SiKembar Anak CEO

Rumah bu Ningsih tidak jauh dari rumah sepupunya anak dari budenya yang dulu mengasuh bu Ningsih.

Kondisi rumah pak Dani dan bu Atik jauh lebih besar dan lebih bagus dari rumah bu Ningsih. Pak Dani memiliki usaha kayu dan memiliki toko bangunan. Pak Dani dan bu Atik memiliki 1 putri namanya Ratna. Ratna yang hidupnya berkecukupan selalu berfoya foya sering pergi ke mall berbelanja barang branded.

Setiap Ratna bertemu Yati, selalu hinaan yang dilontarkan ke Yati. Yati dibilang anak miskin, kampungan dan kotor. Sebenarnya Yati bukan kotor, tapi karena baju yang dipakai Yati dibeli dengan harga yang murah dan sering dipakai menyebabkan warna baju sedikit memudar.

Pernah sehabis hujan Yati pulang kerja turun angkot untuk pulang kerumah ada genangan air dijalan. Ratna yang selalu pergi membawa mobil dengan sengaja , dengan kecepatan tinggi melewati genangan air tersebut yang menyebabkan air mengenai tubuh Yati.

Tanpa merasa bersalah sambil membuka kaca mobil, Ratna berucap "makanya bawa mobil !! supaya tidak kena cipratan air hujan".

Yati hanya mengelus dadanya sambil membersihkan air yang mengenai tubuhnya dengan tangannya.

Yati dan Ratna usianya sama. Saat sekolah SMP mereka 1 sekolah. Yati yang memang anak pintar bisa diterima di SMPN yang terkenal.lewat jalur prestasi. Sedangkan Ratna lewat jalur luar biasa yang membuat uang berbicara.

Saat SMP Yati sering mendapat ejekan dari Ratna. Pernah Ratna fitnah Yati, yang katanya Yati anak haram. Yati tidak punya bapak. Memang saat Yati lahir, bapaknya tidak ada dirumah karena waktu itu pamit ke bu Ningsih akan kerja jadi TKI. Sampai dengan detik ini suami bu Ningsih tidak pernah kembali.

Info yang pernah didengar katanya pak Joko meninggal di negri Jiran. Tapi jenazahnya tidak pernah dipulangkan ke Indonesia. Memang agak aneh berita tersebut. Karena keterbatasan biaya tidak bisa berbuat apa apa.

Orang tua dari pak Joko menyalahkan bu Ningsih atas meninggalnya pak Joko. Memang kabar kalau saat itu pak Joko meninggal di negri Jiran sudah diketahui banyak warga kampung disana. Ibunya pak Joko menuduh bahwa karena bu Ningsih terlalu banyak menuntut, sehingga anaknya rela jadi TKI.

Karena fitnah dari Ratna, Yati jadi dijauhi kawan kawannya. Dikelas Yati duduk sendiri, tidak ada yang mau menemani Yati duduk dibangkunya. Yati diam saja menerima fitnah, ejekan dan bulian dengan teman temannya. Sampai akhirnya ada seorang guru masuk ke kelas Yati dan menyampaikan kalau Yati terpilih mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba karya ilmiah remaja.

Yati memang suka menulis karya ilmiah saat SMP. Hingga saat masuk SMK pun Yati bisa masuk lewat jalur prestasi. Saat kelas 3 SMP Yati sebenarnya disuruh masuk ke SMAN bonafit dikota itu oleh wali kelasnya. Tapi karena pertimbangan setelah lulus SMA Yati sudah harus kerja, maka dipilihlah masuk ke SMK saja.

Di SMK Yati memilih jurusan busana, karena Yati memang suka dan Yati berangan angan ingin memiliki butik sendiri. Disekolahnya Yati diajari cara menjahit dan pecah pola. Bagi Yati yang memang suka menjahit, sekolah di SMK ini seperti dasar les ditempat nantinya yang Yati inginkan. Menjadi desainer.

Setelah lulus SMK Yati langsung mencari kerja dipabrik konveksi. Malamnya menerima jahitan dari tetangga. Tetangga yang sudah pernah menjahitkan baju di Yati semua bilang kalau jahitannya rapi, pas di badan dan enak dipakai.