Transmigrasi Ke Tubuh Anak Selir

Saat ini, putri Felicia di asing kan di sebuah tempat yang cukup jauh dari lingkungan istana. dia dan juga pangeran alderick sudah di ungsikan oleh para prajurit terlebih dahulu, sebelum kaisar memerintahkan nya. Mereka juga menempatkan pangeran alderick di tempat yang berbeda. mereka juga di jaga ketat, dan diberikan satu pelayan untuk membantu mengurusi kebutuhan mereka. ternyata kaisar masih berbaik hati untuk tak meninggalkan mereka berdua. sedangkan nasib ratu elli saat, berada di penjara bawah tanah, dengan kondisi yang jauh lebih mengenaskan. Tampilan nya sangat kotor, dan tatapan mata nya yang begitu kosong, membuat nya kehilangan semangat untuk hidup.

"Argh......hidup ku hancur, tahta ku hancur, dan semua yang aku miliki hancur berantakan. Aku tak akan tinggal diam, lihat saja nanti." ucap felicia dengan mata yang menyalang tajam, seakan tak terima dengan nasib nya itu.

"Nona, ini makanan nya." ucap satu pelayan yang di suruh oleh kaisar untuk mengawasi Felicia. Agar tak berbuat macam macam saat masa pengasingan.

"Kau! Berani nya kau memanggilku nona!" teriak Felicia yang masih tak terima kenyataan pahit itu. Dia tak suka nama nona di sematkan di nama nya, dia masih merasa seorang putri, sehingga tak terima di panggil dengan sebutan seperti itu.

 "Ckck, memang nya kenapa, bukan kah sekarang nona Felicia tak memiliki hak lagi, dengan gelar kebangsawanan itu. Seharusnya anda masih beruntung. karena kaisar masih mau memberikan kesempatan untuk anda berubah menjadi lebih baik lagi. Dan tak membiarkan Anda menjadi rakyat kecil yang ditindas. Dengar nona, sekarang posisi anda bukan orang penting lagi di istana, jadi saya tak akan pernah takut anda tindas lagi, karena saya bisa melaporkan kejahatan yang anda lakukan kepada kaisar secara langsung." ucap pelayan itu dengan berani nya. Dia tak takut lagi dengan nona Felicia itu, yang terpenting dia sudah menyelesaikan tugas nya dengan sangat baik.

 Tangan Felicia mengepal kuat, dan tak terima dengan kenyataan pahit itu. rasanya nya sangat menyakitkan. Dulu semua orang tunduk dan tak ada yang berani melawan nya, sekarang kondisi nya sudah sangat berbeda, semua orang menjauh, termasuk teman, dan para pelayan setia nya yang tak lagi mau menjaga nya lagi. mereka lebih memilih mengamankan diri, agar kaisar tak menghukum nya, sebab mereka masih membutuhkan uang untuk kebutuhan sehari hari keluarga masing masing.

Kaisar memang memerintahkan dua orang pelayan dan satu penjaga mengawasi putri Felicia dan juga pangeran alderick. Tujuan nya yaitu, tak membiarkan mereka berkeliaran bebas di wilayah nymeria ini. mereka bisa saja menjadi ancaman nya suatu saat nanti. Apalagi saat ini, rose dan Merry belum bisa ditemukan.

"Berani nya kau, menghardik ku!" teriak Felicia dengan nada tinggi ke arah satu pelayan rendahan itu.

Dengan cepat, dia mencekik leher pelayan itu, seolah melampiaskan semua amarah nya dengan penuh dendam. "arrrrghhhh, tolllong." ucap pelayan itu dengan tatapan kaget, dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan wanita gila di depannya.

Satu penjaga yang mendengar suara jeritan perempuan di dalam, langsung bergegas menuju ke arah ruangan itu, dan melihat apa yang terjadi pada mereka.

 Saat melihat ke ruangan itu, betapa kaget nya dia, melihat satu pelayan yang hampir saja tak bernyawa dan wajah nya sudah terlihat pucat pasi. Kekuatan Felicia begitu besar, sehingga membuat nya kesulitan melepaskan diri.

 "Hentikan nona, apa yang anda lakukan." teriak nya dengan bergegas menolong ke arah pelayan yang hampir saja mati di tangan nona Felicia.

 "Jangan ikut campur, menjauh!" teriak nya yang masih tetap tak ingin melepaskan cengkraman tangan nya itu.

"Tolong!" ucap pelayan itu dengan wajah yang ketakutan.

Tak kehabisan akal, sang penjaga pun langsung menendang Felicia dengan tenaga nya yang cukup kuat.

"Brugh..... Felicia terjatuh dan memandang sengit ke arah penjaga itu.

"Berani nya kau ikut campur urusan ku!" teriak nya dengan nada yang begitu emosi.

"Maaf nona felicia, anda sudah sangat keterlaluan. Perbuatan anda tak bisa ditoleransi lagi!"

"Jangan ikut campur sialan!"

"Ayo segera keluar dari sini." ajak nya yang memegang tangan pelayan itu dengan raut wajah yang sudah pucat.

Felicia dibiarkan terkunci di dalam kamar nya itu. Dan menjerit jerit keras seolah tak menerima keadaan.

"Kurang ajar! Buka pintu nya sialan."

"Apakah kita harus meninggalkan dia disini sendiri?"

"Apa kau masih mau di cekik nya lagi. Jangan bodoh, ayo kita lapor ke kaisar saja. Aku tak ingin menjaganya disini. Nyawa ku lebih penting sekarang!"

Mereka berdua meninggalkan Felicia yang meraung raung keras di sana. Tak menerima kenyataan tersebut

****

"Siapa dia rose?" tanya selir Merry yang menginterogasi Bowen yang duduk dengan wajah tertegun melihat wanita di depan nya.

"Ibu dia_

"Nyonya Shien Mei!" ucap Bowen secara tiba tiba membuat semua orang yang ada disana saling memandang

"Nyonya, anda masih hidup. jendral sangat sedih karena kehilangan nyonya Shien mei." ucap paman Bowen yang berbicara panjang lebar membuat selir Merry merasa heran dan tak tau harus berkata apa.

Rose hanya diam, dan melihat ke arah respon ibunya yang seolah tak mengingat apapun.

 "Apakah ada yang salah dengan ibu, kenapa dia tak bereaksi saat melihat paman Bowen. Bukan kah, dulu ibu sangat dekat dengan nya?"gumam rose dalam hatinya.

"Maaf tuan, anda siapa ya. kenapa menyebut ku dengan panggilan asing?" tanya selir Merry dengan berbicara sopan.

Barulah paman Bowen sadar, bahwa istri sang jendral benar benar sudah tiada. Kalau begitu siapa wanita di depan nya. Tak mungkin nyonya Shien mei. Karena usia nya sangat jauh sekali dari sang jendral.

Deg.....

Barulah dia tersadar dan langsung membungkuk hormat ke arah selir Merry.

"Nyonya, perkenalkan hamba adalah utusan sekaligus kepercayaan dari jendral pei dari wilayah timur. Sebelum nya, akan hamba jelaskan siapa itu jendral pei, dan istrinya terlebih dahulu."

"Baiklah tuan, saya akan mendengarkan apapun yang anda ucapkan."

Bowen menceritakan seluruh cerita tentang jendral pei terlebih dahulu, dan kemudian dia menjelaskan maksud tujuan nya ke mari, dan berkata jujur tentang kejadian yang semalam.

Rose yang mendengar langsung cengengesan saat di tatap ibunya dengan wajah penuh selidik.

"Rose, kenapa kau membahayakan diri mu sendiri. Apa kau terluka, apa baik baik saja nak?"

"Ibu, aku tak apa apa. Aku hanya membantu paman Bowen kemarin."

"Kau membuatku cemas. baiklah, janji dengan ibu, bahwa kau tak akan bertindak sembarangan lagi!"

"Iya ibu ku yang cantik."

 Barulah Bowen bercerita tentang anak jenderal pei yang hilang. kemudian menjelaskan beberapa detail tentang kejadian di masa lalu, membuat selir Merry tertegun mendengar nya.