NovelToon NovelToon
Stuck With You

Stuck With You

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Tamat
Popularitas:6.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: RizkiTa

Resta adalah seorang pemimpin sekaligus pemilik salah satu perusahaan percetakan terbesar di kota Jakarta. Memiliki seorang kekasih yang sangat posesif, membuat Resta harus mengganti sekretarisnya sesuai kriteria yang diinginkan sang kekasih. Tidak terlihat menarik, dan tidak berpenampilan menggoda, serta berpakaian serba longgar, itu adalah kriteria sekretaris yang diinginkan kekasihnya dalam mendampingi pekerjaan Resta.

Seorang gadis berpenampilan culun bernama Widi Naraya hadir, Resta menganggapnya cocok dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan kekasihnya. Hari-hari yang mereka lalui berjalan dengan aman dan profesional, sebagai bos dan sekretaris. Sampai ada satu hal yang baru Resta ketahui tentang Aya, dan hal itu berhasil membuat Resta merasa terjebak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkiTa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu spesial

apa yang ada di depan Resta saat ini, menurutnya, benar-benar tidak baik untuk kesehatan jantungnya yang kian berdegup tidak keruan. Lemah, adalah satu kata untuknya, sudah lama sekali Resta tidak merasakan berdebar-debar ketika melihat perempuan cantik. Tapi dengan Aya berbeda.

“Pak tolong fokus ya, saya jauh-jauh ke sini sesuai perintah bapak, kita mau bahas pekerjaan.” Aya mengingatkan kala mendapati Resta tidak mengalihkan pandangan dari wajahnya.

Aya bukan tak paham, lelaki ini pasti terpana dengan perubahannya. Aya sudah biasa mengalami ini, bahkan di kantor lamanya, dia bisa dikatakan primadona dan idola para lelaki seusianya.

“Iya Ay, saya lagi kurang sehat, jadi wajar kalau nggak bisa fokus,” elak Resta, dia beralasan lagi. Kini, matanya tertuju pada layar laptop. Tidak berapa lama dia memandangi layar itu, tiba-tiba gelap, karena laptop Aya padam.

“Yah kan, low bat. Bapak sih kelamaan melamun,” sindir Aya.

“Kalau low bat ya tinggal di cash Ay, tapi di sini… jauh dari arus listrik, kita pindah ke ruang kerja saya aja, gimana?” bukan, ini bukan modus. Resta bersungguh-sungguh mengajak Aya ke ruang kerjanya karena menurutnya di sana akan lebih nyaman.

“Di lantai atas?” tanya Aya, dia terlihat ragu.

“Iya, ayo! saya bantu bawa laptopnya-“

“Pada mau ke mana? mama baru mau bawain minum sama camilan loh.” Bu Miftah muncul sambil membawa nampan di tangannya.

“Mau ke ruang kerja, Ma,” sahut Resta.

“Hm.” Bu Miftah hanya berdehem saja, tapi sungguh tindakannya itu adalah bentuk sindiran yang tidak di sadari sang anak.

“Ya udah ini mama bawa ke atas,” ucap wanita itu.

“Tante… biar aku aja yang bawa.” Aya bermaksud tidak ingin membuat Bu Miftah lelah harus bolak balik ke lantai dua.

“Kamu kan bawa tas sama kertas-kertas itu.”

“Nggak apa-apa, bisa kok.” Aya memakai tasnya di bahu, tak lupa memasukkan berkas ke dalam tas.

“Ay, biar saya aja, nanti saya turun lagi.” tegas Resta, tidak ingin membuat tamunya malah menjadi repot. “Ma, taruh di meja aja, nanti biar aku yang bawa ke atas, thanks ya mama cantik.” Resta mengambil langkah menuju tangga. “Ayo Ay, naik.” ajaknya pada Aya.

Aya mengangguk sopan saat melewati Bu Miftah.

“Yang katanya lagi sakit, emang sanggup naik turun tangga?” sindir wanita itu pada anaknya.

“Agak pusing Ma, tapi nggak apa-apa kok.” Resta memegangi keningnya, dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanannya sedang meneteng laptop milik sekretarisnya. Ya, dia sengaja melakukan itu berpura-pura pusing, agar akting sakitnya terlihat maksimal.

“Pak, yakin sanggup? kita bahas kerjaan hari ini? kalau Bapak pusing, sebaiknya istirahat Pak. Kita bisa bahas nanti setelah bapak sembuh.” saran Aya.

“Nggak, saya cuma kurang tidur makanya pusing. silakan masuk!” Resta membuka pintu ruang kerjanya, tak lupa menyalakan lampu agar penerangannya lebih maksimal karena di ruangan itu tidak ada jendela. Resta sengaja mendesainnya demikian, agar lebih mirip studio, tempat untuknya mencari inspirasi dengan membuat desain-desain terbaru untuk usaha percetakannya.

“Duduk Ay!” titahnya lagi, setelah meletakkan laptop di atas meja. Di sana ada sebuah sofa serta meja di hadapannya. Ada sepasang meja kerja lengkap dengan kursi. Lemari buku, TV, serta karpet yang membentang di seluruh lantai.

Aya duduk di sofa, mengecash laptop, dan kembali menyalakannya.

“Saya tinggal sebentar.” Resta turun ke bawah, tergesa-gesa, melihat mamanya yang sedang bersantai di ruang keluarga, dia pun menghampiri.

“Ma, tolong kerja samanya ya.” pinta Resta.

Sang mama mengangguk, mengerti maksud Resta. “Itu sekretaris kamu, cantiknya kebangetan. Blasteran ya? Kamu bebas memilih ya sekarang, karena udah lepas dari Nadine?” pujian untuk Aya sekaligus sindiran Bu Miftah kepada anaknya.

“Aku juga baru tau Ma, kalau dia ternyata secantik itu. Iya, berdasarkan ceritanya sih, ibunya keturunan Jerman.” Jawab Resta apa adanya. “Kemarin-kemarin, ternyata dia sengaja berpenampilan culun, karena aku nyari sekretaris yang nggak cantik. Gara-gara Nadine,” jelas Resta kemudian.

“Sekarang, dia berani tampil cantik setelah tau kamu putus?” tanya sang mama.

“Bukan, karena aku yang minta dia buat dandan centik sebelum ke sini, kalau ke kantor, dia nggak akan mau tampil cantik. Karena orang-orang udah terlanjur menilainya culun.”

“Waw unik ya, hem… kira-kira urusan kalian sampai jam makan siang nggak? kalau iya, mama siapkan makan siang,” tanya Bu Miftah antusias.

“Kalau mama mau sampai jam makan malam juga bisa aku usahakan. Asalkan mama nggak minta dia nginap di sini, karena nggak akan mungkin-“

“Itu sih maunya kamu!” Bu Miftah memeberi cubitan kecil pada lengan Resta membuatnya meringis.

“Siapakan makanan yang enak ya Ma,” pinta Resta, sambil meraih nampan dari atas meja.

“Hem… Mama jadi kepikiran nih, kok kayaknya lucu ya, seandainya punya cucu keturunan Jerman, pasti menggemaskan. Kayak bayi-bayi bule yang sering mama lihat di instagram.” Entah bercanda atau serius, Bu Miftah berucap sambil berlalu ke dapur, hendak memberitahu tentang perisapan makan siang, pada asisten rumah tangga mereka.

“Ma!” panggil Resta sebelum dia menaiki anak tangga.

“Hm?” sahut Bu Miftah seadanya.

“Itu barusan bercanda atau serius?”

“Menurut kamu?” Bu Miftah balik bertanya.

Sementara Resta hanya mengangkat bahunya, sambil tersenyum membayangkan andai benar itu terjadi. Lalu segera naik ke lantai dua, tidak mau membuat tamu spesialnya menunggu terlalu lama.

Like like like ❤️

1
meimei
mampir thor
Widya Febrina
cerita nya menarik dgn alur yang rapi dan sistematis..
⋆.˚mytha🦋
otline ceritanya buaguuuss bgt tapi sayang dikit bgt bab nya... aku blm rela udahan dari aya resta 🥹
sehat selalu yaa thor, selalu ciptain karya² yg luar biasa ❤️
⋆.˚mytha🦋
iyaa pak... saya yg wakilin aya buat kawab/Facepalm/
Surati
Bagus ceritanya 👍🙏🏻 semangat thor 💪🙏🏻
Esih Mulyasih
cakep ceritanya, happy ending dan tidak berbelit-belit alur ceritanya 👍🏼🥰
Fina Fitriani
bagus ceritanyaa......
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
aduh dri, kok sama bekas temen sendiri 😨
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🤣🤣🤣🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
promo bu😂
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🤣🤣🤪
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
baca ulang tapi tetep ngikik🤣🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
ngeles aja terus 🤣
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
🤣🤣🤣🤣😘
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
dasar kadal😏😏
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
gueendenge 🤣🤣😭
🦋🦋 Lore Cia 🦋🦋
😂🤣
Kurnaesih
mampir'
Alma Zhienot
ngu gebrakan MLM pertama thor 🤣💕
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!