Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuduhan
Tak ingin terjadi perdebatan yang panjang, gadis cantik itu segera masuk dan duduk dikursi belakang
Setelah Zalika masuk, Gavin kembali membuka kursi penumpang disamping kemudi bagi Jefry, pupus sudah harapan untuk duduk disisi gadis pujaannya pikir Gavin
Tak ada pembicaraan yang terjadi selama perjalanan, ketiganya sibuk dengan pikiran masing-masing
Setelah lima menit, mobil mewah itu tiba didepan gedung perkantoran. Ketiganya melangkah masuk dengan Jefry berada didepan
Pemandangan itu jelas mengundang perhatian para karyawan, beberapa menatap iri pada Zalika yang berjalan bersama dua pria tampan di perusahaan ini, terlebih saat Zalika mendapat izin untuk ikut menggunakan lift khusus yang diperuntukkan bagi petinggi perusahaan
"Sekretaris baru itu sepertinya banyak tingkah!" Ucap salah seorang karyawan wanita
"Dia menggunakan kecantikan nya dengan baik!" Sahut salah seorang rekannya
Ketiga wanita yang merupakan karyawan itu baru saja kembali dari kantin
"Dasar mura___" seorang karyawan wanita bernama Gita mengepalkan tangannya
"Lo kalah cepat, Git. Lo udah ngincer tuan Gavin sejak pertama kali masuk ke perusahaan ini tapi, nggak bisa!"
Kedua rekannya tertawa, seolah mengejek kegagalan Gita dalam meraih cintanya
"Berisik kalian! Ayo balik!" Ketiganya kembali' keruangan mereka masing-masing guna melanjutkan pekerjaan
***
"Kamu pulang sendiri?" Jefry yang berjalan bersama Gavin mendekati Zalika saat telah tiba di lobby
"Saya sudah pesan taksi online!" Jawab Zalika
"Kamu pulang sama saya saja!" Ajak Jefry, entah sejak kapan pria tampan itu menjadi banyak bicara seperti ini
"Maaf tuan, tapi taksi nya udah nunggu disana" Zalika menunjuk sebuah mobil yang telah terparkir didepan sana
"Saya permisi tuan!" Gadis itu menundukkan kepalanya pada Jefry serta Gavin secara bergantian
"Mari tuan!"
Jefry menghela napas panjang, entah kenapa dirinya selalu ingin bersama gadis itu, Zalika memang berbeda pikirnya
"Kita ke butik dulu! Mama nyuruh saya untuk fitting hari ini!"
"Baik tuan!"
Tiba di butik, Jefry segera menemui Astrid sang mama yang telah menunggu sejak tadi
"Kamu lama banget loh sayang, Leona udah nunggu dari tadi!" Astrid mengomel karena putranya itu masih saja sibuk dengan pekerjaannya padahal hari pertunangan semakin dekat
"Maaf mah!" Singkat Jefry
"Minta maaf sama Leona!"
"Sorry!" Jefry mengatakan itu bahkan tanpa memandang kearah wanita disampingnya
"Ya sudah, kamu ikut sama mbaknya untuk cobain baju kamu!"
Jefry tak membantah ucapan sang mama, pria itu berjalan mengikuti langkah seorang wanita yang merupakan pramuniaga
Jefry seolah ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini, tatapan penuh puja yang diberikan Leona membuatnya tidak nyaman
"Sudah kan?"
"Ya udah kamu lepas bajunya sana!" Jefry kembali keruangan dimana ia melepas pakaiannya dan mencoba tuksedo yang akan ia gunakan untuk acara pertunangan nya
"Kamu nggak mau lihat gaun Leona dulu?" Astrid menahan langkah sang putra yang hendak meninggalkan butik
Leona sengaja belum mencoba gaunnya, hanya agar Jefry melihatnya mencobanya lalu memuji penampilannya setelah itu
"Aku capek! Gavin juga udah nunggu lama di mobil!" Pria tampan itu berjalan cepat menuju mobil dimana sang asisten telah menunggu
"Kamu jangan tersinggung ya sayang! Biar nanti Tante yang tegur anak nakal itu!" Astrid berusaha menenangkan calon menantunya
"Ayo! Kamu coba gaunnya!"
"Iya tan!"
***
Zalika tengah duduk dikamar nya, ditangannya ada sebuah sayap yang ia jaga selama belasan tahun
Saat itu ia bagitu bahagia saat seorang kakak kelas memberinya hadiah berupa sebuah sayap peri yang sengaja dipesan khusus
Dirinya tak pernah menyangka jika perasaan seorang gadis tujuh tahun akan hadir diusia yang terbilang cukup dewasa
Dirinya menganggap perasaan itu sebagai angin lalu saja, ia sempat bersedih saat kakak pangeran nya pergi setelah lulus sekolah,
Namun seiring berjalannya waktu ia bisa melupakan anak laki-laki itu, menganggap kebersamaan mereka hanya cinta monyet yang tidak berarti apa-apa
Nyatanya hal itu berbeda saat dirinya kembali dipertemukan dengan pria yang merupakan cinta masa kecilnya itu lagi
Perasaannya berbeda dengan perasaan yang ia miliki belasan tahun lalu, ini adalah perasaan tertarik pada pria dewasa
"Tuan Jefry nggak boleh tau kalau aku adalah gadis kecil yang dia cari selama ini!" Zalika menatap sendu sebuah sayap yang ia pegang
"Kenapa harus tuan Jefry, kenapa aku harus dipertemukan lagi dengan kakak pangeran? Kenapa perasaan aneh itu datang?"
Pikiran-pikiran itu berkecamuk di dalam pikiran Zalika, gadis itu membaringkan tubuhnya dan meletakkan benda menyerupai sayap itu disampingnya
"Semoga tuan Jefry nggak pernah tau kebenarannya!"
***
Kedatangan Zalika dikantor telah disambut oleh beberapa karyawan wanita, mereka seolah sengaja menunggu kedatangannya pagi ini
"Selamat pagi sekretaris 'plus-plus'!" Salah seorang menyapanya dengan suara sinis
Zalika yang enggan untuk meladeni, segera melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ketempat dimana dirinya bekerja
"Sombong banget sih Lo, mentang-mentang kesayangannya tuan Jefry?"
Zalika hanya menatap sinis seorang wanita yang kini berdiri dihadapannya dengan berkacak pinggang
Penampilannya yang mencolok dengan lipstik merah itu membuat Zalika tertawa sinis
"Permisi! Saya mau lewat!" Zalika berucap sopan, mengingat dirinya yang masih baru
"Jangan mentang-mentang elo kesayangan tuan Jefry sama tuan Gavin terus Lo mau sok-sokan didepan kita!" Teriak gadis dengan bibir merah menyala itu
Zalika menghela napasnya berat, rasanya ia terlalu malas untuk meladeni wanita aneh didepannya ini
"Maaf ya, saya nggak ngerti apa yang kamu maksud jadi minggir! Saya mau lewat!"
Zalika hendak melewatinya namun tubuhnya didorong hingga mundur beberapa langkah
"Zalika.." Vika yang baru saja tiba terkejut melihat sahabatnya itu diganggu oleh Gita dan kawan-kawannya
"Kalian udah temenan?" Wanita bernama Gita menatap kearah Zalika dan Vika bergantian
"Ngapain kalian ganggu Zalika? Dia masih baru disini! Lepasin dia!" Teriak Vika
"Urus dia!" Titah Gita pada kedua sahabatnya
"Lepasin gue!" Vika memberontak saat kedua tangannya dicekal
"Gimana rasanya?" Ucap Gita yang membuat Zalika bingung
"Saya nggak ngerti apa maksud kamu!" Zalika sedikit mendongak, tubuhnya terlihat mungil karena Gita yang bertubuh tinggi ditambah high heels yang ia gunakan
Wanita itu tersenyum sinis "nggak usah pura-pura bego Lo!"
Zalika beberapa kali menghembuskan napasnya, ia benar-benar dibuat kesal oleh tingkah wanita yang menggilai atasannya ini
"Kamu dibayar berapa untuk 'digilir' sama tuan Jefry dan tuan Gavin!" Sarkas Gita
Mata Zalika membulat sempurna, amarah terpancar jelas dari wajahnya yang merah padam. Ucapan Gita melukai harga dirinya
Plak
"Jaga ucapan kamu! Saya bahkan nggak kenal sama kamu! Ada apa sampai kamu menuduh saya seperti itu?"
Satu tamparan keras mendarat di pipi penuh makeup itu, merah hasil tamparan Zalika menyatu dengan blush on yang Gita gunakan
semoga terkuak ya rahasianya