Yasmin merasa ada ikatan kuat terhadap keponakannya. Layaknya Dejavu, Yasmin merasa anaknya hidup kembali meskipun kenyataannya hal tersebut tidaklah mungkin.
Dibalik suasana hatinya yang selalu sedih ketika merindukan anaknya, ada adik iparnya yang terus menggoda Yasmin. Esther yang melihat suaminya lebih memihak kepada kakaknya, timbulah perasaan cemburu yang kini menyelimuti nya.
Akankah diantara mereka terlibat cinta segitiga? Akankah ada korban, dari rumitnya hubungan asmara mereka? Simak selengkapnya hanya di cerita ini.
Kuy, tak baca tak suka. Sudah baca baru suka❤️. Jangan lupa vote dan komen ya guys. Happy reading!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah baru
Sudah dua hari ini Yasmin mengunci diri di kamarnya. Dengan alasan sedang tidak enak badan dan ingin beristirahat, Yasmin berusaha menghindari orang tua nya. Mangkir dari tugas mengajar di kampus, Yasmin berharap dirinya tidak mendapat teguran dari direktur kampus.
Yup, Yasmin bekerja sebagai dosen tidak tetap di kampus lulusannya. Karena kepintarannya itulah Yasmin diangkat menjadi dosen tidak tetap. Baru aktif bekerja selama enam bulan, terpaksa hari ini Yasmin ijin tidak masuk.
Padahal hari-hari biasa ia selalu bersemangat mengajar. Bahkan ia selalu datang lebih awal karena kegigihannya bekerja.
" Yasmin, ayo makan dulu. Dari kemarin kamu belum makan," teriak Bu Dini dari luar kamar anak pertamanya.
Ia sangat khawatir karena terakhir Yasmin pulang dalam keadaan yang tidak baik. Yasmin menceritakan jika dirinya habis kerampokan. Wajahnya ada lebam, Pak Abuzer berniat melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke polisi namun Yasmin melarangnya. Diantar ke rumah sakit pun Yasmin menolak, dengan kondisi seperti ini semakin membuat Pak Abuzer dan Bu Dini merasa sedih.
Yasmin terus mengabaikan teriakan suara mamanya dari luar kamar. Bukan Yasmin tidak mendengar,, hanya Yasmin tidak ingin membuat mamanya semakin khawatir.
" Lulusan S2 kenapa kamu sebodoh ini Yasmin," gumam Yasmin sembari tidur meringkuk di kamarnya.
Tangisnya kembali pecah ketika mengingat kilasan kejadian yang ia alami dua hari yang lalu. Seharusnya ia tidak mengambil tindakan gegabah untuk menyerang Arvin. Ia tidak memikirkan resiko apa yang akan ia terima setelahnya. Andai waktu bisa diulang, ia akan memberi pelajaran kepada Arvin dengan cara yang lain. Tidak dengan cara mengamuk dan berakhir diperkosa oleh pria yang ia tidak sukai.
" Astaga, aku harus meminum pil pencegah kehamilan. Semoga ini tidak terlambat,"
Bergegas ke kamar mandi, Yasmin mencuci muka sekedarnya. Tidak sampai lima menit Yasmin keluar dari kamar mandi dan menyambar cardigan yang ia sampirkan di belakang pintu. Ia akan pergi ke luar untuk membeli produk yang seharusnya ia beli dari dua hari yang lalu. Yasmin merapalkan doa di dalam hati semoga apa yang ia lakukan tidak terlambat.
" Yasmin mau kemana?" teriak Bu Dini ketika tidak sengaja melihat putrinya berlari keluar tanpa berpamitan. Ia semakin bingung dengan tingkah anak sulungnya.
" Beli obat ke apotik sebentar ma," balas Yasmin.
" Ini mama sudah bawa obat buat kamu,"
" Bukan obat yang itu ma," batin Yasmin.
######
" Tidak jangan lakukan itu," teriak Yasmin.
" Ini bakal nikmat. Kamu akan menikmatinya,"
" Aku mohon lepaskan aku," entah teriakan Yasmin yang ke berapa hal itu tidak membuat orang yang sedang berada di atasnya berhenti bergerak.
Yasmin terus berteriak dan meronta namun tenaganya jelas tidak sebanding dengan kekuatan Arvin. Benar sekali, Arvin lah yang membuat kesedihan Yasmin selama dua hari ini. Malam itu, setelah Yasmin mengamuk, ternyata Arvin membalasnya langsung.
Arvin tidak terima akan sikap Yasmin yang brutal, berakhir lah mereka melakukan hubungan satu malam yang akan membuat keadaan seratus persen berubah.
" Aku sangat membenci kamu Arvin," geram Yasmin berusaha menghapus memori malam itu.
Yasmin tidak menyangka semuanya berakhir seperti ini. Bagaimana ia akan menjelaskan kejadian kemarin kepada keluarganya? Terutama adiknya, apakah hubungan Yasmin dan Esther akan merenggang? Yasmin bingung memikirkan solusi atas perubahan hidupnya karena Arvin.
#####
Plak,, satu tamparan mendarat di pipi Yasmin. Seluruh keluarganya sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka menuntut penjelasan atas temuan tes pack yang tidak sengaja ditemukan Bu Dini di tempat sampah.
Benar benda itu adalah milik Yasmin. Terulang kembali kebodohan Yasmin mengapa tidak menyimpan benda itu secara aman sampai-sampai mamanya menemukan benda itu pagi ini. Mamanya histeris, Pak Abuzer panik karena melihat istrinya tiba-tiba berteriak.
" Kamu mengakui itu milikmu, berarti sekarang kamu sedang hamil? Apakah itu benar Yasmin?" tanya Pak Abuzer berusaha menetralkan deru nafasnya.
Ia sedang mengontrol emosi agar tidak semakin naik pitam akibat ulah putrinya.
Ia tidak mengerti mengapa masalah ini bisa menimpa keluarganya. Belum selesai masalah putri keduanya yang dicerai suami dalam keadaan hamil, kini ditambah kehamilan putri pertamanya di luar nikah.
" Yasmin minta maaf ma, pa" Isak tangis Yasmin berusaha meminta maaf kepada keluarganya yang ia tahu bakal sia-sia.
Tidak mungkin kejadian malam itu membuahkan hasil. Yasmin tidak memiliki pacar, berdekatan dengan pria pun ia tidak pernah. Mengapa hal seperti ini harus menimpa dirinya yang malang?
" Kamu anak kebanggaan kami Yasmin. Bagaimana bisa kamu berbuat seperti ini? Hamil di luar nikah, mau ditaruh mana muka papa mu" jelas gurat kekecewaan memenuhi perasaan seluruh keluarga.
Bu Dini sudah menangis dari tadi, ia tidak sanggup melontarkan kata-kata. Andai ia bisa menjaga putrinya dengan baik, pasti semua ini tidak akan terjadi. Seperti ada firasat atas perubahan sikap Yasmin beberapa minggu ini. Hal itu sudah terjawab ketika ia tidak sengaja menemukan alat tes kehamilan di kamar putrinya. Bu Dini tidak sengaja melihat benda itu ketika membantu membersihkan kamar putrinya.
" Bagaimana ini ma? Apa yang harus kita lakukan? Anak kita dua-duanya sedang hamil. Yang satu hamil di luar nikah, dan adiknya hamil namun dicerai suami. Apa dosa kita ma? Kenapa Tuhan memberi cobaan seperti ini,"
" Mama, papa, kita minta maaf" seru Esther yang sedari tadi lebih memilih diam. Sudah dua minggu ini Esther memang kembali ke rumah orang tuanya.
Perceraian dengan Arvin memang belum sepenuhnya dilakukan mengingat kondisi Esther yang sedang hamil. Pengadilan melarang perceraian pasangan suami istri ketika istrinya sedang hamil. Alhasil Arvin harus menunggu kurang lebih sembilan bulan sampai anak Esther lahir baru ia akan mengurus perceraiannya.
" Esther dan Kak Yasmin akan mengasingkan diri pa. Sampai perceraian itu tiba, Esther tidak akan kembali. Mungkin sampai anak Kak Yasmin dan Esther lahir baru kita mencari jalan solusinya," jelas Esther. Ia juga terkejut dengan berita kakaknya. Pasalnya kakaknya itu sangat polos, bagaimana bisa hamil di luar nikah sementara pacar saja tidak punya.
" Kalian mau kemana?"
" Kita akan tinggal di desa kakek. Rumah peninggalan kakek di kampung pa. Bagaimana apakah diijinkan?"
" Tidak mau, pekerjaan ku tidak bisa ditinggalkan " tolak Yasmin.
" Lalu kamu akan pergi ke kampus dengan keadaan hamil tanpa suami? Kamu harus menikah secepatnya Yasmin, tidak perduli dengan lelaki manapun anak yang kamu kandung harus memiliki ayah"
" Yasmin akan membesarkan anak ini seorang diri. Yasmin tidak ingin menikah pa,"
" Astaga Yasmin," jengkel Pak Abuzer melihat putri sulungnya.
" Sudahlah Yasmin, kamu ikuti saja saran adikmu. Kalian akan kami asingkan ke desa . Setidaknya di sana orang-orang bisa kita kelabui. Mereka tidak akan curiga karena nama baik kakek kalian sebagai kepala desa,"
" Untuk keputusan menikah atau tidak, kita pikirkan setelah anak kamu lahir"
Yasmin tidak bisa menolak karena dirinya tidak memiliki solusi. Mungkin dengan bersembunyi bisa membuat kelegaan di hati keluarganya. Setidaknya papa dan mamanya tidak terlalu merasa malu karena ulahnya. Tunggu dulu, ini semua bukan ulah Yasmin melainkan pria bejat yang mengubah takdir kehidupan dirinya dan sang adik.