Restu? lagi-lagi restu yang jadi penghalang, cinta beda agama memang sulit untuk di satukan, cinta beda alam juga sulit untuk di mengerti tetapi cinta terhalang restu berhasil membuat kedua belah pihak dilema antara maju atau mundur.
Apa yang akan dipilih oleh Dirga dan Klarisa, karena cinta terhalang restu bukanlah hubungan yang bisa dikatakan baik-baik saja untuk keduanya.
Ikuti kisah mereka didalam novel yang bertajuk "Melawan Restu".
Salam sehat
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelap tak selamanya Gelap
Setelah selesai berdoa dan membaca kitab suci, Klarisa duduk termenung di balkon kamarnya, menikmati udara pagi yang sangat sejuk, dan ia mulai mengetik pesan chat untuk Dirga.
Mas Dirga
Sayang, aku kangen.
Tak lama dari itu Dirga membalas pesan chat dari Klarisa.
Klarisa
Iya sayang, aku juga kangen sama kamu, sebentar lagi aku telpon ya, aku masih sibuk dikit ni.
Klarisa pun membalas pesan Dirga.
Mas Dirga
Iya sayang, aku tunggu ditelpon ya.
Dirga tidak membalas lagi karena ia tengah membersihkan gereja dan ruangan yang ada didalamnya.
Klarisa terpejam di sofa yang ada di balkon kamarnya, ia benar-benar ingin tidur tenang untuk sejenak saja, karena mengingat akhir-akhir ini jam tidurnya sangat berantakan, belum lagi pikirannya yang tidak bisa tenang.
Tok..... Tok ....
"Non Ica,"
"Iya mbak Sugeng, masuk aja gak aku kunci ko," ucap Klarisa dengan sopan.
"Iya non, mau dibuatkan sarapan apa non? " tanya mbak Sugeng, maid pribadi Klarisa.
"Ica mau sarapan roti bakar selat kacang aja mbak, terus minumnya susu coklat dingin ya," ucap Klarisa masih dengan matanya yang terpejam.
"Baik non Ica, mohon ditunggu ya non, mbak buatkan dulu," Ucap mbak Sugeng.
"Iya mbak, "Ucap Klarisa singkat.
Klarisa menikmati hari liburnya yang hanya dua hari Sabtu dan Minggu, walaupun kini pikirannya terasa sangat berat dan hatinya masih belum tenang, namun Klarisa meyakini bahwa gelap tak selamanya gelap, kini memang belum terlihat titik terangnya namun Klarisa yakin tidak ada usaha yang sia-sia selama bersandar kepada Tuhan yang memiliki kuasa atas hidupnya.
Setelah beberapa saat ia menunggu, mba Sugeng pun datang membawa sarapan untuk Klarisa.
"Non Ica jangan disisakan ya, akhir-akhir ini mbak perhatikan non Ica jarang sekali makan di ruang makan non, ada apa non?" ucap mbak Sugeng.
"Lagi ga mood aja mbak, lagian ada Ica atau gak ada Ica masakan mbak Sugeng tetap juara, kalau mama kan sibuk bisnis dan papa sibuk mengurus ladangnya, jadi Ica males aja makan sendirian diruang makan," ucap Klarisa.
"Sebenarnya mbak tahu kalau non Ica sedang galau, perihal restu yang tak kunjung diberikan oleh ibundanya mas Dirga," ucap mba Sugeng.
" Loh mbak Sugeng tahu hal ini dari siapa?" ucap Klarisa.
" Maaf ya non tadi mbak lewat kamar non Ica, dan ga sengaja denger non nangis, dan dari situ mbak juga paham kalau non lagi berdoa mohon restu dari Tuhan agar Tuhan yang kasih restu itu melalui ibundanya mas Dirga," ucap mbak Sugeng.
"Hmm iya mbak, Ica lagi bingung harus gimana biar di restuin, Ica juga serius sama mas Dirga tapi ibunya malah begitu sama Ica," ucap Klarisa.
" Non Ica terkadang apa yang kita mau ga sesuai sama apa yang lagi terjadi, jadi tugas kita itu belajar menerima dan memahami apa yang sedang terjadi, kadang non Ica hanya harus tetap tenang dan berdoa, minta sama Tuhan jawaban atas setiap pergumulan non Ica, karna gelap non gak selamanya gelap, sekarang emang belum kelihatan restunya tapi mbak Sugeng yakin kalau apa yang non Ica minta pasti akan terjawab di waktu yang tepat," ucap mbak Sugeng.
" Terima kasih ya mbak Sugeng, saya mau sarapan dulu mbak, "ucap Klarisa.
"Iya non selamat menikmati, " ucap mbak Sugeng.
Eaakk🤭😂