Pengasuh Si Pewaris Nakal

”—ini pacarku. Namanya Arkana William Bradley.”

Acara TV yang sedang menyala di kamar rawat Nisa tengah menayangkan siaran tadi siang yang di rekam Maudy bersama rombongan kameramen yang di bawanya ke sekolah. Mendengar hal itu, tentu saja Ario memberi tatapan maut pada kakak iparnya, namun Ariana hanya bersikap cuek.

”Ternyata anak dari majikan kamu masuk TV, pacarnya juga cantik.”

Ucapan Nisa membuat Ariana tersenyum saja, sementara Arkana mengepalkan tangannya karena perkataannya di potong oleh pihak stasiun TV.

”Besok gue bikin perhitungan sama loe Mod, awas aja kalau gak masuk sekolah,” kesal Arkana dalam hatinya. Dia yang sedang di tatap tajam oleh adik iparnya segera berpamitan pulang.

”Anter gue ke depan, bisa kan?” Pinta Arkana pada adik iparnya yang mendapat anggukan.

Bugh!

Satu kepalan tangan dari Ario mendarat di pipi Arkana saat mereka sampai di area yang jarang di lalui orang-orang. Dia sakit hati karena merasa sang kakak telah di permainkan.

”Talak kakak gue sekarang juga, dia gak berhak buat loe permainkan.”

Arkana diam saja, dia tahu jika ini akan terjadi pada dirinya. Pemuda itu menghembus nafas kasar.

”Gue gak ada niat buat permainkan kakak loe. Dan video tadi, perkataan gue di potong sama pihak acara TV.”

Ario tak percaya dengan perkataannya, dari awal dia menebak jika pria seperti Arkana sama seperti pemuda lain yang sering gonta-ganti wanita.

”Gue gak percaya, dengan kekayaan yang loe punya pasti udah banyak cewe yang jadi korban kan?”

”Loe mandang gue serendah itu kah? Gue gak pernah punya hubungan dengan cewek manapun termasuk si Mody. Kakak loe satu-satunya cewek yang punya hubungan status sama gue,” kesal Arkana yang membuat Ario terdiam. Namun satu pertanyaan di benak Ario yang belum dia sampaikan, mempertanyakan alasan mereka menikah.

Ariana selalu meminta Ario untuk tak mempertanyakan hal itu, sekalipun pada Arkana. Gadis itu merasa malu dan rendah karena harus menjalani kehidupan sebagai anggota keluarga William Bradley karena kejadian memalukan.

...~~~...

Acara Seleb School Tour yang tayang di TV mendapat respon heboh dari penonton, terutama para wanita. Banyak sekali yang memuji ketampanan Arkana, namun ada yang menganggapnya biasa saja. Ada pula yang menyayangkan hubungan asmaranya dengan Maudy karena dia terlalu tampan.

Beberapa reaksi dari para penonton membuat nama Arkana menjadi tranding di beberapa sosial media. Sampai mereka mencoba mengorek informasi tentang keluarganya.

”Si Mody itu ngapain sih, mana videonya di edit segala lagi. Gue udah bilang bukan pacarnya, tapi kalimat itu di potong,” Arkana tengah kesal dan bercerita pada dua sahabatnya. Dia sangat tak terima karena menonton acara itu dengan keluarga Ariana.

”Ya udahlah bos, terima aja. Nih lihat, loe jadi tenar gara-gara video kemarin,” ucap Rio yang memperlihatkan komen dari video itu. Dimas pun menganggukan kepalanya dan menyayangkan jika Arkana tak memanfaatkan hal tersebut.

”Terus manfaatnya apa buat gue, yang ada gue malah tertekan,” Arkana tetap emosi, namun dia tak bisa menceritakan apa yang menjadi alasan kemarahannya.

Sementara itu, Arga di serbu oleh staff dan karyawannya di kantor. Dia di tanya perihal anak SMA yang nama belakangnya memiliki nama yang sama dengannya.

”Ya, dia memang putraku. Tapi yang jelas, perkataan gadis itu tak benar. Arkana bukanlah pacarnya,” Arga segera masuk ke ruangannya. Dia harus segera menghubungi Tanoe Wijaya, ayah dari Maudy.

”Maafkan kelancangan putriku. Dia memang sedikit unik seperti maminya.”

Tanoe menutup panggilan dari Arga, dia merasa malu dengan tingkah Maudy yang tak jauh beda sifatnya dengan sang istri.

”Lihatlah, Arga sampai menghubungi ku. Dia tak mau jika putranya di gosip kan hal yang tak benar. Ajarkan putrimu untuk bersikap elegan dan tidak kegatalan pada pria,” ucap Tanoe emosi pada istrinya.

”Suamiku, kau harus tahu jika jaman sekarang wanita pun berhak mengutarakan perasaannya. Biarkan saja dia seperti itu, yang jelas Maudy lebih tahu mana yang terbaik untuknya,” ucap Mila, istri dari Tanoe Wijaya.

Tanoe hanya menggelengkan kepala. Istrinya begitu keras kepala, dan sifatnya menurun pada putrinya.

”Nisa, putriku pasti tak seperti itu kan? Dia pasti lembut sepertimu,” gumamnya sambil mengingat istri pertamanya. Istri yang sampai sekarang tak bisa dia temukan.

Sementara itu, Ariana bersama sang ibu tengah bersiap untuk pulang ke rumah. Arga telah menyiapkan Beni untuk mengantar mereka ke rumahnya.

”Ari, biar saya yang bantu,” ucap Beni sambil membantu Nisa masuk ke dalam mobilnya.

”Kak Beni, Terima kasih ya,” ucap Ariana sambil tersenyum manis pada Beni.

Pria itu pun menganggukan kepalanya, dan segera membawa mobilnya melaju ke rumah Ariana. Sampai saat ini, Beni tak mengetahui pernikahan antara Ariana dan Arkana. Hal itu masih menjadi rahasia sesuai dengan perintah Arga.

Sampai di rumah, Ariana segera membaringkan sang ibu di kasur yang telah di siapkan oleh Rima. Gadis cantik yang merupakan anak dari tetangga mereka. Dia yang menyukai Ario, dengan senang hati membantu keluarga Ariana.

”Rima, terima kasih banyak. Nanti kakak akan kasih kamu bonus, oke!”

"Kak Ana, aku melakukan semua ini dengan senang hati. Tapi terima kasih untuk bonusnya,” ucap Rima dengan senyum manisnya.

Ariana pun menitipkan sang ibu pada Rima, dia segera menghampiri Beni yang menunggu di luar rumah.

...~~~...

Sepanjang perjalanan menuju rumah sang majikan, perasaan Ariana tak karuan. Takut, kesal, benci bercampur aduk. Apalagi menghadapi anak majikannya yang adalah sang suami. Rasa malu begitu besar karena bocah itu telah merenggut kehormatannya.

”Sebentar lagi kamu jadi Nyonya Bradley, aku harap kamu masih ramah seperti ini,” ucap Beni yang tiba-tiba memecah keheningan.

”Kak Beni, kamu adalah temanku satu-satunya selain Bi Ipeh. Terima kasih karena selalu baik padaku.”

Beni tak sanggup lagi berkata apapun, karena dia tahu jika Ariana hanya menganggapnya sebagai teman.

Di sekolah, Arkana yang tengah emosi menghampiri Maudy ke kelasnya di waktu istirahat. Teman-teman dari gadis itu menyoraki kedatangan Arkana, yang membuat Maudy tersipu malu.

”Ngapain belagak centil kaya gitu? Gue harap video kemarin di hapus. Dan loe bilang kalau kita ga ada hubungan apapun di media,” ucap Arkana emosi. Namun Maudy hanya tersenyum, seolah tertantang oleh pemuda tampan di hadapannya.

”Gue bisa aja bilang ke media kalau loe bukan pacar gue. Asal loe mau gabung ke agensi gue, gimana? Kalau gak bisa akting, loe cocok juga jadi bintang iklan sama photo model.”

Arkana semakin emosi, dia yang tak pernah tertarik ke dunia hiburan dengan tegas menolaknya. Pemuda itu langsung pergi kembali ke kelasnya sebelum bel masuk berbunyi.

Di rumah sang majikan, Ariana di kejutkan dengan kedatangan seseorang. Wanita paruh baya itu telah kembali dengan senyuman di wajahnya.

”Bi Ipeh!”