NovelToon NovelToon
PENANTIAN CINTA HALAL

PENANTIAN CINTA HALAL

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: ZIZIPEDI

Aila Rusli tumbuh dalam keluarga pesantren yang penuh kasih dan ilmu agama. Diam-diam, ia menyimpan cinta kepada Abian Respati, putra bungsu Abah Hasan, ayah angkatnya sendiri. Namun cinta mereka tak berjalan mudah. Ketika batas dilanggar, Abah Hasan mengambil keputusan besar, mengirim Abian ke Kairo, demi menjaga kehormatan dan masa depan mereka.

Bertahun-tahun kemudian, Abian kembali untuk menunaikan janji suci, menikahi Aila. Tapi di balik rencana pernikahan itu, ada rahasia yang mengintai, mengancam ketenangan cinta yang selama ini dibangun dalam doa dan ketulusan.

Apakah cinta yang tumbuh dalam kesucian mampu bertahan saat rahasia masa lalu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZIZIPEDI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENANTIAN CINTA HALAL

Hujan masih kerap turun, dan udara malam terasa makin dingin. Rumah itu senyap dalam lelap. Di lantai atas, Aila tertidur pulas.

Sementara Bayu tampak khusyuk sedang duduk bersila setelah salat tahajud, dilanjut dengan berzikir, namun tiba-tiba suara ponselnya berdering nyaring. Ia sempat menoleh ke Aila yang masih terlelap, lalu segera berdiri dan meraih ponselnya.

Nama "Azela" berkedip-kedip di layar ponselnya.

Tanpa pikir panjang, Bayu langsung mengangkat.

“Iya, Ze..?”

Terdengar suara isakan tertahan di ujung sana. Lalu suara Azela yang lemah, parau, dan tergesa.

Keringat dingin membasahi pelipis Azela meski udara malam begitu menusuk. Jemarinya menahan sakit sambil menggigit bibirnya sendiri.

"Mas…" Suaranya terdengar lemah. “Sepertinya…ini kontraksi, bisa tolong bantu aku antar kerumah sakit…”

Bayu terperanjat. “Tunggu, aku turun.”

Dengan cepat, Bayu meraih kunci mobilnya, membuka pintu kamar perlahan agar tak membangunkan Aila, dan segera menuruni tangga menuju lantai bawah. Di sana, ia mendapati Azela tengah bersandar di ranjang wajahnya pucat, napasnya tersengal menahan sakit.

"Ze…tarik Nafas, pelan-pelan ya…kita kerumah sakit, sekarang. Kamu tahan sebentar," ucap Bayu sambil tampak bingung, antara mau meraih tangan Azela untuk membantu. Tapi ada batasan yang tak halal diantara mereka.

Bayu tampak bingung di hadapan Azela yang menahan sakit. Nafas wanita itu mulai tak teratur, tubuhnya bergetar hebat menahan kontraksi. Namun saat Bayu hendak meraih bahu Azela untuk membopongnya, tangannya terhenti di udara. Pandangannya membeku.

Benaknya dipenuhi satu hal, kenyataan jika Azela bukan istrinya yang sah secara agama. Pernikahan itu tak pernah benar-benar halal, sebab saat ijab kabul diikrarkan, Azela telah lebih dulu mengandung benih lelaki lain.

Tubuh Bayu gemetar. Bukan karena panik, tapi karena benturan batin. Ini situasi genting. Tapi ia tahu, tangannya tak boleh sembarangan menyentuh tubuh perempuan yang bukan mahramnya.

Dengan suara bergetar, Bayu menarik napas panjang. Ia menatap Azela penuh iba. "Maaf, Ze .. Maaf," bisiknya lirih. “Aku nggak bisa... menyentuhmu. Aku... harus panggil Aila.”

Tanpa menunggu jawaban, Bayu bangkit dan berlari menaiki tangga dua anak sekaligus.

Azela tersenyum getir, sungguh Bayu pria yang menjaga batas. Dia bukan lelaki sembrono.

Andai Bayu suami yang sah, alangkah beruntungnya Azela.

"Andai kamu suami halalku Mas, aku pasti sangat beruntung..." batin Azela sembari menyeka peluhnya.

Sementara Bayu, langsung menghampiri Aila yang masih terlelap, mengguncang bahunya lembut.

“Aila…bangun, dek. Ini penting,” ucapnya cepat tapi tetap menjaga kelembutan.

Aila mengerjap pelan, lalu duduk. “Mas? Ada apa?” wajah Aila pucat karena terkejut, tak pernah-pernahnya Mas Bayunya itu, bangunkannya di tengah malam.

Bayu menggenggam tangan Aila, kali ini tanpa ragu. “Azela… kontraksi. Sepertinya sudah waktunya lahiran. Tapi Mas... nggak bisa bantu, gendong, Zela. Jadi Mas butuh kamu, untuk bantu dia siap-siap ke rumah sakit.”

Tatapan Aila sempat bimbang.

"Maksud Mas Bayu, nggak kuat gendong Mbak Zela...?" tanya Aila dengan polisnya.

"Bukan..bukan itu, ini tentang syariat. Udah ayok bantu Mas dulu..." ujar Bayu kembali turun ke lantai bawah.

"Tentang syariat...? Maksudnya...?" batin Aila.

Tapi ya sudah lah, Aila tak ingin bahas sekarang.

Tapi kalimat terakhir Bayu, mengaku tak bisa menyentuh Azela demi menjaga syariat, membuat kepalanya sedikit pusing.

“Ya Allah…” lirih Aila. Ia langsung bangkit dari ranjang.

Aila yang baru masuk ke kamar Azela, langsung memapahnya, ke mobil.Sementara Bayu membawa tas yg telah Azela persiapkan jauh-jauh hari, berisi pakaiannya dan perlengkapan bayi.

Mobil melaju, Bayu menyetirnya dengan fokus tingkat dewa.

Suasana ruang bersalin dini hari itu begitu lengang dan menusuk.

Lampu neon menggantung dingin di atas kepala, menyinari wajah pucat Azela yang sudah bersimbah peluh. Aroma disinfektan bercampur bau darah dan tangis samar dari ruang lain. Detak jarum infus berdetik nyaring di tengah sunyi. Suara detak jantung janin dari monitor mendebarkan, tapi tidak cukup untuk meredam kepedihan dalam dada Azela.

Aila duduk di samping ranjang, menggenggam jemari Azela yang dingin dan menggigil.

"Mas Bayu mana?" bisik Azela lirih, nyaris tak terdengar karena rasa sakit yang menghantam perutnya silih berganti. Air matanya mengalir tanpa bisa dicegah.

"Di luar, Mbak. Mas Bayu nunggu di luar" jawab Aila, menunduk, tak berani menatap mata Azela yang basah.

Azela tersenyum getir, meski wajahnya kian pucat.

Andai tangan yang kugenggam sekarang adalah tangan suamiku…

Andai Bayu benar-benar suamiku…

Andai anak ini darah daging Bayu...

Tangisnya pecah, tak bisa lagi dibendung. Tapi tak ada yang bisa dia sesali sekarang. Semua sudah digariskan. Ia hanya bisa menerima dan menahan luka yang begitu dalam.

Sakit kontraksi datang lagi, membuat tubuhnya melengkung lemas. Azela mencengkeram tangan Aila erat-erat.

"Sakit dek..." lirih Azela.

Aila menghapus peluh di dahi Azela, menatap dengan iba. “Mbak, jangan nangis… Mbak Zela kuat. Mas Bayu di luar, terus doain Mbak. Dia kelihatan khawatir banget.”

Azela menatap Aila, mata mereka bertemu dalam satu kedalaman luka yang berbeda.

“Makasih, Aila…” gumam Azela, lirih, sebelum suara dokter memotong keheningan.

“Bukaannya sudah lengkap. Persiapan melahirkan sekarang!”

Suster bergerak cepat. Aila berdiri, tetap berada di sisi Azela. Di tengah gemuruh rasa sakit dan tangisnya, Azela hanya bisa membatin,

"Tuhan… kuatkan aku… Walau tanpa suami di sampingku, tanpa kehalalan di sisiku, izinkan aku melahirkan anak ini dengan selamat…

Dan di luar sana, Bayu berdiri di balik pintu. Punggungnya bersandar lemah ke dinding rumah sakit. Matanya memerah, tangan mengepal menahan gejolak dalam dada.

Ia tak masuk. Ia hanya berdoa.

Menyebut satu nama berkali-kali di dalam hati,'Azela'

Bayi terus mendoakan keselamatan Azela dan bayinya.

1
Wulan Susanto
di tunggu update nya
Wulan Susanto
bagus
Ita Putri
wes Ndang omong azela ....kasihan mas Bayu sama aila nya
Aliya Awina
kalau mau jadi suami yg baik iya itu ikhlaskan aila dan jadilah suami yg bertanggung jawab jangan kau abaikan istri dan anakmu demi perempuan lain
Ita Putri
warbiasah....semangat thor
Zizi Pedi: Insya Allah Kk, semangat🥰
total 1 replies
Ita Putri
haduuh....karya sebagus ini tp sepi like....mengsyedih lah🤔
Zizi Pedi: Iya Kk, makasih Kk, udah dukung katyaku🥰
total 1 replies
Aliya Awina
sebenar aila nikah sama bayu atau abian sama aja jadi istri ke 2 juga cuman klau aila sama abian gak akan dicintai sepenuh hati karna cinta abian untk istri pertamanya tpi klau nikah sama baya sdh pasti dicintai sepenuh hati karna cinta bayu memang untk aila seorang
Zizi Pedi: iya Bener kk, Mending sama Bayu, yg tulus baik lahi🥰
total 1 replies
Ita Putri
poor bayu
Ita Putri
jangan" hamil anak almarhum dr.kenzi
R I R I F A
lanjut aku suka cerita yg islami...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!