NovelToon NovelToon
Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Pesan Mini Untuk Hati Dokter Beku

Status: tamat
Genre:Wanita Karir / Pembantu / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dokter Genius / Tamat
Popularitas:46.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Dr. Tristan Aurelio Mahesa, seorang dokter jenius sekaligus miliarder pemilik rumah sakit terbesar, dikenal dingin, tegas, dan perfeksionis. Hidupnya hanya berputar di sekitar ruang operasi, perusahaan farmasi, dan penelitian. Ia menolak kedekatan dengan wanita mana pun, bahkan sekadar teman dekat pun hampir tak ada.

Di sisi lain, ada Tiwi Putri Wiranto, gadis ceria berusia 21 tahun yang baru saja resign karena bos cabul yang mencoba melecehkannya. Walau anak tunggal dari keluarga pemilik restoran terkenal, Tiwi memilih mandiri dan bekerja keras. Tak sengaja, ia mendapat kesempatan menjadi ART untuk Tristan dengan syarat unik, ia hanya boleh bekerja siang hari, pulang sebelum Tristan tiba, dan tidak boleh menginap.

Sejak hari pertama, Tiwi meninggalkan catatan-catatan kecil untuk sang majikan, pesan singkat penuh perhatian, lucu, kadang menyindir, kadang menasehati. Tristan yang awalnya cuek mulai penasaran, bahkan diam-diam menanti setiap catatan itu. Hingga akhirnya bertemu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

“Dasar Dokter Dingin… bikin aku nggak bisa kabur lagi.”

Ucapan Tiwi yang spontan itu membuat semua orang di ruang tamu menahan napas, lalu perlahan suasana mencair dengan tawa kecil. Tante Anggun sampai menepuk paha sambil terkekeh.

“Astaga, Tiwi! Kamu ini benar-benar unik. Baru dilamar, jawabnya bukan ‘ya’ atau ‘tidak’, malah komentar begitu,” ujarnya sambil mengibas-ngibas kipas di tangannya.

Tiwi memutar bola matanya, pipinya makin panas. “Lho, terus aku harus bilang apa? Mau pingsan biar dramatis gitu? Nggak banget, Tante.”

Mama Rani menatap putrinya dengan separuh cemas, separuh geli. “Tiwi, Nak… ini hal besar. Masa kamu jawabnya seenaknya begitu?”

Tristan hanya menatap gadis itu dengan sorot mata dalam. Tidak ada senyum, tidak ada ekspresi berlebihan, hanya tatapan yang menusuk seakan mengatakan, "aku tidak main-main."

Tiwi buru-buru mengalihkan pandangan. " Ya ampun, mata dinginnya lagi… bisa leleh aku kalau lama-lama ditatap begitu."

Papa Tian menatap Tristan. “Tristan,… aku menghargai kesungguhanmu. Tapi sebagai seorang ayah, aku juga harus tahu sejauh mana keseriusanmu. Melamar anakku bukan hal kecil.”

Tristan menundukkan kepala hormat. “Saya mengerti, Pak. Saya siap menghadapi apa pun yang Bapak minta. Karena bagi saya, Tiwi bukan hanya seorang gadis yang saya kagumi… tapi seseorang yang ingin saya jaga selamanya.”

Kalimat itu membuat jantung Tiwi berdebar kencang. Ia langsung menyambar gelas jus di meja dan meneguknya buru-buru, sekadar menutupi wajah yang semakin merah.

Mama Tina tersenyum bangga, sementara Papa Tristan menepuk bahu putranya. “Dia memang anakku, Tian. Kalau sudah bicara begini, berarti dia tidak akan goyah.”

 

Suasana di ruang tamu rumah keluarga Tiwi masih diselimuti keharuan. Pertemuan dua sahabat lama yang dipertemukan kembali melalui anak-anak mereka membuat semua yang hadir tak bisa menahan rasa takjub. Namun di tengah suasana haru itu, satu orang duduk tegang, mematung, dan tak mampu menyembunyikan kekecewaannya: Adrian.

Pria yang selama ini dijodohkan dengan Tiwi oleh keluarganya itu duduk di samping orang tuanya, wajahnya pucat, tatapannya tak lepas dari sosok Tristan yang berdiri begitu gagah di hadapan semua orang.

Papa Adrian, Tuan Ari, melirik putranya sekilas. Ia bisa membaca jelas kegelisahan di wajah anak lelakinya itu. Sementara Mama Adrian, Ny. Ayu, menunduk menahan kecewa. Mereka datang ke rumah Papa Tian dengan niat melanjutkan pembicaraan soal perjodohan, tetapi ternyata hari itu mereka justru menyaksikan lamaran pria lain.

Namun Papa Tian yang bijaksana tidak ingin suasana jadi keruh. Setelah berpelukan dengan Papa Tristan, ia menepuk bahu sahabat lamanya itu lalu menoleh ke arah keluarga Adrian.

“Pak Ari, Bu Ayu… saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya tahu kita sudah sempat membicarakan soal Adrian dan Tiwi. Tapi… sepertinya takdir berkata lain. Putri saya…” ia menoleh sebentar pada Tiwi, lalu kembali menatap keluarga Adrian, “hatinya sudah lebih dulu dipilih orang lain.”

Ruangan terasa tegang. Adrian mengepalkan tangannya di pangkuan, berusaha menahan emosinya. Tapi ia tetap berdiri, mencoba menjaga wibawanya di hadapan semua orang.

“Pak Tian, Bu Rani,” katanya dengan suara serak. “Saya tidak akan memaksa. Kalau Tiwi sudah punya pilihan, saya… saya hormati itu.”

Mata Tiwi membesar mendengar kalimat itu. Ia tahu Adrian pasti kecewa, tetapi keberaniannya untuk mengaku langsung membuatnya tak bisa menaruh benci.

Mama Rani melangkah mendekat, menepuk lembut lengan Adrian. “Nak, kamu anak baik. Kami berterima kasih karena kamu tulus. Tapi memang, soal hati tidak bisa dipaksa.”

Adrian menunduk sopan. “Saya mengerti, Tante.”

Namun di balik sikap tegar itu, hatinya hancur. Sejak awal, ia memang tidak benar-benar mencintai Tiwi. Ia hanya menurut pada keinginan orang tuanya. Tapi entah kenapa, ketika melihat Tristan berdiri gagah di sana, mengumumkan cintanya di depan semua orang, Adrian merasa dirinya kalah telak bukan hanya sebagai pria, tapi juga sebagai anak yang gagal memenuhi harapan keluarganya.

Ny. Ayu menyentuh lengan suaminya. “Kita pulang saja, Yah.” Suaranya bergetar menahan perasaan.

Tuan Ari mengangguk. Mereka pun berpamitan dengan keluarga Tiwi, meski raut wajah mereka jelas menyiratkan kecewa. Adrian sempat melirik Tiwi sekali lagi sebelum keluar. Tatapannya bukan tatapan benci, melainkan tatapan kosong seseorang yang tahu ia baru saja kehilangan sesuatu yang berharga sebelum sempat menggenggamnya.

Tiwi menggigit bibirnya, perasaannya campur aduk. Ia ingin berlari mengejar, ingin berkata sesuatu, tapi saat menoleh, Tristan berdiri di sampingnya, menatapnya dengan mata yang penuh keyakinan. Dan tiba-tiba, rasa ragu itu luruh.

 

Setelah keluarga Adrian pergi, suasana kembali tenang. Papa Tian mengajak semua tamu duduk di meja makan. Meja panjang penuh hidangan Nusantara khas restoran keluarga Tiwi tersaji.

“Ayo, semua kita makan dulu. Bicara soal lamaran lebih enak sambil menikmati hidangan,” kata Mama Rani sambil tersenyum.

Suasana makan malam itu penuh kehangatan. Papa Tristan dan Papa Tian tak henti-hentinya saling bercerita, bernostalgia tentang masa kecil mereka. Mama Tina sesekali menimpali, tertawa kecil ketika mendengar kisah-kisah konyol kedua pria itu dulu. Tante Anggun sibuk mencatat ide-ide menu baru di ponselnya, katanya ingin bekerja sama dengan restoran keluarga Tiwi untuk event-event besar nanti.

Sementara itu, Tristan duduk di samping Tiwi. Untuk pertama kalinya, ia tak lagi ragu memperlihatkan perhatiannya di depan orang banyak. Ia dengan santai mengambilkan lauk untuk Tiwi, menuangkan air putih ke gelasnya, bahkan sesekali berbisik pelan, “Makan yang banyak. Kamu tadi sibuk melayani tamu, pasti belum sempat makan.”

Tiwi mendengus kecil. “Dasar Dokter Dingin, sok perhatian.”

Namun wajahnya merona. Semua orang di meja makan bisa melihat jelas kilasan manja itu.

Setelah makan malam selesai, pembicaraan serius kembali dimulai.

Bersambung

1
beybi T.Halim
secangkir kopi meluncur.,menutup cerita indah ini.,gak ada konflik yg berat2 kisahnya mengalir seperrti realita .,terima kasih cerita manisnya dan semangat buat penulisnya💝
Su Wanto
makasih ya thor karya mu menghibur sekali sukses selalu sehat dan semangat 💪💪
syora
anjrittttt gokilllll abisssss😍😍😍😍😍😍
Tiara Bella
akhirnya tamat dan happy ending....makasih Thor ceritanya sangat menghibur....😍
Ayy°{>Anesstasya}~🤍
yah udah tamat Aja 😍😍😍
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Supryatin 123
yaahhh sudah tamat aja ceritanya.luar biasa Thor ceritanya.d tunggu cerita selanjutnya.g da bonchap nya kah.lnjut Thor 💪💪
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Rohmi Yatun
aaahh udah tamat aja.. makasih Thor.. q suka cerita nya.. ditunggu karya selanjutnya ya🌹🌹🌹👍💪
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
ceritanya seru banget, berawal dari sticky note berakhir menjadi keluarga yang bahagia..

Terima kasih kak untuk ceritanya, ngikutin dari awal hingga akhir
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, udah tamat...

seru banget ceritanya, ⭐⭐⭐⭐⭐⭐ ☕☕☕☕☕

Terima kasih untuk cerita novelnya kak, semoga sukses selalu
inda Permatasari: terima kasih kak 🙏
total 1 replies
Arin
/Heart/
Wulan Sari
yeaaah sudah tamat kah Tiwi dan dokter dingin? tapi happy end kok cip kelg yg bahagia ada pelakor di hempas cip 👍
terimakasih ceritanya salam sukses selalu ya 💪❤️🙂🙏
Supryatin 123
lnjut thor 💪💪💪❤️❤️
Tiara Bella
ceritanya bagus
Reni Anjarwani
lanjut thor
Hari Saktiawan
romantis nya 😍😍😍😍😍
Hari Saktiawan
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 lucunya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/ permintaannya bikin geleng-geleng kepala/Joyful//Facepalm//Facepalm/
Supryatin 123
calon anak angkat thor.lnjut Thor 💪💪
Supryatin 123
🤣🤣🤣🤣 Lnjut thor 💪💪
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!