NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Tuan Mafia

Istri Kontrak Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Anak Genius / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.7
Nama Author: medusa

lola adalah gadis cantik lugu yang dilamar untuk menjadi istri seorang ceo mafia yang terkenal tempramental dan kejam setelah ditinggal oleh sang kekasih....

bagaimana kisah lanjutan lola,yuk mampir dan baca🙏😇.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB~31²

...❣️❣️❣️...

"Iya, itu semua rencanaku, tapi kamu jangan lupa kalau kamu masih menjadi istriku, sayang." Sahut David, suaranya dalam dan penuh kepemilikan, seolah menarik tali tak terlihat yang mengikat Ana.

...David menundukkan kepalanya sedikit, pandangannya tajam dan menghanyutkan, lalu mencium bibir Ana dengan rakus, tanpa jeda, sementara tangannya menjelajahi setiap lekuk tubuh Ana di bawah temaram lampu disko yang gelap, yang sesekali memercikkan cahaya remang. Karena tak puas hanya dengan ciuman yang membakar, David menarik lengan Ana keluar dari klub malam yang berisik dan memekakkan, seolah terburu-buru mencari kesendirian yang lebih intens, lalu mereka masuk ke dalam mobil sport miliknya....

"Kita akan lanjut di apartemenku, sayang. Sekarang tundukkan kepalamu dan ciumlah dia," pinta David dengan suara berat, berbisik penuh perintah, yang justru terdengar seperti melodi paling merdu di telinga Ana yang haus akan sentuhan. Tanpa ragu, David membuka resleting celananya, menarik kepala Ana, dan membenamkannya di antara kedua paha miliknya.

...Ana langsung membelai "tongkat" David dengan lembut dan penuh hasrat menggunakan lidahnya, seolah menjilat es krim di musim panas. Sensasi itu membuat David yang sedang sibuk menyalakan mobil meremas kuat setir kemudi, buku-buku jarinya memutih menahan gelombang kenikmatan. ...

...Setelah mobil menyala, satu tangan David fokus menyetir, sementara tangan lainnya meremas erat rambut Ana, yang masih sibuk "bermain" dengan "tongkat" miliknya, seolah benda itu adalah satu-satunya sumber kebahagiaan....

"Akhhh... sabar, sayang, waktu kita masih banyak," desah David, suaranya serak menahan gairah, meremas kuat rambut Ana sambil tetap memacu mobil.

...Mobil sport David melaju dengan kecepatan gila, membelah jalanan kota yang ramai di malam hari, seolah mereka ingin melarikan diri dari segala aturan. Tak lama, mereka pun tiba di apartemen David. David memperbaiki celananya yang berantakan, turun, dan membuka pintu mobil di samping Ana. Tanpa ragu, ia menggendong Ana keluar dari mobil, tubuh Ana melingkar erat di lehernya layaknya koala, dan berjalan masuk ke dalam lift menuju apartemennya yang berada di lantai 5....

"Sayang, aku sudah tidak kuat, berpeganglah dengan erat," bisik David setelah masuk ke dalam lift, suaranya bergetar dengan desakan yang tak tertahankan.

...Ana mengangguk paham, matanya berkilau penuh antisipasi, lalu melingkarkan kedua lengannya di leher kekar David dengan erat. ...

...Setelah itu, David mulai menurunkan resleting celana miliknya, mengeluarkan kembali "tongkat ajaib" itu. Tanpa basa-basi, ia menggeser sedikit dalaman Ana dan langsung menghentak masuk, memenuhi kekosongan yang lama menganga....

"Akkkkhhh...." Desah mereka berdua serempak, suara mereka berbaur, memenuhi ruang sempit lift, sebuah melodi gairah yang intens.

Ting.

...Tak lama, pintu lift terbuka. David berjalan keluar dengan Ana yang masih setia bergantungan di lehernya, terengah-engah, menuju apartemen David. Setelah tiba di depan pintu apartemen, dengan cepat David membuka pintu dengan tergesa-gesa, tak sabar, lalu masuk dan menutup pintu kamar di belakang mereka. Dunia luar seolah lenyap, hanya ada mereka berdua dan gairah yang membakar....

"Sayang, ayo goyang pinggangmu," pinta David dengan suara berat, matanya menatap lapar, sambil berjalan menuju ke kasur.

...Ana mengangguk, wajahnya memerah, namun sorot matanya penuh kepatuhan dan keinginan, lalu mengikuti perintah David. Tanpa mengeluarkan "tongkat" dari "goa" milik Ana, David melepaskan semua baju Ana satu per satu, sampai polos dan hanya tertinggal dalaman yang tipis....

Tap... tap... tap...

...Bunyi hentakan David yang ritmis menggema di dalam kamar tidur miliknya, beriringan dengan suara desahan Ana yang tak kalah menggelegar, memenuhi setiap sudut ruangan, menciptakan orkestra gairah. Satu jam berlalu dalam pusaran kenikmatan. ...

...Akhirnya, David mencapai puncak dan turun dari atas tubuh Ana....

"Kamu kenapa?" Tanya David, duduk di tepi kasur dengan tubuh polos, napasnya masih terengah, menatap Ana yang terlihat puas, namun masih menginginkan lebih.

"Aku masih mau bermain, sayang, ayo kita main lagi," ajak Ana, jemarinya membelai lembut punggung lebar David, sebuah sentuhan yang penuh godaan.

"Tapi setelah itu aku mempunyai pekerjaan untukmu, bagaimana?" Tawar David, senyum licik tersembunyi di balik kata-katanya, membelai pipi Ana yang memerah karena ulahnya.

"Baik, aku akan melakukan semua yang kamu minta, sayang," sahut Ana, suaranya penuh kepasrahan, seolah tak ada yang bisa ia tolak dari pria ini.

"Aku ingin kamu membebaskan adikku yang sudah ditahan oleh Bastian selama bertahun-tahun di markas miliknya itu," perintah David, tatapannya kini serius, menusuk jauh ke dalam mata Ana.

"Tapi aku tidak tahu caranya," ujar Ana, raut wajahnya langsung menunjukkan kebingungan dan sedikit ketakutan, sebuah keraguan yang mencoreng kesenangan mereka sebelumnya.

"Kamu sudah berada di dekatnya. Nanti aku akan menyusunkan rencana agar dia bisa masuk ke dalam jebakan yang kubuat, dan tugasmu hanya mengikuti arahanku, sayang," jelas David, suaranya kembali lembut, namun penuh kendali, langsung melumat bibir Ana dengan rakus, seolah ingin membungkam semua pertanyaan dan keraguan yang mungkin muncul.

...Ana hanya bisa membalas dengan anggukan kepala, karena mulutnya sudah dibungkam oleh ciuman David yang dominan. Permainan panas pun kembali terjadi, terus membakar hingga subuh. Ana yang lelah langsung tertidur pulas, terlelap dalam kelelahan fisik dan emosional, sementara David bangkit dari atas kasur. Ia meraih ponsel di atas nakas dan menelepon seseorang....

"Persiapkan semuanya, kita akan beraksi sebentar lagi," ucap David singkat, suaranya dingin dan penuh perhitungan, lalu mematikan panggilan begitu saja. Ia lalu berbalik menatap Ana yang sedang tertidur pulas dalam keadaan polos.

"Dia adalah wanita bodoh yang sangat haus akan perhatian dan kehangatan, cih! Tapi ada manfaatnya juga, tinggal aku memberikan dia makan sampai penuh, maka dia akan patuh layaknya anak anjing," batin David, sebuah senyum sinis dan meremehkan tersungging di bibirnya, menunjukkan kedalaman manipulasi dan kekejamannya.

*

*

*

...(Pagi hari di mansion Bastian)...

...Suara tangisan seorang anak kecil yang memilukan telah bergema sejak tadi malam, menjepit setiap syaraf para pelayan, membuat mereka kalang kabut dan terpaksa begadang sampai pagi. Mansion yang biasanya tenang kini terasa seperti sarang lebah yang terusik. Bastian, yang semalam memilih tidur di perusahaan, baru saja pulang. Wajahnya keruh, matanya tajam dan lelah, melihat keadaan Fabian yang masih merengek di gendongan seorang pelayan....

"Di mana wanita itu?" Ketus Bastian, suaranya dingin dan penuh amarah yang tertahan, menuntut jawaban dari pelayan yang sedang menggendong Fabian.

"Kami tidak tahu, Tuan. Tadi malam Nyonya bilang sedang suntuk lalu pergi begitu saja setelah menitipkan Tuan Muda kepada kami," jawab pelayan itu, gugup dan ketakutan, menunduk dalam-dalam.

"Terus kalian tidak meneleponnya?" Tanya Bastian, tatapannya kini semakin menusuk, memancarkan kemarahan yang membeku, menyapu mereka semua.

"Su-sudah, Tuan, tapi ponsel Nyonya mati," jawab sang pelayan, suaranya terbata-bata, nyaris seperti bisikan.

Bastian langsung menggeram kesal, napasnya memburu. Ia mengambil alih Fabian yang masih menangis.

...Sentuhan dingin kemarahan Bastian menular ke tubuh kecil Fabian, membuat tangisannya sesaat mereda. Tak lama, mobil Ana masuk ke pekarangan mansion. Melihat itu, rahang kokoh Bastian langsung mengeras, matanya menyala dengan kobaran emosi yang tak tertahankan. Setiap otot di tubuhnya menegang, siap meledak....

(Bersambung)

1
Cheng Nyo
Luar biasa
Michelle Ardina
visuals gk nyangkut tor kirain bule knp jd korea
Michelle Ardina
saking asiknya baca mau maraton sampe lupa like
Denni Siahaan
seru ceritanya puas puas rasanya yang jahat dapat karmanya 🌹🌹🌹
Denni Siahaan
visual nya 👍
Denni Siahaan
rasain
Denni Siahaan
seharusnya pelayan yang merasa bos di pecat aja
Denni Siahaan
sabar Lola harus kuat jangan ada airmata sudah cukup sakit yang kamu rasakan
Denni Siahaan
dasar orang tua gak ngotak maen tampar aja
Nur Cahyani
Luar biasa
Nur Cahyani
prg aja lola aripada disiksa trs
Nur Cahyani
kemana kepala pelayan kok tiap disuruh krj g prn ada
simta dila
😭😭😭
simta dila
lah malah mikirin wanita lain
simta dila
seraaaam
simta dila
mark apakah akan jatuh cinta?
simta dila
haduh Sonia murahan sekali
simta dila
iya aku ikut sakit hati baca nya
simta dila
kasian banget
simta dila
main tampar aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!