NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Mengejar Cinta Tetangga Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Murni / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Story Yuu

Kiara dan Axel berteman sejak kecil, tinggal bersebelahan dan tak terpisahkan hingga masa SMP. Diam-diam, Kiara menyimpan rasa pada Axel, sampai suatu hari Axel tiba-tiba pindah sekolah ke luar negeri. Tanpa memberitahu Kiara, keduanya tak saling berhubungan sejak itu. Beberapa tahun berlalu, dan Axel kembali. Tapi anak laki-laki yang dulu ceria kini berubah menjadi sosok dingin dan misterius. Bisakah Kiara mengembalikan kehangatan yang pernah mereka miliki, ataukah cinta pertama hanya tinggal kenangan?

*
*
*

Yuk, ikuti kisah mereka berdua. Selain kisah cinta pertama yang manis dan menarik, disini kita juga akan mengikuti cerita Axel yang penuh misteri. Apa yang membuatnya pindah dan kembali secara tiba-tiba. Kenapa ia memutus hubungan dengan Kiara?.

MOHON DUKUNGANNYA TEMAN-TEMAN, JANGAN LUPA LIKE, DAN KOMEN.

Untuk menyemangati Author menulis.❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Story Yuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Hari berlalu begitu cepat, hampir waktunya orang tua Kiara kembali dari tugas mulianya. Kiara merasa lega sekaligus gelisah, ia senang orang tuanya kembali, tetapi ia juga merasa tak rela bahwa hari ini adalah hari terakhirnya tinggal serumah bersama Axel.

Gadis ceria itu berkemas di kamarnya, ia memasukan beberapa stel pakaian ke dalam ranselnya. Mulutnya terus mengerucut seolah tak ingin meninggalkan rumah tetangganya, yang kini terasa seperti rumahnya sendiri.

Tok, tok, 

Suara seseorang mengetuk pintu kamarnya.

Kiara menoleh, alisnya mengatup rapat. “Siapa?” tanyanya.

Seorang pria berdehem pelan dari balik pintu. Kiara langsung mengenali suara itu. “Itu pasti Axel? Jelas Axel, siapa lagi, ini rumahnya. Hehe,” ujarnya sambil terkekeh mendengar jokesnya sendiri.

Ia segera berlari kecil menuju pintu, lalu membukanya sedikit. “Axel?”

Axel berdiri tegak di depan pintu. “Ada yang bisa kubantu?”

Kiara mengangkat alisnya, wajahnya langsung sumringah. “Boleh…” balasnya langsung mempersilahkan pria itu masuk.

Axel melangkah masuk, ia mengamati sekeliling, beberapa laci kecil sudah mulai kosong, sebuah ransel dan satu koper sudah tersusun rapi di samping ranjang. Sejenak ia terdiam, merasa akan ada yang hilang dari dirinya, melihat laci yang kosong seolah menggambarkan isi pikirannya yang tak lama lagi akan kesepian karena Kiara pulang ke rumahnya.

“Kamu membawa semuanya?”

Kiara mengangguk.

“Ayo, aku antar ke rumah,” ucap Axel, tanpa banyak bicara ia meraih ransel dan menyeret koper Kiara.

Kiara masih bengong, kemudian menyambar ponselnya di atas meja, ia segera mengikuti langkah Axel yang sudah keluar dari kamar.

“Ara… sudah di kemas semua?” tanya Widia, begitu Axel dan Kiara tiba di lantai bawah.

“Iya, tante, udah semua,” jawab Kiara.

“kenapa di kemas semua? Kamu nggak mau nginap lagi besok-besok?”

“Lagian cuma di sebelah tante, kalo Ara pengen nginep lagi tinggal lari ambil baju ganti.”

Sementara Kiara dan Widia masih bergurau. Axel dengan langkah cepat dan tanpa bicara, masih terus berjalan maju menuju rumah sebelah.

“Kamu nggak jemput Bunda di bandara?” tanya Widia, menatap Kiara.

“Enggak, tante. Bunda bilang nggak usah ke bandara,” sahut Kiara.

Widia manggut-manggut, lalu membukakan gerbang rumah yang sudah dua bulan lebih kosong tanpa seorang pun yang tinggal.

Axel masih dengan ransel dan menyeret koper, ia segera masuk ke rumah Kiara, meletakkan barang-barang itu di sudut ruangan.

“Sekalian bawa ke kamar Kiara,” titah Widia kepada putranya.

Axel melirik Kiara, seolah ingin berkata sesuatu, tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.

Kiara menelan ludah, entah kenapa suasana antara Axel dan dirinya tiba-tiba canggung, sejak semalam setelah pembicaraan orang tua Kiara yang akan segera pulang.

“Buka kamarnya, aku bawain kesana,” ujar Axel.

Kiara yang hendak meraih sapu langsung menoleh. “Hah? O-oke,” sahutnya, ia meletakkan kembali sapu yang baru saja di pegangnya.

Kedua muda-mudi itu melangkah menuju lantai atas, Kiara membukakan pintu lalu kembali turun karena Widia memanggilnya. Axel meletakkan koper di samping meja belajar Kiara, ia berdiam sejenak, mengamati tiap sudut kamar yang tak asing baginya. Dahulu, ia sering keluar-masuk ke kamar gadis itu, matanya tertuju pada sebuah album foto yang tergeletak di atas meja.

Tak ada niat apapun, ia hanya sedikit penasaran dengan book yang tampak tebal itu, jari-jarinya langsung membuka dan menemukan sebuah foto yang membawanya kembali bernostalgia.

Potret dirinya saat masih SD, berdiri bersebelahan dengan gadis yang kini sudah beranjak dewasa. Bibirnya melengkung nyaris membentuk senyuman, namun segera ia tepis saat secarik kertas terjatuh dari selipan album itu.

Axel membungkuk, mengambil kertas yang terlipat seperti sebuah surat. Warnanya sudah usang, bekas lipatannya terlihat lusuh seolah sudah berkali-kali dibuka lalu dilipat lagi.

Pemuda itu membukanya perlahan, baru membaca satu paragraf tulisan, mata Axel langsung melebar saat mendapati nama dirinya ada dalam coretan kertas tersebut. “Axel, i love you.” 

Tangannya spontan menutup lagi lipatan kertas itu, matanya masih melotot, jantungnya mulai bergemuruh, tubuhnya tiba-tiba membeku. Entah kenapa, baru pertama kalinya Axel merasa seperti itu.

Ia mendengar langkah kaki cepat menaiki tangga, Axel segera merapikan lagi surat itu dan mengembalikan ke tempat semula. Ia berdiri di sisi jendela, berusaha mengontrol dirinya yang semakin gugup, entah karena apa.

Isi suratnya? Atau karena Kiara?

Kiara masuk dengan tergesa, napasnya ngos-ngosan, tangannya langsung menyambar album foto yang baru saja dibuka oleh Axel. ia segera memasukkannya ke dalam laci, seolah album itu berisi rahasia besar negara yang hanya boleh diketahui olehnya saja.

Axel masih berdiri tegak, namun tangannya berulang kali memijat tengkuknya, gelisah, gugup, membuatnya terus bertingkah kikuk.

Sementara Kiara terpaku di depan laci, batinnya terus berdoa semoga Axel sama sekali tak membuka album foto miliknya.

Keheningan tiba-tiba menyelimuti ruangan kecil itu. 

“A-aku, keluar dulu,” ujar Axel, ia langsung melangkah cepat menuju pintu.

Setelah pria itu keluar. Kiara langsung lemas dan bersimpuh di lantai, napasnya keluar dengan lega, ia segera memeriksa album tadi. “Syukurlah, suratnya masih ada.”

****

Malam pun tiba. Adam dan Desy sudah datang sebelum adzan maghrib tadi, saat ini kedua keluarga tengah berkumpul di meja makan—rumah Kiara.

Rumah yang beberapa bulan terakhir  sunyi dan kosong, kini sudah kembali dipenuhi dengan keriuhan suara Desy dan tawa Adam, kedua keluarga itu menikmati makan malam yang hangat.

“Ara… Bunda kangen banget,” ucap Desy, kemudian memeluk erat putri semata wayangnya itu.

“Ara juga kangen Bunda.”

Adam lalu bangkit dari duduknya, tak mau kalah, ia pun memeluk istri dan putrinya. “Ara kangen nggak sama ayah?”

“Kangen dong,” sahut Kiara.

Widia tampak ikut senang melihat pemandangan hangat di depannya.

Sementara Axel, wajahnya masih menegang, ada sebuah batu besar yang terasa mengganjal di hatinya. Ia melirik Kiara yang tengah tertawa bahagia, bercanda dengan kedua orang tuanya. Wajah gadis itu mendadak bersinar di mata Axel, senyum manis Kiara seolah menghipnotis total. Axel menatapnya lekat, tak sadar senyum tipis muncul di wajah kakunya.

Widia yang diam-diam mengamati situasi, menyadari sorot mata putranya kini berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

“Axel, terima kasih sudah membantu menjaga Kiara,” ujar Desy, ia berdiri dan menyajikan lauk di piring Axel yang masih kosong.

Axel yang sejak tadi bengong langsung tersentak. “Ya? Iya tante,” jawabnya kikuk.

“Kenapa kamu ngelamun?” tegur Widia, setengah bercanda.

Axel menggeleng. “Enggak. Ma, nggak kenapa-kenapa,” balasnya sambil kembali memijat tengkuknya.

Dia… Bohong. batin Kiara yang sudah tahu gerak-gerik pria itu ketika berbohong. ‘Ada apa dengannya? Sejak tadi dia bertingkah aneh.’ Kiara menyipitkan mata curiga.

...****************...

Bersambung...

Mohon Dukungannya Teman-teman Sekalian...

Jangan Lupa Like, Vote dan Coment! Untuk Menyemangati Penulis.

Salam Hangat Dari Author, 🥰🥰

1
Anna
kenapa part widia berasa berkaca ya .. 🤭
Yuu: stop bulol bunda😭
total 1 replies
Atof Kamaluddin
kecewa berat sih
Atof Kamaluddin
hmm kasian kiara
Atof Kamaluddin
astaga cuman mimpi😭
Fausta Vova
pasti kecewa ya
yg tadinya seneng ketemu cinta pertama yg udah lama ga ketemu
pas ketemu sikapnya beda banget
Fausta Vova
widia ini fansnya kiara versi ibu-ibu
hhh
Fausta Vova
mimpi nyamoe segitunya ya
Asakura Kaito
noooo Kiara, kasian jadi nangis😥
Asakura Kaito
Kiara salting nih ya
Anna
alahh modus ee si Axel ..
Anna
cerita nya fress, alur nya simple sukaa pollll ..
Yuu: makasih kakak sudah mampir🥰🥰
total 1 replies
Fausta Vova
thor, bisa ga yah up tiap hari???
🤣
ak pasti menunggunya thor
Fausta Vova
jangan ribet-ribet thor
otakku baru bangun nih
Yuu: Terimakasih sudah mampir, 🥰
total 1 replies
Duane
Gila, endingnya bikin terharu.
Yuu: Terimakasih ka. nantikan update selanjutnya ya🥰
total 1 replies
Maris
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Yuu: Terimakasih 🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!