NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Jangan Salahkan Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Penyesalan Suami
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: ANGGUR

Hans dan Lily telah menikah selama 2 tahun. Mereka tinggal bersama ibu Meti dan Mawar. Ibu Meti adalah ibu dari Hans, dan Mawar adalah adik perempuan Hans yang cantik dan pintar. Mawar dan ibunya menumpang di rumah Lily yang besar, Lily adalah wanita mandiri, kaya, cerdas, pebisnis yang handal. Sedangkan Mawar mendapat beasiswa, dan kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Bandung, jurusan kedokteran. Mawar mempunyai sahabat sejak SMP yang bernama Dewi, mereka sama-sama kuliah di bagian kedokteran. Dewi anak orang terpandang dan kaya. Namun Dewi tidak sepandai Mawar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANGGUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Hans dan Lily akhirnya kembali ke Indonesia setelah seminggu lamanya di Finlandia. Alan dan mamanya melepas kepergian Hans dan Lily dengan penuh haru. Alan berjanji pada Lily akan datang ke Indonesia saat libur semester kuliahnya. Sedangkan di Indonesia, tante Meti menanti kedatangan Hans dan Lily, karena sebelumnya Hans telah menelpon ibunya tentang kedatangannya.

Mawar: "Apakah hari ini mas Hans dan mbak Lily pulang, bu?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Tante Meti: "Iya, Mawar." ucapnya singkat.

Mawar: "Palingan mereka tiba besok, bu." ucapnya dengan ragu-ragu.

Tante Meti: "Iya, Mawar. Perjalanan mereka cukup jauh." ucapnya. Di halaman rumah, terdengar suara mobil. Tante Meti mengintip dari jendela dan ternyata yang datang adalah Dave, teman kuliah Mawar.

Tante Meti: "Siapa yang datang, Mawar?" tanyanya sambil melirik ke arah Mawar. Tante Meti menatap Mawar, karena setahu dia teman Mawar hanyalah Dewi.

Mawar: "Dia adalah Dave, bu. Teman kuliah aku juga." katanya berusaha menjelaskan kepada ibunya. Tante Meti tidak pernah melihat Dave, karena Dave baru pertama kali datang ke rumahnya. Dave melangkah dengan hati-hati, lalu memencet bel rumah. Tante Meti beranjak dari duduknya, lalu ke dapur. Tante Meti tidak ingin mendengar pembicaraan anak muda.

"Ding... Dong." terdengar bel rumah berbunyi, Mawar segera berdiri dan melangkah ke arah pintu untuk membukakan pintu.

Dave: "Hai, Mawar." sapanya dengan lembut. Dave tersenyum hangat menatap gadis pujaan hatinya. Mawar hanya menatap wajah Dave dengan wajah cemberut.

Mawar: "Ngapain, sih?" tanyanya dengan ketus. "Aku sibuk." ucapnya lagi dengan cuek.

Dave: "Bolehkah aku masuk?" tanyanya dengan sopan. Mawar hanya menatap Dave dengan rasa tidak senang. Mawar membalikkan badannya, lalu duduk di sofa. Dave mengikuti Mawar dari arah belakang. Dave ikut duduk berhadapan dengan Mawar.

Mawar: "Apa tujuanmu ke rumahku?" tanyanya dengan ketus.

Dave: "Santai saja, Mawar. Wajahmu ketus banget." ucapnya. Dave menatap wajah Mawar dengan tatapan dingin, dia tahu jika Mawar memang tidak menyukai dirinya. Dave mencoba berbagai cara untuk mengambil hati Mawar, namun Mawar tetap tidak memperdulikan Dave.

Mawar: "Aku lebih suka berkata jujur. Aku belum berniat menjalin cinta dengan pria manapun." ucapnya dengan tegas. "Aku hanya fokus pada kuliahku saja, Dave." ucapnya lagi. "Tolong, pahamilah aku." pintanya dengan wajah yang serius. Dave tersenyum dingin, namun dia tetap bersikap manis di hadapan Mawar.

Dave: "Aku tidak bisa menghapus namamu dalam hatiku, Mawar. Aku telah lama memendam perasaanku padamu." ucapnya dengan penuh ketulusan.

Mawar: "Maafkan aku, Dave. Aku belum bisa menerima cintamu." ucapnya dengan perasaan menyesal. Terlihat kekecewaan di wajah Dave mendengar penolakan Mawar, namun Dave tetap tersenyum dan berusaha menutupi kekecewaannya di hadapan Mawar.

Dave: "Aku paham, Mawar. Anggap aku temanmu saja, ya." ucapnya. Mawar terdiam, sebenarnya jauh di dalam lubuk hatinya dia juga menyukai Dave, hanya saja Mawar harus fokus dengan kuliahnya yang sebentar lagi akan selesai. Mawar hanya ingin meraih gelar dokter secepatnya. Jurusan kedokteran membuatnya cukup sibuk, Mawar hanya tidak ingin jika kuliahnya terganggu karena menjalin hubungan dengan Dave.

Mawar: "Terserah kamu saja, Dave. Aku hanya berusaha jujur padamu." ucapnya dengan wajah datar. Tante Meti keluar dari dapur, lalu menghampiri Mawar dan Dave.

Tante Meti: "Kamu ini, Mawar. Temanmu datang tapi tidak dibuatkan minum." ucapnya sambil menatap ke arah Mawar.

Dave: "Tidak apa-apa, tante. Saya juga sudah mau pulang, kok." ucapnya dengan ramah.

Tante Meti: "Kok, pulang?" bertanya dengan heran. "Kamu kan baru datang, nak?" tanyanya dengan tegas.

Dave: "Aku tidak mau mengganggu waktu belajar Mawar, tante." ucapnya dengan penuh pengertian. Tante Meti hanya terdiam sambil menatap ke arah Mawar.

Dave: "Saya pulang dulu, tante." ucapnya sambil tersenyum hangat. Dave menoleh ke arah Mawar, lalu pamit kepada Mawar.

Tante Meti: "Hati-hati, nak." ucapnya dengan lembut.

Dave: "Iya, tante." sahutnya. Dave melangkah dengan cepat meninggalkan rumah itu. Mawar merasa terlalu keras pada Dave, namun dirinya juga harus membuat keputusan untuk tidak goyah dalam hal cinta. Dave seorang pemuda yang tampan, berkulit putih, dan kaya raya. Mawar belum pernah pacaran atau dekat dengan pria manapun, dia hanya menghabiskan waktunya untuk belajar karena Mawar memang gadis yang pintar dan berprestasi. Berbeda dengan sahabatnya yaitu, Dewi. Sahabatnya itu lebih berpengalaman dalam hal cinta, bahkan Dewi pernah 3 kali menjalin hubungan dengan pria yang hanya memanfaatkan uangnya saja. Malam harinya, Dewi menelpon Mawar, saat itu Mawar sedang berada di dalam kamarnya.

Dewi: "Kamu sedang apa, Mawar?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.

Mawar: "Sedang menjawab panggilanmu." sahutnya.

Dewi: "Hehe. Benar juga." ucapnya sambil tertawa kecil. "Aku lagi galau, Mawar." ucapnya dengan sedih.

Mawar: "Galau kenapa, sih?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Dewi: "Aku baru putus dengan Andi." ucapnya sedih. Mawar menghela nafas pendek, dia malas dan enggang untuk mendengarkan curhatan Dewi, namun Mawar juga tak ingin mengecewakan Dewi.

Mawar: "Kok, bisa? Memangnya Andi yang putusin kamu, ya?" tanyanya dengan rasa penasaran.

Dewi: "Iya, Mawar. Aku menolak keinginannya." ucapnya. Mawar semakin penasaran dengan perkataan sahabatnya itu.

Mawar: "Apa yang Andi inginkan darimu, Wi?" tanyanya lagi.

Dewi: "Andi meminta dibelikan mobil baru. Sedangkan, uang dari papa sudah habis." ucapnya dengan sedih.

Mawar: "Haa? Keterlaluan. Biarkan saja Andi pergi." ucapnya dengan geram. Dewi adalah gadis yang baperan, dia juga sanggup berkorban apa saja demi membuat pria yang dicintainya merasa nyaman.

Dewi: "Aku masih sayang padanya." ucapnya dengan sedih dan rasa sesal dalam hatinya.

Mawar: "Lupakan saja dia." ucapnya dengan geram. "Jangan membuatku ikut pusing dengan masalah percintaanmu, Wi." bentaknya. Mawar menutup ponselnya tanpa memberi kesempatan bicara kepada sahabatnya itu. Mawar menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya secara perlahan. Dia mengangkat kedua tangannya di atas kepalanya.

Mawar: Aku tidak konsentrasi lagi mengerjakan tugas dari dosen." gumannya dengan kesal. Setelah mendengar curhatan sahabatnya, Mawar bertekad untuk tetap menutup pintu hatinya dengan pria manapun termasuk Dave.

Mawar: "Cinta hanya membuat pusing saja." keluhnya. Bagi Mawar, cinta hanyalah sebuah ilusi yang terkadang memberikan keindahan sesaat, namun mematikan. Bukan hanya tentang Dewi yang sakit hati karena pria, Mawar juga tahu tentang kisah kedua orang tuanya yang berpisah karena ayahnya telah berselingkuh dari ibunya. Sepuluh tahun yang lalu ayahnya meninggal karena penyakit stroke. Ayahnya tidak bisa menerima kenyataan saat wanita selingkuhannya mengambil semua hartanya, lalu pergi bersama pria lain. Saat itu usia Mawar 15 tahun, dan masih duduk di bangku sekolah menengah.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!