NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31. Menahan berbuat

Bab 31

Entah bagaimana peraturan game yang mereka ciptakan, atau pilihan dari yang mereka selalu katakan kepada manusia.

Mereka selalu berkata, seperti layaknya ibu peri pemberi harapan. "Aku tau masa depanmu, kamu akan mati dan menghadapi banyak hal yang sangat sulit dijalani. Tetapi aku akan membantumu, "

Aku tak pernah percaya pada kebohongan mereka, aku merasa dibodohi sampai akhir, tak ada yang selamat pada ujungnya hanya aku saja yang selalu ditinggal sendirian.

"Bagaimana? Mau tetap hidup? "

.

.

.

"MARINA!!! "

"Wah! Ada apa ini, wow santai nona cantik! "

Seru teman cowoknya, teman-teman Marina juga ikutan parno.

Siapa yang tidak kaget coba? Laki-laki tampan yang juga ikut di meja mereka hanya duduk saja, lalu tiba-tiba Marina berdiri diatas mereka sambil mengacungkan garpu ke mata orang asing yang baru mereka temui.

'Seharusnya dia sudah mati, apa-apaan ini, '

Ia juga ingat tentang 3 hari yang lalu, sang pemburu masih belum hilang ingatan entah antara kesalahan para pelayan god atau semacamnya, tapi ini berbeda. Angka, waktu maupun hari yang ditunjukkan berbeda dari kebanyakan Marina selalu lihat setiap hari.

Dia bukan takut tapi curiga.

"Siapa kau?! Apa kau bagian dari mereka! "

Laki-laki tampan, berambut belah pinggir didepannya sedikit ketakutan tapi tertutup wajah coolnya. "Apa yang terjadi ini, aku salah apa? "

"Ma-marina... Tenang dulu, jangan bikin kita takut. "

"Be-bener... "

Marina menoleh, matanya kosong perlahan menghilang. Ya benar, disini dia juga tak mau mencari keributan. Tapi bila menyangkut hal yang selalu dia kejar, mana mungkin dia diam saja?

Marina akhirnya bisa duduk, perasaan para perempuan satu-satu jadi lega semua. Juga dengan para laki-laki, mereka mulai merubah topik.

"Eh guys, kalian udah ujian belum? "

"Ujian tengah semester maksudmu? Belum, tapi katanya sih minggu depan, "

"Aku belum belajar sama sekali~"

Para laki-laki langsung menjawab bersamaan, "kita juga... Kalau begini bagaimana kapan-kapan kerja kelompok bersama? Jadi kita tau tantangan soal yang kalian hadapi di sekolah kalian! "

"Oh tentu aja! " Jawab Vivi pura-pura gembira.

Hana melirik Marina diam-diam, dia jadi takut sendiri melihay gadis itu terus menatap tajam wajah laki-laki didepannya tanpa sebab sama sekali.

Ya benar, Marina tak pernah memutus pandangannya.

Yang ditatap mengalihkan muka tak peduli, antara ketakutan atau sudah terbiasa menerima ancaman seperti tadi. Marina tak berhenti memegang garpu sampai bengkok.

"Wah guys! Makanannya dateng!!! "

"Yeayy!!! "

"Akhirnya datang juga, "

"Ini punya ku, ya! "

"Iya... Sabar dong! "

"Vi, punya mu ambil sendiri ya... Salad buah kan? Kamu katanya gak mau yang berlemak, "

"Cih, minimal kalau mesenin makanan yang layak dikit kek, "

"Oh kalo gak mau yaudah, biar aku makan aja... "

"Eh gak apa, aku cuma bercanda doang. " Seru Vivi mengambil mangkok berisi penuh buah-buahan dan selada bercampur sedikit bumbu saos, seperti mayones, dan saos tuna.

Hana melihat pesanan yang datang satu persatu, dia menggeret burger dan stick kentang untuk Marina karena dia sama sekali tak melirik makanan yang sudah disediakan.

Tetapi saat mau mengambil jus, tatapan keduanya saling bertemu. Hana dan laki-laki yang ada didepan teman Vivi tak sengaja bersentuhan tangan, keduanya jadi canggung setelah itu.

"Bu-buat kamu aja gak papa, " Kata laki-laki manis itu.

Hana menolak, dia langsung mendorong lagi minuman ke arah cowok itu.

"Ti-tidak, ini buat kamu aja... Aku... Bisa minum yang lain... "

"Oh, oke"

Hana dan laki-laki manis itu sama-sama masih pemalu.

Hana mencoba menghilangkan rasa canggung keduanya dengan mengalihkan wajah ke Marina, oh Tuhan kenapa gadis satu ini masih terus menatap lawan tempat duduknya?

'Kenapa ya? Kenapa Marina jadi begini, ya ampun... Aku tidak tau apa yang Marina pikirkan sekarang, atau jangan-jangan ada sesuatu di antara mereka sampai bertengkar begitu? Aduh pusing... ' pikir Hana, kalau di pikir-pikir puyeng juga.

Marina terus menatap tajam pada angka waktu hitung mundur di atas kepala lelaki didepannya, 'apa yang spesial darinya? Kenapa dia belum mati? '

'Atau jangan-jangan mereka masih mengujiku? Selama ini rencanaku selalu gagal, pasti diam-diam ada yang mau menggagalkan plan ku. '

"Marina! "

"Hm, "

"Jangan hm doang, dimakan gak nih burgernya, "

Marina tak menjawab, tapi bahunya terus ditepuk, awalnya tepukannya hanya terasa pelan tapi lama kelamaan jadi lebih keras.

"Ah- apa?! "

Hana langsung membeku setelah disentak, baru kali ini Marina membentaknya apalagi dengan wajah datar seolah hatinya sedang bad mood.

"Ini... Kalau gak dimakan-"

"Aku bungkus aja. "

"Oh, "

Marina menoleh, dia tak melihat wajah Hana sebenarnya tapi Hana mengira temannya melihat dirinya dengan serius sekarang.

"Aku sudah kenyang. "

"Em... Begitu? Baiklah, ini dua-duanya jangan dimakan ya teman-teman soalnya ini kepunyaan sahabatku, " Kata Hana pada mereka semua, lalu diangguki bersama.

Vivi mengunyah cepat, dia juga terpikirkan tentang kejadian mendebarkan barusan. 'Apa yang dipikirkan gadis itu? Kenapa dia mau membunuh orang asing? Gila? Tidak dia bukan gila lagi, tapi psikopat. '

Teman-teman cowok yang mereka temui hari ini, disela makan-makan mereka mengenalkan diri satu persatu.

"Oh ya kita belum kenalan sama sekali ya? "

"Kenalin aku Rio, ini Zaki, dia Mada, terus -"

Hana langsung mengangguk merona, 'jadi namanya Mada... Manis banget... ' gumam gadis itu sambil menyeruput minuman dengan sedotan pink.

"Lalu Tio yang terakhir itu, Zeyn-"

"Nama panjangnya siapa? " Seru temen perempuan Vivi penasaran, karena yang mereka penasari hanya satu saja tapi yang lain dianggurkan gitu aja.

Mereka tentu menggaruk leher, tak mempermasalahkan wali hati cekat-cekit.

"Kalau penasaran nama panjangnya... Dia Zeyn Mahendra... "

'Zeyn Mahendra? Tunggu, sepertinya aku kenal dengan nama itu... Dimana, dimana itu... Dimana aku rasanya pernah mendengarnya? Terasa familiar... ' gumam Marina, tatapannya sedikit berubah mendengar nama panjang Zeyn yang mereka sebutkan.

Rio mencibir, "udah puas kan guys, ayo habis ini kita karaokean... "

"Eh kita aja belum ngenalin diri, "

"Ini Vivi! "

"Udah tau. " Jawab para cowok tak terlalu penasaran, Vivi jadi menghela napas kesal sendiri.

"Aku Fatimah, teman disebelahku ini Ruri dan yang disebelah Ruri itu Hana, "

Mada langsung mengangguk kecil, 'jadi namanya Hana, cantik sekali seperti bunga sakura yang baru mekar.... '

"Waw, kamu oke juga Hana... " Kata Rio dan Zaki bersamaan, tanpa mereka tau kalau Mada di sebelah mereka cemburu sendiri.

"Dan yang di pinggir sana, ah kalian sudah tau-"

"Aku belum. " Kata Zeyn cepat, dia menaruh garpu dan sendoknya lalu menatap kedua mata lancip Marina.

Ditatapnya lama oleh Zeyn, para gadis langsung tak rela melihat Zeyn lebih perhatian pada Marina daripada mereka.

"Siapa namanya? " Tanga Zeyn pada mereka, Vivi langsung bersuara keras. "MARINA! MARINA YUANA TIA! "

"Oh~"

"Cantik, " Kata Zeyn lalu setelahnya dia berdiri, dia telah menghabiskan semua makanannya.

Dari Fatimah, Ruri dan Vivi mereka sama-sama marah pada Marina, dia sudah dibilanh cantik tadi tapi kenapa masih bisa damai dengan sifat tak menyambut sama sekali itu pada Zeyn?

Fatimah langsung tertawa kecil, "Zeyn, ini Marina tadi gak bermaksud apa-apa kok sama kamu, "

"I-iya... Biasanya gak gitu, cuma gak tau lah setan didalamnya gak bisa diajak kerja sama, " Lanjut Ruri mencoba untuk bercanda gurau, tapi gak ada yang ketawa bahkan satupun dari mereka.

Hanya ada jawaban, "oh."

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!