Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Kayla baru saja masuk ke ruang anak ketika ponselnya bergetar.
Satu notifikasi dari media online muncul dengan tajuk:
"Dokter muda inspiratif Kayla Rahma diduga punya hubungan khusus dengan pemilik rumah sakit, Liam Aryandaru!" eksklusif dengan potret mereka keluar bersama dari ruang VIP dua malam lalu.
Kayla terdiam. Tangannya gemetar sedikit.
Tak lama kemudian, Cika masuk dengan wajah kesal. “Kay, jangan panik! Berita itu bener-bener norak!”
Rina menyusul. “Aku udah kontak beberapa kenalan media buat take down. Tapi udah sempet viral pagi ini.”
Lala datang dari belakang. “Akun udah ngomelin editor-nya! Mereka ambil foto waktu kamu keluar dari lift sama Liam, padahal itu... ya ampun, itu kan habis rapat kasus anak!”
Kayla menarik napas. “Aku tahu cepat atau lambat bakal begini. Tapi... aku belum siap.”
Sementara itu – Kantor Liam
Leon duduk bersilang kaki. “kamu tau berita pagi ini?”
Liam menatap tajam layar laptopnya. “Tahu.”
Renzo duduk santai. “ kamu mau komentar ke publik? Klarifikasi?”
Liam menutup laptop. “Gak perlu.”
Demon bersandar ke dinding. “Lo yakin? Orang-orang udah mulai kirim pertanyaan ke sekretaris rumah sakit.”
“Aku akan hadapi ini langsung. Dengan cara aku sendiri.” ucap Liam pendek.
Sore hari – Rumah Kayla
Kayla baru pulang, wajahnya lelah. Ia bahkan tak menyentuh makanan.
“Kenapa Kak Kayla sedih?” tanya Aldi sambil membawa segelas teh hangat.
“Cuma capek, Dek.” Kayla berusaha tersenyum.
Namun sebelum sempat duduk, bel berbunyi.
Saat dibuka, Liam berdiri di sana.
Kayla mengerutkan kening. “Kamu... datang ke sini?”
Liam mengangguk pelan. “Kamu punya waktu?”
Aldi tersenyum nakal. “Aku di kamar aja, Kak! Hehe.”
Kayla menyentuh rambutnya, gugup. “Masuk, deh…”
Malam hari – Teras rumah Kayla
Mereka duduk berdua, sunyi, hanya ditemani lampu taman dan angin semilir.
Liam akhirnya bicara duluan.
“Aku tahu berita itu bikin kamu tertekan.”
Kayla mengangguk pelan. “Ya... tapi yang lebih bikin berat adalah... aku gak tahu harus bilang apa. Apakah kita memang sedekat itu?”
Liam menoleh padanya. “Menurutmu?”
Kayla diam.
“Aku bukan orang yang mudah membuka diri. Tapi kamu... kamu masuk ke hidupku dengan cara yang gak pernah kurencanakan. Dan... aku gak bisa lagi pura-pura gak peduli.”
Kayla menatapnya, mata mereka saling menatap dalam. “Aku takut, Liam. Takut kehilangan tempatku. Takut kehilangan kamu.”
Liam perlahan menyentuh tangan Kayla. “Kamu gak akan kehilangan apa pun. Karena tempatmu... sudah di sini.”
Jari mereka bertaut. Dan malam itu, untuk pertama kalinya... tidak ada jarak.
Tidak ada rahasia, tidak ada pertahanan.
Hanya dua hati yang saling menyentuh dalam kesunyian yang jujur.
...----------------...
Pagi – Rumah Sakit
Kayla sedang mencatat hasil observasi anak penderita kelainan metabolik ketika direktur rumah sakit datang bersama dua orang asing dari dewan direktur yayasan anak internasional.
“Dokter Kayla,” sapa direktur dengan senyum bangga, “kami ingin menyampaikan undangan istimewa.”
Kayla mengernyit.
“Sebuah program pelatihan intensif selama enam bulan di Belanda. Hanya untuk dokter muda terpilih. Tujuannya: menyiapkan Anda menjadi Kepala Divisi Anak Usia Muda di rumah sakit ini.”
Kayla membeku.“Enam bulan?”
Salah satu direktur asing bicara pelan, “Tentu kami siapkan fasilitas terbaik. Dan... ini akan membawa perubahan besar untuk masa depanmu, Dokter Kayla.”
Kayla menunduk. “Aku... perlu waktu memikirkan ini.”
Sore – Rumah Kayla
Kayla duduk sendirian di teras rumah. Rina, Lala, dan Cika sudah tahu kabar itu dari grup chat.
Rina: “Gila... kepala divisi?! Gue bangga, tapi juga... ya ampun, enam bulan jauh dari kita.”
Lala menggoda, “Gimana sih, Kay? Lo bakal ninggalin Liam?”
Kayla tersenyum hambar. “Itu juga yang lagi aku pikirin.”
Cika menatap serius. “Lo harus pilih karena mimpi lo, bukan karena orang lain. Tapi... bukan berarti perasaan lo gak penting.”
Tapi Kayla masih terdiam mendengar pendapat dari ketiga sahabatnya.
Malam harinya Kayla sudah siap dengan dress berwarna nabi, ia pergi sendirian Aldi tidak mau ikut karena ada tugas sekolah. jadilah Kayla pergi sendirian menuju rumah kakek Albert.
Sesampainya di rumah kakek, tiba tiba Kayla merasakan kegugupan melihat tatapan orang orang yang menelitinya dari atas hingga ke bawah. kakek Albert yang mengetahui itu dengan cepat menegus keluarga nya.
" Apa yang kalian lakukan. Jangan menatap cucuku seperti itu dengan menilai dia. Aku mengundang Kayla karena dia adalah cucuku, dialah yang menemaniku selama ini dan dialah yang merawat ku juga jadi siapa pun di antara kalian tidak boleh menindasnya, jika itu terjadi kalian berurusan dengan ku" ujar kakek Albert dingin
"Dan kamu Kay, jangan takut dan gugup, mereka sekarang keluarga kamu" jelas kakek Albert
"Baik kek, Kayla mengerti" jawab Kayla dengan senyum tulusnya
Tiba tiba seorang wanita paruh baya mendekati Kayla dengan senyum hangat nya, " Galo sayang, kamu sangat cantik, aku adalah bunda Putri menantu kakek dan istri dari ayah pram, dan itu putraku satu satunya Demian. Jika kamu adalah cucu kakek Albert berarti kamu adalah putri kami jadi panggil kamu ayah dan bunda ya dan ini kakak mu. Terima kasih sudah menjaga dan menemani kakek Albert selama ini " ujar bunda putri dengan senyum tulus
Kayla tertegun dan merasa hangat saat tangan bunda menggenggamnya lembut, Tampa terasa air matanya jatuh begitu saja tanpa Kayla sadari, bunda Putri yang ada di depan Kayla pun kangen langsung memeluk Kayla.
"Nak... Kenapa kamu menangis, apa ada yang salah ?' tanya bunda heran
"Tidak bunda, maafkan Kayla... Kay hanya terharu, sudah sangat lama Kayla tidak merasakan hangatnya kasih sayang ibu, Kayla jadi rindu ibu. Terima kasih bunda" jawab Kayla
Mereka semua sedih mendengar itu, bunda langsung memeluk Kayla erat, " Mulai sekarang ada bunda, kamu bisa peluk bunda sesuka hati kamu, kamu anak bunda sekarang sayang"
Kayla semakin menangis mendengar itu
Keesokan pagi – di rumah sakit
Cika masuk ke ruang staf dengan panik. “Kayla! Liam…”
“Kenapa?!”
“Dia pingsan saat keluar dari rapat. Sekarang di ruang rawat VIP. Demam tinggi dan dehidrasi.”
Kayla langsung berlari, melepas jas dokter, dan menuju kamar Liam.
Di sana... Liam terbaring lemah, wajah pucat, napas berat. Matanya terbuka sedikit ketika melihat Kayla.
“Kay…” suaranya serak.
“Diam. Jangan bicara dulu.” Kayla meraih tangannya erat, menahan tangis.
“Aku... cuma kelelahan.”
“Diam, Liam.”
Tangis Kayla jatuh perlahan.
“Aku kuat, tapi kalau kamu yang sakit... aku enggak sanggup, ngerti?”
Liam mengulas senyum kecil. “Jadi kamu peduli?”
“Gak usah pura-pura tanya.”
Ia menyentuh kening Liam.
“Kalau kamu berani sakit lagi kayak gini, aku bakar meja direksi kamu.”
Beberapa hari kemudian – Liam mulai pulih
Di balkon ruang rawat, Kayla duduk di sampingnya.
“Aku dapat tawaran jadi kepala divisi anak,” ucap Kayla pelan.
Liam menoleh. “Itu kabar luar biasa. Kamu ambil, kan?”
“Aku belum yakin. Karena... itu enam bulan. Dan aku baru mulai ngerasa punya rumah. Punya... kamu.”
Liam terdiam sejenak.
“Kamu harus pergi, Kayla. Karena kamu punya mimpi, dan aku... akan tetap di sini. Menunggumu.”
Kayla mengerutkan dahi. “Yakin?”
Liam menatapnya dalam.
“Gak ada hal besar yang bisa diraih tanpa keberanian melepaskan sesaat. Tapi kamu bukan pergi untuk menjauh. Kamu pergi untuk pulang sebagai pemenang.”
Kayla menggenggam tangannya. “Jangan sakit lagi selama aku pergi.”
“Kalau kamu janji balik.”
“Janji.”
Bersambung
dia emng hbat,tgar...tp d dlm htinya psti skit...antara mmaafkn,tp tak bs mlupakan....tp skrng,ayhnya jg udh prgi...
btw istri dan anak2 nya bpk nya kayla kemana??
mkin hri mkin rme aja.....mkin pntr pula,bikn ortunya puyeng... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
good thor ❤👍
keren thor❤❤❤❤👍👍👍
good thor👍
trmksh 🙏