NovelToon NovelToon
Close The World Of Madness

Close The World Of Madness

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Perperangan / Cinta Murni / Robot AI / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khoerun Nisa14

seorang wanita misterius yang penuh ambisi dan kegilaan akan teknologi demi mencari jejak orang tercintanya hingga hal terduga terjadi menghidupkan jiwanya yang hilang ditelan kegelapan.

Pelatihan hidup dengan penuh tekanan dan kejamnya dunia, dia menjadi wanita yang kejam dan hidup penuh sandiwara dalam menghadapi orang-orang yang penuh topeng permainan.


Yuk baca karyaku, mohon dukungannya yah 🤗🥰
Terimakasih🤗☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khoerun Nisa14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keindahan berisi duka

Abella melihat-lihat sekitar dan mengamati setiap sudut dan sisi-sisi yang terdapat di sekeliling rumah mewah dan megah bagaimana bak istana tetapi tiada kehangatan keluarga. rumah yang di jaga ketat banyak sudut CCTV yang memantau dan penjaga yang sigap memandang Abella dengan penuh curiga.

“Excuse me, I have an appointment with the minister. (saya ada janji dengan menteri.) Ucap Abella dengan sopan pada penjaga gerbang dengan menunjukkan sebuah kartu Akses yang di berikan sang menteri, membuat penjaga itu berubah ekspresi menjadi sopan juga.

“Sorry, but you came at an inopportune time,... is it possible that you can wait for him? (Maaf, tetapi Anda datang di waktu yang tidak tepat,... apakah mungkin Anda bisa menunggunya?) Ucapnya dengan memperhatikan penampilan Abella.

“Why? Tanya Abella dengan terkejut merasa dirinya terbuang dan pertemuan yang tidak penting.

“It's a family matter. (Ini masalah keluarga.) Bisiknya dengan rasa takut.

Mendengar hal itu, Abella hanya mengangguk-angguk terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa akan masalah keluarganya, tak lama kemudian sebuah mobil datang berhenti dengan membuka jendela, seorang pemuda yang masih menggunakan seragam tentaranya seperti sedang bertugas dan terburu-buru datang ke rumah menunjukkan dirinya ke satpam, satpam itupun dengan bergegas langsung membukakan pintu, Abella yang memperhatikan kedatangan mobil dan menatap pemuda itu hingga mereka tak sengaja saling menatap, Abella pun langsung memalingkan wajahnya. Pemuda itu pun yang terus menatap Abella, setelah pintu gerbang terbuka lebar ia kemudian melanjutkan kembali mengendarai mobil untuk masuk ke rumahnya sambil memandang Abella yang Ada di pos tunggu dengan keheranan.

“Who is he? Tanya Abella dengan penasaran kepada satpam yang sedang menutup kembali gerbangnya.

“The young man was his son.(Pria muda itu adalah putranya.) Ucap penjaga itu.

Mendengar hal itu Abella tercengang, sambil memandang mobilnya dan berpikir hingga menyadari pertemuan sang menteri di rumah akan membawa sebuah ikatan hubungan melibatkan anaknya. Perjodohan yang merepotkan baginya, Abella panik sambil mencari solusi menghindari hal perjodohan terjadi.

“Are you okay? Ucap Penjaga itu melihat Abella yang gelisah, tetapi Abella hanya menganggukkan kepalanya seraya baik-baik saja.

“Ada apa denganku? Mengapa aku menjadi seperti ini? Ahh sial! Bisik Abella dengan membenci situasi dalam dirinya sendiri.

“How long do I have to wait. (Berapa lama saya harus menunggu.) Ucap Abella pada penjaga itu dengan sedikit kesal.

Penjaga itu langsung bingung harus berkata apa terhadap Abella, situasi yang kacau di keluarganya membuat Abella semakin kesal akan kedatangan yang tidak di sambutnya dengan baik. Rasa takut di wajah penjaga itu membuat Abella semakin kesal terhadapnya, menunggu sesuatu membuat Abella marah dengan waktu yang hilang.

Tiba-tiba seorang pemuda itu datang berjalan menghampiri ke arah pos yang Abella tunggu, Abella keheranan dengan memandang ke datangnya, berjalan terus berjalan dengan gagah dan membawa pesona akan ketampanan berkulit putih, tinggi dan berhidung mancung. Jarak yang mulai dekat membuat Abella terkejut akan seragam tentara yang memiliki logo familiar baginya pada pemuda itu dan semakin dekat pemuda itu akan menghampirinya, Abella semakin mengingat dan mengenal wajah yang tak asing untuknya.

“Saya tidak salah melihat kah? Ucap Abella dengan terkejut sambil memalingkan wajahnya.

“Astaga! Yang benar saja! Bisik Abella yang tercengang tidak menyangka akan melihat juniornya di ketentaraannya pada dua tahun silam.

Abella berusaha menundukkan wajahnya dengan rasa bersalah terhadapnya, berharap pemuda itu tidak mengenali wajah Abella, berusaha untuk tenang dan saling tidak mengenali satu sama lain. Pemuda itu dengan dua langkah lagi menghadap ke Abella, membuat perasaan Abella berdebar kencang, mengingat masa lalu saat berperang bersama.

“Senior! Bertahanlah, Aku akan melindungi mu! Aku tak biarkan kau mati! Kau harus hidup! Ucap Witan dengan baju seragam tentara yang penuh dengan lumpur dan darah, melihat Abella yang duduk terkujur menahan rasa sakit atas dua tembakan di kakinya hingga terjadi pendarahan hebat.

“Jangan pedulikan aku, pergilah! Ucap Abella yang panik, bersembunyi di belakang batu besar, di sekitar semak-semak belukar dan suara tembakan yang terus menembak, meluncurkan granat dengan suara ledakan yang menyayat hati melihat rekan-rekannya terluka dan terbunuh di medan perang.

“Tidak! Aku akan bersamamu, mati denganmu! Seru Witan dengan khawatir tak ingin meninggalkan wanita yang di cintainya. Mendengar suara musuh semakin dekat terus melontarkan peluru dan granatnya membuat Abella semakin marah terhadap Witan akan keras kepalanya.

“Pergilah! Lindungilah yang lain, aku bisa menjaga diriku sendiri! Pergilah! Cepat! Go! Teriak Abella dengan menahan rasa sakitnya mendorong witan untuk pergi.

“Tidak! Kau tak bisa mengusirku! Kau tak bisa menghalangiku untuk bersamamu! Teriak Witan akan keras kepalanya.

“Pergilah! Jangan sia-siakan hidupmu demi ku! Pergi tolong! Pergilah demi negara kita! Ucap Abella dengan memohon sambil menangis menahan rasa sakit dan tidak keberdayaannya.

“Aku tak bisa meninggalkanmu dalam keadaan terluka! Ijinkan aku untuk melindungi mu! Ucap lembut Witan sambil menetaskan air matanya menundukkan wajahnya sambil menempelkan dagunya di kepala Abella.

“Jangan bodoh! Dengarkan Aku! Aku bisa mengatasi ini, percayalah kepadaku, Pergilah aku tak ingin kau terluka karena ku, pergilah aku memohon! Pergilah demi ku, cepat! Jangan membuatku kecewa! Tolong pergilah! Tegas Abella melepaskan dekapan Witan sambil meyakinkannya untuk pergi tanpa menghiraukannya.

“Tapi... Ucap Witan yang menolaknya permintaannya.

“Pergilah! Sela Abella dengan rasa sakitnya sambil menahan tangis.

“Baiklah, tunggulah aku! Aku akan cepat kembali menyelamatkanmu! Ucap witan sambil memeriksa kembali balutan luka Abella, dan mengecek situasi dan musuhnya untuk pergi meninggalkan Abella dengan berat hatinya.

“Tunjukanlah arah mana yang harus aku tuju untuk melabuhi musuhku dari keadaanku yang terluka! Ucap Abella mengaktifkan Earguardnya. Hingga Abella terus berjalan jongkok sembari merayap menghindari pengintai jitu yang di pandu dengan alat bantu safety self Earguardnya atas warisan dari sang ayah dengan keadaan terluka, menahan rasa sakitnya. keadaan yang menegangkan suara baku hantaman bom, tembak menembak mengiang-ngiang di telinganya.

    Pemuda itu menatap Abella tetapi Abella yang terdiam melamun dengan tenang tak mengenalnya, ia menghampiri satpam atas kedatangan Abella yang menunggu di pos, mendengar penjelasan satpam, Witan langsung kembali menghampiri Abella dengan canggung dan berusaha untuk tidak mengenalnya seperti Abella lakukan.

“Excuse me, is there anything important with my dad? (Permisi, apakah ada sesuatu yang penting dengan ayahku?) Ucap Witan dengan lembut menatap Abella yang menjadi wanita elegant.

”Yes, we've made an appointment. (Ya, kami sudah membuat janji.) Ucap Abella dengan gugup yang tak sengaja saling bertatapan membuat Abella dengan refleks memalingkan wajahnya.

“Come with Me., Seru Witan berjalan lebih dulu secara tidak sengaja tiba-tiba matanya berkaca-kaca melihat Abella yang di lihatnya lebih baik.

Abella yang mengikuti Witan dari belakang, berjalan dan terus berjalan dengan rasa canggung, Hati Abella yang terus berdebar kencang, berusaha mengendalikan dengan tenang. Memandangnya dari belakang, membuat ingatan bersamanya menjadi hantu dadakan dalam pikiran Abella. Witan yang berusaha untuk tidak meluapkan tangisan atas perasaannya terhadap Abella, mengetahui Ayahnya akan menjodohkan kakaknya dengan seorang gadis, membuat Witan berpikir bahwa gadis yang akan di jodohkan nya adalah gadis yang masih sangat ia cintai.

Abella yang berjalan sambil pikirannya melayang, ketika Witan tiba-tiba berhenti ingin menengoknya, membuat Abella berjalan dengan menabrak bahu Witan hingga membuatnya terkejut dan refleks akan kepeduliannya terhadap Abella yang masih mencintai.

“Aww! Ucap refleks Abella menabrak bahu depan witan.

“Mana yang sakit? Mana? Seru refleks witan yang khawatir sambil memeriksa dahi Abella yang ke bentur bahunya.

Melihat hal itu, mereka pun terkejut tak sengaja saling menatap lama dan saling menyadari hingga mereka refleks langsung melepaskan kepedulian yang tersembunyi dengan rasa canggungnya. Abella pun langsung berjalan ke depan dengan salah tingkah dan bingung. Melihat Abella bertingkah kebingungan membuat Witan tersenyum, bahwa Abella masih mengenalnya dan menyembunyikan rasa suka terhadapnya.

“Ternyata kau masih hidup, kau masih berpura-pura tidak mengenalku? Ucap santai Witan tiba-tiba dengan mengubah bahasanya memandang Abella yang malu ketika berdiri di depan pintu untuk masuk.

“Apa maksudmu? Ucap Abella berusaha tenang dan tak mengenalnya.

“Mengapa kau tak kembali? Pelarian??!! Seru Witan yang tiba-tiba kesal melihat Abella yang masih pura-pura tak mengenalnya.

“Lebih baik tempatkan lah posisimu! Tegas Abella sambil menatapnya, tiba-tiba suara teriakan keras dari dalam terdengar sampai keluar, membuat Abella terkejut dengan situasi tersebut. Witan pun langsung bergegas masuk dan memberikan isyarat terhadap Abella untuk tetap di tempat.

“Dad! I'm not interested in your arranged marriage, mom died because of your marriage to that woman! I don't want my life to be arranged by you anymore!" (Ayah! Aku tidak tertarik dengan perjodohanmu, ibu meninggal karena pernikahanmu dengan wanita itu! Aku tidak ingin hidupku diatur olehmu lagi.) Teriak Kenzi yang turun dari tangga membawa koper menuju ruang tamunya untuk pergi.

“You dissident boy!! (Kamu anak pembangkang!!) Teriak keras sang ayah dengan sangat marah terhadap anaknya yang kurang ajar.

“You live too freely! Until you're on the fugitive stamp, dad goes to great lengths to eliminate it! You dare to fight Dad! (Kau hidup terlalu bebas! Sampai kau menjadi buronan, ayah berusaha keras untuk menghilangkannya! Kau berani melawan Ayah!) Jelas tegas sang ayah membuktikan kerja kerasnya yang selama ini di lakukan demi Kenzi.

“If I interrupt you in your business, I will leave Dad's life!" (Jika aku mengganggu bisnismu, aku akan meninggalkan ayah!) Seru Kenzi yang merasa ayahnya melakukan itu demi bisnisnya sendiri.

“Go! Never come back! never consider your Father again!” (Pergilah! Jangan pernah kembali! Jangan pernah mengingat Ayahmu lagi!”) Teriak sang ayah dengan luapan amarahnya mendengar anaknya tak ada berbakti dan sopan santunnya.

Witan pun langsung menghalangi Kenzi keluar untuk pergi, ia berusaha menggenggam tangan kakaknya dengan erat untuk tidak pergi, melihat Ayahnya berjuang keras demi keamanannya dan kebahagiaannya, melihat situasi yang menegangkan dan mencengkam itu witan berusaha menenangkan tetapi apalah daya amarah itu telah menguasai kakaknya.

“Where do you want to go! Ucap witan memandang Ayahnya yang kewalahan menghadapi sikap Kakaknya sambil menghalangi kenzi dengan memegang lengannya.

“Release! Seru Kenzi sambil menatap tajam penuh kebencian dan amarah. Bertatapan wajah sengit membuat witan mengalah untuk melepaskan lengannya.

“Wait! Why does brother hate me? Seru Witan ketika kenzi mulai melangkah meninggalkannya.

“My mother died because your mother snatched my dad!, and your arrival ruined what belonged to me! understand! (Ibu ku meninggal karena ibumu merebut ayahku! Dan kedatanganmu menghancurkan apa yang menjadi milikku! Mengerti!) Jelas Kenzi dengan mempertegas setiap katanya yang membuat witan mati kata tak berucap, hanya diam membisu dengan berdiri lemas atas jawaban Kenzi selama ini membenci dirinya.

“Lanzi! Teriak Ayahnya yang sangat marah, atas ucapan Kenzi yang menusuk hati Witan.

Melihat hal itu Kenzi langsung membalik badan meninggalkan rumahnya tanpa berkata apa pun lagi bersama tasnya. Abella melihat Kenzi keluar langsung membalikkan badannya untuk tidak mengenalnya, Kenzi yang hanya melihat sekilas wanita yang berdiri di depan pintu itu hanya mengabaikan saja, melewati dengan amarah yang tinggi terhadap mereka.

“Masuklah,... Ucap pelan Witan dengan lemas mengantarkan Abella dengan Ayahnya, tanpa berkata-kata Witan langsung menaiki tangga untuk masuk ke kamarnya.

“Sorry, can't welcome you well. Seru Menteri dengan senyum palsunya yang merasa bersalah akan keadaan yang merasa kurang menyenangkan untuk Abella sambil berjabat tangan.

“It's okay, I'm good. Ucap singkat Abella dengan tersenyum memahami keadaan situasi keluarga beliau.

“Let's sit down... Ucap beliau untuk mempersilahkan duduk sambil memerintahkan pelayannya untuk membuatkan minuman dan makanan yang telah sebelumnya di siapkan.

“What if I hand in this document first, I will come back to explain at the next meeting, let you take a good rest." (Bagaimana kalau saya serahkan dokumen ini dulu, nanti di rapat berikutnya saya jelaskan, biar kamu istirahat saja.) Ucap Abella dengan pengertian atas kondisi dan suasana akan perasaan beliau, melihat wajahnya yang sedang kurang baik, Abella menunda presentasi proposal dokumennya, sambil menyerahkan tas dokumen kepada beliau.

“Make sure to come to the meeting I offered, I will try to help make your Ambition reality! (Pastikan Anda datang ke pertemuan yang saya tawarkan, saya akan mencoba membantu mewujudkan Ambisi Anda!) Ucap sang menteri melihat pengertiannya Abella membuat ia menambah kagum untuk bekerja sama dan menebus pertemuan yang tak menyenangkan dalam menyambut Abella di rumahnya.

“Sure. Ucap jelas Abella sambil tersenyum senang dengan berjabat tangan kembali, mengakhiri pertemuan singkatnya.

Abella pun tersenyum sambil bangun berdiri, hingga mereka ikut juga saling berdiri di iringi dengan senyuman atas kerja sama yang baik dan memberkahi Abella dalam kepulangannya.

“Witan, take Miss Ealin to her destination,. (Witan, antar Nona Ealin ke tujuannya.) Teriak Perintah menteri pada anaknya yang berada di kamarnya.

“Okay Dad! Teriak Witan kembali yang sedang mengganti bajunya.

“Wait,... while enjoying the drinks and food that the waiter brought, I had prepared in advance but my first child messed it up! wait until my son prepares to take you back. (Tunggu,...nikmatilah minuman dan makanan yang akan dibawakan pelayan, aku sudah menyiapkan terlebih dahulu tapi anakku yang pertama mengacaukannya!Tunggu sampai anakku bersiap untuk membawamu pulang.) Ucap menteri

“Is he the one who recommended me?" (Apakah dia yang merekomendasikan saya?) Ucap Abella dengan ragu-ragu dan khawatir.

“Yes, you take it easy your identity is safe. (Ya, tenang saja, identitas Anda aman.) Jelas beliau melihat ketidaknyamanan Abella yang merasa terkejut sambil beliau menenangkannya dengan memberikan kode untuk duduk kembali yang kebetulan pelayannya telah tiba membawakan beberapa makanan ringan dan minuman.

“Relax, let's just say it's your own home, okay. (Tenang saja, anggap saja ini rumahmu sendiri, oke.) Ucap Beliau meninggalkannya dengan senyuman, sambil membawa tas dokumen yang Abella berikan.

Abella pun kembali duduk memandang ke atas tangga, ia mulai merasa tidak tenang dengan kehadiran Witan yang secara tiba-tiba, ia merasa gugup dan canggung harus bagaimana menghadapinya nanti. Rasanya Abella ingin kabur untuk kembali, tetapi ia di penuhi keraguan akan tidak sopannya dirinya. Ia berusaha untuk duduk tenang menunggu Witan turun dengan menikmati minuman yang di sediakan sambil perasaan yang tak menentu. Beberapa lama kemudian Witan turun dengan pakaian kerennya yang kini terlihat segar dan mempesona akan tampannya. Abella yang duduk sambil menikmati kuaci yang selalu bawa di sakunya, dengan sibuk mengelupas kulit kuaci menggunakan mulut dan mengumpulkannya di tangan sambil membuangnya di saku kembali dengan sifat kebiasaan buruknya di kala sedang suasana hati yang kacau.

“You enjoyed it,... Ucap Witan yang turun dari tangga, melihat Abella dengan Asiknya makan kuaci yang entah dari mana asalnya, sedangkan makanan yang di sedikan tetap utuh seperti tidak di sentuhnya.

“You didn't see it,... (You didn't see it,...) Ucap Abella sambil mengumpulkan kuaci dan kulitnya ke dalam sakunya secara terpisah, yang kemudian Abella langsung berdiri dan berjalan arah keluar di ikuti Witan di belakangnya.

“Kau marah karena menungguku terlama? Seru Witan yang mengikuti Abella dengan wajah dingin dan berjalan cepat.

“Banyak urusan yang segera di selesaikan! Ucap singkat Abella

“Tunggulah di sini,. Aku akan segera siapkan mobil untukmu,. Ucap Witan setelah berada di terasnya kemudian pergi dengan berlari kecil mengambil mobilnya.

Abella pun menghela nafas ketika Witan telah pergi, betapa berusahanya Abella menyembunyikan perasaan lamanya, untuk tidak salah tingkah di hadapannya. ia berusaha mengingat mendiang suaminya agar perasaan terlarang itu seketika padam.

1
CantStopWontstop
Baper abis. 😢❤️
Khoerun Nisa
terima kasih banyak 🥰 mohon dukungannya yahh🙏🙏
°·`.Elliot.'·°
Ceritanya bikin seru, terus lah menulis, author!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!