🔥🔥🔥🔥 dengan tingkat kepedasan bon cabe tingkat api neraka jahanam ya... yang jomblo juga kak UPe peringatan ini... peringat kan cari pasangan dulu baru baca😂😂😂
Happy reading merinding di beberapa part..
🙈🙈🙈🙈🙈🙈
Pria bule itu sampai menggeretakkan giginya karena menahan amarah yang sudah sampai ke ubun-ubunnya.
Sudah jelas saat ini dadanya sedang menahan sakit lima tusukan akibat keributan di area kekuasaanya, eh sesampai nya di rumah sakit, bukannya langsung mendapat perawatan malah harus berhadapan dengan wanita gila yang memakai baju dokter.
“ cih, kalau sampai wanita gila ini adalah benar-benar dokter disini bukan pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa, maka aku bersedia semua luka ku ini di jahit tanpa haru di bius.” Gumamnya yang sengaja dengan suara keras agar Stella mendengarnya.
“OK, FIX!” Ujar Stella lalu berjalan melewati pria bule itu.
Pada saat mereka berpapasan Stella berhenti dan memandangi wajah ketus pria itu sambil berteriak kepada perawat yang ada di ruangan itu.
“ Perawat, tolong bawa bapak ini ke tempat tidur pasien. Kita perlu menjahit luka nya TANPA BIUS!!”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Usai makan siang bersama, David dan Danil duduk di ruang Kemudi kapal.
"David...aku mendapatkan informasi dari organisasi bahwa Anak Mr..A saat ada disekitaran perairan ini. Dan titik nya tepat berimpitan dengan kapal kita. Apakah itu artinya anak Mr.A saat ini ada bersama kita?" Ujar Danil dengan wajah serius.
Karena mereka sudah hampir memasuki provinsi Salerno jadi signal pun mulai membaik.
"Maksud mu diantara ketiga orang itu salah satunya adalah anak Mr.A?" David meminta penegasan dari Danil.
"Lihat ini!! " Danil memasuki kode koordinat yang dikirim oleh pihak organisasi ke dalam sistem navigasi yang ada di laptop nya.
Di layar monitor terlihat jelas titik itu adalah titik yang sama dengan titik saat ini kapal mereka berada.
David dan Danil kembali saling pandang.
"Apa jangan-jangan dokter Stella adalah anak Mr.A? " tebak Danil dengan ekspresi muka yang terlihat hati -hati saat mengatakan itu. Sebab Danil yakin sahabat nya pasti ada rasa dengan dokter cantik itu, walaupun belum di akui nya.
"Tidak mungkin anak Mr.A yang kita cari adalah dokter Stella. Dia sangat tulalit! Lagi pula Mr.A itu sangat kaya raya, sedang kan dokter Stella seperti nya sangat kekurangan uang. Semua hal antara dokter Stella dan Mr.A saling bertolak belakang.
"Jadi Kalau begitu hanya tersisa antara Benigno dan Benvolio. Tapi mereka berdua kan saudara. Sedangkan anak Mr.A itu hanya satu orang yang menjadi target kita." sebut Danil dengan suara pelan.
"ayo kita cek kebenaran nya." David dan Danil pun keluar dari ruang kemudi menuju ke ruang dalam kapal dimana Stella, Benigno dan Benvolio berada.
"Benigno...apakah kau dan Benvolio hanya berdua saja?" Danil mencoba mengorek informasi mengenai dua saudara ini.
"Benar!! dimana orang tua kalian?!" Stella pun ikut bertanya.
Stella yang sebenarnya sudah lebih dahulu mengenal Benigno dan Benvolio sama sekali tidak pernah terpikirkan untuk bertanya mengenai keberadaan orang Benigno dan Benvolio.
"Orang tua ku sudah lama meninggal sedangkan orang tua kak Benvolio heem... aku tidak tahu dimana sebab kak Benvolio tidak pernah bercerita tentang orang tua nya." Ujar Benigno.
Mendengar perkataan Benigno barusan, David dan Danil saling melihat. Mereka kini yakin kalau Benvolio adalah anak Mr.A yang di cari oleh organisasi.
"jadi kalian bukan saudara kandung?" Tanya Danil lagi.
"Tidak kak Danil. Aku dan Kak Benvolio bukan saudara kandung." terang Benigno.
"Ya sudah ... kalian semua beristirahat saja. Aku dan David akan kembali ke ruang kemudi." Ujar Danil.
David dan Danil pun kembali ke ruang kemudi.
Danil benar-benar sudah yakin kalau Benvolio adalah anak Mr.A.
Sedangkan David malah meragukan hal itu.
"David.. kita harus segera menghubungi organisasi untuk menjemput kita dan anak Mr. A di provinsi Salerno. Huuf.. akhirnya misi panjang ini berakhir sudah!!" ucap Danil lega.
David tidak menanggapi Danil. Dia terlihat berpikir keras.
"Apa lagi yang kau pikirkan David?" tanya Danil yang tidak paham apalagi yang sedang sahabat nya pikirkan. Bukan kah anak Mr.A sudah mereka temukan.
"Aku hanya merasa bahwa semua ini tidak benar Danil. Kecuali alat pelacak itu rusak." Ujar David.
"Apa nya yang tidak cocok?" tanya Danil yang tidak paham.
"Pertama, alat itu membawa kita ke Jakarta, Indonesia. Bahkan ke rumah sakit waktu itu. Kemudian signal nya terbaca di desa Furore. lalu di kapal ini. Kalau alat nya tidak rusak maka semua ini harus macthing dengan dokter Stella " Analisa David.
"Tapi permasalahan nya dokter Stella benar-benar tidak mungkin merupakan anak dari Mr A. Pertama Mr.A itu orang British. Dokter Stella look...dia Indonesia banget." seru David..
"Kalau dari sisi ini saja kita pasti berpikiran, tidak mungkin anak Mr. A adalah dokter Stella yang wajahnya tidak ada bule-bule nya sama sekali. Dan dari sisi ini, Benvolio lah yang paling cocok untuk menjadi anak Mr. A. Hanya saja...." David menggantung penjelasan nya.
"Hanya saja apa?" Tanya Danil penasaran.
"Hanya saja , Benvolio tidak berada di Jakarta Indonesia beberapa hari yang lalu. Dia sedang sakit di Furore Italia. Atau mungkinkah alat nya rusak?"