NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kiss In The Rain

Triiiiiiiiingggggggg!

Kalila membuka matanya. Jam beker berbunyi nyaring tepat pukul setengah tujuh. Siapa yang sudah memasang alarm dari beker jadulnya?

Di kamar seberang, Candra hanya tertawa, mendengar Kalila yang grasak grusuk turun dari ranjang lantas berlari ke kamar mandi sampai terdengar bunyi berdebum.

Candra menajamkan pendengaran sambil memasang arloji mahalnya. Ia sudah nampak gagah dan tampan dengan kemeja ketat berhias jas mahal plus rambut gondrong yang sudah diikat rapi pula. Sungguh berdenyut anda-anda jika melihat Candra saat ini.

"Aduuuuuuhhhhhh."

Terdengar Kalila mengaduh, sepertinya ia mengalami musibah sebelum masuk ke kamar mandi. Dan benar saja, gadis itu sudah tertelungkup di atas lantai tepat di depan pintu kamar mandi karena terpeleset.

Lagi, Candra hanya tertawa dari dalam kamarnya. Bisa ia bayangkan bagaimana cepatnya gerakan Kalila yang harus segera berbenah dan berdandan untuk menemaninya malam ini.

Ia ingat, jam enam tadi saat naik ke atas ia mampir lagi ke kamar Kalila lalu menyetel alarm beker Kalila dengan volume paling nyaring.

"Masih untung gue kasih waktu setengah jam kan." Candra tertawa kecil penuh kemenangan.

Ia lantas segera turun lalu menuju ke belakang, dilihatnya para pelayan sedang ngobrol karena memang tak ada lagi yang harus mereka kerjakan.

Namun, mereka buru-buru memberi perhatian saat melihat Candra nampak mendekat. Aroma orang ganteng menguar ke segala penjuru rumah, bikin para pelayan memuji Candra di dalam hati mereka tanpa ragu.

"Bi, nanti kalo Kalila turun, bilangin aku nungguin di mobil ya."

"Iya, Den. Mau kemana Den udah ganteng begini, sama Non Lila lagi."

Candra tertawa, " Ada undangan dari temen bisnis. Gak enak kalo gak datang apalagi dia kenal baik sama papa."

"Oh begitu ya, Den. Baiklah, hati-hati di jalan ya, Den. Nanti kalo Non Lila turun, Bibi langsung arahkan ke mobil Den Candra."

Candra mengangguk lalu berjalan santai lagi menuju ke depan sampai ke luar dan lalu masuk ke dalam mobilnya. Ia menunggu Kalila sambil memainkan gawai. Ia sedang berbalas pesan dengan dua sahabatnya, sesekali terlihat tertawa.

Saat sedang asyik tenggelam dalam obrolan itulah ia melihat Kalila keluar. Kalau tadi sewaktu di butik ia melihat Kalila nampak cantik dengan gaun itu sekarang Kalila berkali-kali lipat lebih cantik lagi karena wajahnya sudah berhias make up natural tapi fresh juga dengan rambut panjang tebal dan hitamnya yang bergelombang di bagian bawah. Gaun itu memang membentuk tubuh Kalila sempurna, berwarna merah maroon menantang.

Sisi lelaki Candra bergejolak hebat. Benarkah itu adik tirinya yang bawel dan suka membantah dirinya itu? Tampak cantik, anggun dan ... Mempesona. Kau charming beibeh! Candra terpukau.

Candra jadi deg-degan, ia membayangkan menjadi pangeran berkuda putih yang sedang menjemput putri cantik. Mohon maaf memang ada pangeran rambutnya gondrong?

"Maaf, Mas Candra, aku lama ya?" Kalila menunjukkan raut penyesalan saat sudah masuk dan duduk dengan tenang di dalam mobil.

"Iya, lama banget sih lo."

Candra gengsi mengakui Kalila cantik sampai ia jadi lemas tak berkutik dan butuh nafas buatan segera dari Kalila. Ayo Kalila cium! Cium abang ganteng! Candra sudah menghayal yang tidak-tidak.

"Iya, maaf Mas. Lagian, bajunya ribet, aku takut jatuh. Mana sepatuku tinggi juga ini. Nanti keselibet gaunnya kalo jalan cepat." Kalila menjelaskan dengan gondok. Ingin rasanya ia menarik permintaan maaf darinya untuk Candra barusan.

Candra hanya melihat sekilas biar tidak ketahuan sedang kagum. Ia mulai menjalankan mesin mobilnya. Benda itu mulai berjalan meninggalkan rumah lalu membelah jalanan ibukota yang dipenuhi lampu jalanan.

"Acaranya pasti bakalan rame ya, Mas?" tanya Kalila. Candra hanya mengangguk. Ia tidak mau bersitatap dengan Kalila malam ini, nanti dia bisa khilaf lagi.

"Elo gak boleh malu-maluin gue. Kemana pun gue melangkah, lo harus di samping gue."

"Terus, gimana kalo orang nanya aku siapa?"

Candra diam sebentar. Benar juga, masa dia mesti bilang mereka saudara tiri?

"Lo gak perlu jawab, biar itu jadi urusan gue entar. Tapi kayaknya gak bakalan ada yang nanya kok. Orang bakalan tahunya gue bawa gandengan, udah gitu doang."

Kalila manggut-manggut walaupun tak paham. Bagaimana kalau orang-orang mengira mereka adalah pasangan kekasih? Di antara tamu itu sedikit banyak pasti tahu betul siapa Candra dan juga papanya. Kalila takut nanti papa Mahesa akan salah paham kalau seandainya ada yang keceplosan mengatakan tentang kepergiannya menemani Candra malam ini.

Namun, Kalila akhirnya mencoba tenang. Apa salahnya juga menemani kakak tirinya itu pergi? Tidak bukan?

Mereka sampai di sebuah hotel mewah yang ternyata ballroomnya dipakai untuk acara malam ini. Kalila membuka pintu mobil bersamaan dengn Candra.

Lelaki itu menunjukkan lengannya, Kalila menatapnya tak mengerti tapi lalu ia paham saat melihat para perempuan di depannya menggamit lengan pasangan mereka mesra. Iya itu kan memang pasangan, lah mereka? Tom and Jerry, mana bisa seakur itu?

"Cepetan! Lama banget."

Tuh kan! Lihat, Candra itu selain suka memaksanya ini itu juga seenaknya membentak. Kalila jadi kesal tapi ia menurut juga lantas segera menggamit lengan Candra.

"Selamat malam, Pak Candra. Waw pasangan anda cantik sekali lebih cantik dari yang kemarin." Di depan pintu, Candra sudah disambut bawahan yang punya acara itu. Candra paham siapa yang dimaksud, pasti Bella, karena selama ini, Bella lah yang akan selalu menemani Candra menghadiri setiap acara.

"Mas Candra ... Rame banget aku malu," bisik Kalila insecure.

"Tenang aja, kan ada gue," balas Candra.

Lalu dengan mantap ia mengajak Kalila menemui si tuan acara, berbincang sebentar dan kemudian berkeliling ballroom. Lalu mereka mengambil minuman dalam gelas yang sudah disiapkan. Kalila merasa canggung, tapi ia kagum melihat betapa berwibawa Candra berbincang dengan orang-orang kaya dengan jabatan setinggi langit di dalam ruangan itu.

Ia juga merasa beberapa kali Candra merangkulnya mesra. Sialan, Kalila mulai baper! Ia mengutuk dirinya sendiri yang jadi melow begini.

"Lo pengen lihat bintang gak? Di sini ada roop topnya."

Kalila mengangguk lalu mengikuti Candra ke ujung ballroom yang langsung menghubungkan dengan tangga menuju root top.

Mereka tiba di atas Kalila memandangnya dengan penuh kebahagiaan.

"Lo suka ya?" tanya Candra lagi.

Kalila mengangguk. Belum sempat lama ia menikmati keindahan tempat itu, Candra kembali menarik tangannya.

"Mas, kita mau kemana? Aku belum puas lihat bintang dari sana tahu!" protes Kalila.

"Lo bakal lihat lebih indah dari itu." jawab Candra sambil terus mengajak Kalila turun. Ia berbincang lagi sebentar dengan beberapa rekan bisnisnya lalu menggenggam jemari Kalila, membawanya keluar dan mereka masuk ke dalam mobil.

Candra mengemudikan mobilnya cepat, Kalila jadi takut karena Candra ngebut. Candra membawanya keluar dari pusat kota Jakarta, menuju tempat yang sepi. Mereka benar-benar keluar dari Jakarta. Dan mobil Candra berhenti di sebuah bukit yang tak terlalu tinggi. Lampu menghiasi jalanan di sekitar bukit itu. Dan pemandangan di bawah mereka sangat menakjubkan.

Jutaan cahaya lampu terpampang, membentuk formasi bintang. Di bawah ia disajikan pemandangan bintang buatan yang tercipta karena lampu kota dan di atas ia melihat bintang sesungguhnya. Kalila menutup mulutnya, ini indah sekali.

"Waaww... Ini bagus banget,"desis Kalila.

Baru saja berbalik, ia berhenti sebab Candra berdiri dalam radius sangat dekat dengannya. Kalila menunduk, ia tak tahu harus berkata apa. Saat ini ia sedang sibuk menenangkan jantungnya yang berdetak cepat.

"Mas ..."

"La ..."

Hening kemudian. Sampai akhirnya, Kalila merasakan dagunya disentuh Candra perlahan lalu Kalila mendongak, bibirnya dan bibir Candra bertemu. Awalnya ia tidak membalas, tapi semakin lama ia semakin menikmati setiap kecupan yang Candra berikan. Mulutnya terbuka perlahan, Candra m*lumatnya lembut. Hujan turun, tapi mereka malah semakin larut dalam indahnya dosa malam ini. Ci*man mereka berbeda malam ini, karena hati yang lebih banyak mengambil alih.

1
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
july: makasih kakak
total 1 replies
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
moominRJ
Makanya bella ngaca sadar diri jg cuma sekertaris ko kya bos ngatur2
moominRJ
Makasih up nya kaka🥰
moominRJ
Posesif amat pak🤭
Reni Anjarwani
semanggat up terus kak karyanya bagus
lyani
nah kan siap2 kau bel
lyani
bukannya takut ketahuan kamu bel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!