AKU KHIANATI KARENA SALAHMU SENDIRI

Waktu terus berputar hingga tak terasa hari sudah malam. Dera merenung sendiri di balkon kamarnya sambil menyesap susu coklat kesukaannya. Ia terus memikirkan langkah apa yang akan ia ambil untuk ke depannya. Ya, ia bertekad mundur dari pernikahan ini karena tidak ada yang bisa di harapkan lagi dari hubungannya dengan Brian. Ia sudah memberikan kesempatan selama satu tahun ini, namun Brian tidak kunjung berubah. 

Ting... 

Satu pesan masuk ke ponselnya, ia membukanya sambil tersenyum setelah tahu siapa pengirimnya. 

Masuk! Udara di luar dingin. Nanti sakit lagi ~ Zavran

Dera menoleh ke arah rumah Zavran yang hanya berjarak dua rumah dari rumahnya, rupanya Zavran juga ada di balkon kamarnya. Ia tersenyum meskipun tak terlihat oleh Zavran di sana. 

Nyuruh masuk tapi kamu sendiri di luar ~ Me

Aku lagi cari angin sambil menghabiskan rokok. Eh nggak nyangka bisa lihat bidadari cantik 😍~ Zavran

Hanya kata sederhana seperti ini bisa membuat Dera tersenyum. Rupanya sederhana itu membuat hari Dera bahagia.

Aish gombal ah.. ~ Me

Enggak lah emang iya kok. Kamu tuh cantik seperti bidadari. Kalau bukan istri orang udah tak bawa pulang ~ Zavran

Terus istri kamu mau di kemanain? ~ Me

Aku umpetin lah, biar nggak ganggu waktu aku sama kamu ~ Zavran

Konyol.. Hanya obrolan seperti itu berhasil membuat hati Dera merasa senang. Sungguh pesona suami orang sangat luar biasa, bahkan bisa mengalahkan seluruh isi dunia. Perhatiannya melebihi suami sah saja. Bahkan Dera sudah lupa kapan terakhir ia chat sambil senyam senyum seperti orang gila seperti ini saat chat dengan suaminya. Saat ini Dera sudah tidak memikirkan apapun, ia ingin bahagia. Tidak peduli jika ia akan menyakiti hati orang lain. Karena baginya, selama ini tidak ada yang memikirkan perasaannya termasuk suaminya.

Udah gih buruan masuk! Entar kalau sakit lagi repot sendiri. Udara malam nggak baik lho buat kesehatan. Bisa bikin masuk angin ~ Zavran

Dera semakin melayang dengan perhatian Zavran. Rasanya ia tidak ingin sampai malam berlalu begitu saja. Jika bisa, ia ingin menghentikan waktu. Atau bahkan memutar waktu untuk kembali ke masa sebelum pernikahan. Ia akan menerima Zavran menjadi suaminya dan membuang jauh jauh suami tidak perhatian itu. 

Bahkan sampai sekarang nomer Brian berubah menjadi horor. Di telepon berdering, di chat centang dua namun tidak ada jawaban atau pun balasan. Padahal Brian pergi sudah sejak pagi tadi, seharusnya ia sudah pulang kan dari menjenguk sepupunya itu? Namun Dera tidak ingin pusing memikirkan hal itu. Saat ini ia hanya ingin menikmati waktunya bersama Zavran.

Iya iya aku masuk, bawel amat sih suami orang~ me

Eh pake ngatain aku bawel lagi, ini demi kebaikanmu Dera. Salah sendiri kamu buat aku jadi suami orang. Dulu kalau kamu mau, aku nggak bakal jadi suami orang tapi jadi suami kamu~ Zavran

Entah mengapa timbul keisengan dalam pikiran Dera.  

Iya iya mas Zavran sayang maafin dedek ya 😂😂 ~ me

Tidak tahu saja Dera jika keusilannya berhasil membuat Zavran terbang ke atas awan. Ia merasa Dera sudah kembali dekat padanya. Ia berharap suatu hari nanti Dera bisa membalas perasaannya meskipun mereka tidak bisa bersama.

Tapi bagaimana jika itu terjadi? Bagaimana mereka menjalin hubungan di saat mereka sudah punya pasangan masing masing? Atau kah mereka harus menjalin hubungan terlarang di belakang pasangan mereka? Zavran mencintai istrinya namun ia lebih mencintai Dera. Rasa cinta kepada istrinya hanya karena bentuk kewajibannya saja. Sedangkan dengan Dera? Ini cinta abadi yang ia miliki sejak pertama kali ia tertarik dengan wanita. Ia tidak mau kehilangan istrinya namun ia juga tidak mau kehilangan Dera. Kini kedua insan yang sedang di mabuk asmara sama sama menuruti ego mereka.

Aku juga sayang kamu Ra ~ Zavran

Dera terkejut dengan jawaban Zavran. Ia pun kembali mengetikkan sesuatu.

Eh itu cuma bercanda ya, nggak serius aku. Aku cuma mau ngisengin kamu doank. Jangan di ambil hati~ Me

Nesha nampak panik, takutnya Zavran serius menanggapinya. Ia tidak mau sampai Zavran menganggapnya sebagai wanita gampangan meskipun kini perasaannya telah condong terhadap Zavran.

Serius juga nggak apa apa, malah senang aku kalau perasaanku terbalaskan😅 ~ Zavran

Nggak ah takut durhaka sama suami 🤣 ~ Me

Dera benar benar bisa bebas mengekspresikan suasana hati jika bersama dengan Zavran. Akankah hati Dera akan semakin condong kepada Zavran? Hanya waktu yang bisa menjawabnya. 

Mereka saling berbalas chat hingga larut malam. Entah mengapa Deea merasa bahagia. Zavran bukan suaminya namun ia berhasil mengisi kekosongan di hati Dera saat ini.  

Mereka menyudahi chatnya, Dera naik ke atas ranjang. Ia ingin memejamkan mata mengistirahatkan pikiran dan jiwanya. Namun saat ia hendak memejamkan mata, tiba tiba ponselnya berdering. Ia menatap id telepon yang tak lain adalah suaminya. Dengan malas ia pun mengangkatnya. 

" Halo Ra." Terdengar suara suaminya di sebrang sana, suara yang sebelumnya sering ia rindukan namun akhir akhir ini tidak karena sudah tergantikan oleh Zavran. Bahkan Dera sudah tidak peduli lagi, apakah suaminya akan menghubunginya atau tidak. 

" Iya mas, ada apa? Aku mau tidur." 

Belum pernah Dera berbicara dengan nada sedingin ini kepada Brian.

" Kamu marah karena mas tidak mengangkat telepon kamu? Maaf mas tadi lupa bawa ponsel. Ponsel mas ketinggalan di rumah karena di cas tadi, jadi nggak tahu kalau kamu telepon."

Alasan klasik, bagaimana bisa ponsel Brin tertinggal? Padahal ia baru menelepon Dera dan berpamitan tadi. Mustahil jika ia melupakan ponselnya, pikir Dera. Namun Dera sudah tidak kaget lagi karena memang begitu sifat Brian, jika sudah berkumpul dengan teman atau keluarganya, ia tidak mau di ganggu. Itu artinya Brian memang sengaja meninggalkan ponselnya di rumah agar Dera tidak menganggu waktunya bersama sepupunya.  

" Dera." Dera tersadar dari lamunannya. 

" Iya mas nggak apa apa udah biasa juga. Udah dulu ya mas aku ngantuk mau tidur. Bye."

Klik... 

Sekarang gantian Dera yang bersikap cuek pada Brian. Di sebrang sana Brian nampak kaget dengan sikap Dera kali ini. Tidak biasanya Dera memperlakukannya seperti ini. 

" Kenapa dengan Dera? Apa dia benar benar marah? Tapi rasanya tidak mungkin dia bisa marah lama lama sama aku. Paling juga besok pagi udah reda marahnya. Aku telepon besok aja." Gumam Brian. 

Ya, beginilah sifat Brian. Ia selalu menyepelekan perasaan Dera. Meskipun ia tahu Dera sedang marah, tapi ia tidak pernah mau membujuknya. Baginya, Dera tidak akan bisa lama lama marah kepadanya. Sungguh ketidakpedulian yang akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri suatu hari nanti. 

Kembali kepada Dera yang saat ini masih menatap langit langit kamarnya. 

" Akankah aku bertahan dengan hubungan yang sudah terasa hambar seperti ini? Kenapa dia tidak peduli denganku? Apa dia sungguh tidak mencintaiku?" Tiba tiba Dera teringat Zavran.. 

" Zavran, kau yang hanya temanku saja bisa memberikan perhatian lebih padaku. Tapi suamiku? Akan kah aku jatuh cinta padamu?"

Tbc...