkrut." terang David menyeringai.
"Iya aku juga setuju dengan papa,, kita memang harus menjalankan rencana itu untuk membuat perusahaan Vero hancur,," ucap Clara menimpali.
"Wah,, aku beneran nggak sabar melihat lelaki sombong itu menderita meratapi perusahaannya yang susah payah dia bangun hingga sesukses sekarang tiba-tiba hancur begitu saja,," imbuhnya lagi sembari membayangkan wajah Vero yang frustasi dan depresi karena kehilangan perusahaannya.
"Tenang saja sayang nggak lama lagi kamu pasti akan melihat kehancuran lelaki sombong itu." sahut David
Tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar menghentikan percakapan ketiga orang itu.
Tok,,tok,,tok,,
"Masuk,," titah David mempersilahkan orang dibalik pintu tersebut untuk masuk.
Terlihat seorang lelaki bertubuh besar berkulit gelap berdiri di depan pintu ruangan tersebut begitu pintu itu terbuka.
"Maaf pak ada yang datang ingin menemui bapak,, katanya orang dari kantor pemerintahan" ucap lelaki itu yang merupakan bodyguard David.
"Ya suruh dia masuk,," balas David lalu di jawab baik pak oleh bodyguard nya itu.
Tak lama seorang pemuda dengan memakai setelan jas datang memasuki ruangan itu.
"Maaf pak sepertinya masalah sengketa tanah tak bisa dilanjutkan lagi,," ucapnya yang seketika membuat ketiga orang lainnya terperangah.
"Kenapa,? Ada masalah apa,,?" tanya David langsung.
"Sebab pemilik tanah sebelumnya memiliki bukti yang valid bahwa tanah itu memang benar adalah miliknya bukan milik negara,, serta dokumen jual beli mereka juga sah,, walaupun kita mengajukan gugatan sekalipun kita tidak akan mungkin menang,, bahkan sekarang pun aku juga tak bisa berkutik lagi." terangnya
"Sial,," murka David sembari mendorong semua barang diatas meja ke samping dengan cepatnya hingga membuat gelas botol wine serta barang lainnya terjatuh.
"Ternyata tidak mudah untuk menjatuhkan bocah tengik itu,, baiklah kalau begitu kita akan lakukan dengan cara kekerasan,,"ucap nya lagi.