Tekad Arsya adalah menyelamatkan anak panti asuhan dari pemilik yayasan yang bejat.
Demi mendapat uang dan kekuasaan, Arsya rela melakukan segalanya. Termasuk masuk geng gangster berbahaya dan menjadi personal trainer berkedok gigolo.
Meski menjadi gigolo, Arsya masih perjaka. Loh, bagaimana bisa? Padahal banyak wanita yang mengaku pernah tidur dengannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 - Pertemanan
Laluna tidak menanggapi pertanyaan Gita. Ia malah fokus menatap layar ponsel. Di sana dia baru saja membaca pesan Arsya. Cowok itu memberitahu kalau dirinya menunggu di depan gerbang sekolah.
"Aku harus pergi. Cowok aku sudah nunggu di depan!" seru Laluna bersemangat, sembari membuang rokok ke tanah, lalu menginjaknya.
"Cowokmu?" Evan menatap penuh tanya.
"Kapan kau punya cowok, Lun?" tanya Ardy. Kebetulan dalam geng Laluna, ada dua cowok dan tiga cewek termasuk Laluna sendiri.
Gita dan Nina cekikikan. Memang Laluna hanya menceritakan perihal Arsya kepada teman ceweknya. Jadi Ardy dan Evan tidak tahu kalau Laluna punya pacar. Terlebih Evan diketahui sudah lama naksir Laluna, namun sudah jadi rahasia umum kalau cintanya bertepuk sebelah tangan.
"Kalian aja yang baru tahu. Pacarnya Laluna, ganteng banget!" ucap Nina.
"Lebih ganteng dari aku? Dih! Nggak mungkin!" bantah Evan. Perlahan dia melirik Laluna. Berharap fakta kalau cewek itu berpacaran bukanlah fakta.
"Kalau mau lihat, yuk ikut aku ke depan gerbang! Dia nggak sebanding sama kamu, Van!" tukas Laluna.
"Yuk! Aku mau lihat. Penasaran mau lihat langsung," sahut Gita.
"Terus gimana sama nih keset. Mau ditinggalin begitu aja?" Laluna menunjuk Dijah yang sejak tadi duduk sambil merengek.
"Aku rasa bisa dilanjut besok!" tanggap Gita.
"Ya udah. Ayo kita pergi!" ajak Laluna seraya berjalan lebih dulu. Teman-temannya lantas mengikuti.
Sebelum pergi, Gita menyempatkan diri menoyor kepala Dijah dengan kasar. Kini dia melangkah menuju gerbang bersama Laluna dan yang lain.
Nina melirik Evan. Dia bisa melihat cowok itu tampak gelisah. Memang selama ini Evan santai-santai saja dengan cinta bertepuk sebelah tangan, namun mengetahui Laluna sudah punya pacar, membuat perasaan tenangnya terganggu.
Nina berjalan ke sebelah Ardy. Dia berbisik, "Kau tahu nggak? Laluna bahkan sudah begituan sama pacarnya..."
"Hah?" Ardy membulatkan mata tak percaya.
"Nggak nyangka kan? Aku sama Gita juga nggak nyangka kalau dia bisa semurahan itu," balas Nina, masih dengan nada berbisik. Meski berteman dekat dengan Laluna, nampaknya dia tidak segan membicarakan temannya dari belakang.
"Aku jadi makin penasaran cowoknya seganteng apa. Secara ini Laluna loh. Kalau Evan tahu dia udah nggak perawan, hatinya pasti panas banget," sahut Ardy.
"Kasih tahu aja lah, Dy. Kasihan Evan, selama ini dia cuman di manfaatin sama Laluna," ujar Nina. Dia kembali melirik Evan secara diam-diam.
Tak lama, Laluna dan kawan-kawan keluar dari gerbang. Laluna segera memberitahukan dimana sosok Arsya. Semua pasang mata otomatis tertuju pada cowok tersebut.
Nina dan Gita terpaku. Mereka tak bisa membantah ketampanan Arsya.
"Pantas kau rela memberikan segalanya sama cowok itu," komentar Gita.
"Iya. Dia ganteng banget," sahut Nina.
"Biasa aja kali. Kalian lebay banget. Cowok begitu cuman menang di badan doang. Aku juga kalau rajin olahraga, bisa punya badan atletis begitu," imbuh Evan yang tak setuju.
"Terserah kau mau bilang apa, Van. Tapi aku cintaaaa banget sama Kak Sean. Ya udah, aku pergi dulu. Bye!" kata Laluna. Dia segera berlari menghampiri Arsya. Duduk di jok motor belakang cowok itu. Laluna memeluknya dari belakang dengan begitu erat.
"Akhirnya kita ketemu lagi," ungkap Laluna.
"Apaan sih, baru sehari nggak ketemu juga." Arsya tak habis pikir. Namun saat itulah hidungnya bisa mencium bau rokok dari Laluna.