NovelToon NovelToon
Akan Kurebut Suamimu

Akan Kurebut Suamimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Pelakor
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Madumanis

Mora mendapatkan tawaran menarik untuk menggoda pria beristri. Jika berhasil bayaran sejumlah 100 juta akan ia dapatkan.

Tapi ternyata tawaran itu sangat tidak mudah untuk Mora laksanakan. Pria yang harus ia goda memiliki sikap yang dingin dan juga sangat setia dengan sang istri.

Lalu apakah Mora akan berhasil merebut pria dari istrinya? atau bahkan justru hubungan mereka semakin dekat karna pria tertarik pada Mora?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AKS 4

Heran. Adam masih saja menganggap jika Mora tidak ada disekitarnya. Bahkan asap rokoknya mengenai Mora, mengarah semua pada Mora yang duduk disampingnya.

Sampai Mora terbatuk. Ia terus mengibaskan asap yang menganggu, jangan mengarah padanya lagi.

“Uhuk, uhuk….” Mora menatap kearah Adam yang sama sekali tidak perduli akan apa yang ia derita.

“Permisi… asapnya sangat mengganggu saya,” ucap Mora yang sudah geram sedari tadi terus saja diserang asap rokok.

Dan akhirnya Adam melirik kearahnya. Hanya sebentar saja, karena Adam membuang batang rokoknya yang sudah mengecil.

“Ha begitu dong,” Mora tersenyum bahagia.

Tapi seketika senyumannya mudar dikala Adam kembali mengambil satu batang rokok lagi. Mulai menghisapnya lagi dan kembali asap rokok itu menyerang Mora.

“Tuan… kau….”

“Jika kau terganggu, maka seharusnya tidak usah duduk disekitar saya bukan?” tanya Adam menyela ucapan Mora yang ingin protes padanya.

Memang Adam sama sekali tidak menatapnya. Tapi tetap saja, rasanya Mora seakan tersentil dengan pertanyaan tersebut.

“Hanya dikawasan ini bisa merokok. Jelas ini salahmu, jadi kalau kau terganggu maka segera pergi dari sekitar saya,” ucap Adam dengan sangat ketus.

Menyempatkan menatap sinis Mora. Sama sekali wajahnya tidak bersahabat, hanya sebentar. Adam mulai mengalihkan pandangannya kearah lurus depan menikmati keindahan Kota Jakarta dimalam hari.

Rasanya Mora geram sekali. “Ihh, memang tempat ini diciptakan hanya untuk dia aja apa? Ihhhhh, jadi orang kok nggak suka bergaul!”

Mora terus menggerutu dalam hati. Ia bangkit dari duduknya, ya karena memang tidak akan tahan kalau terus diseran oleh asap rokok tersebut.

Bukannya pergi karena Mora masih belum menyerah untuk berbicara dengan Adam lagi. Ia hanya sedikit berjarak saja setidaknya asap rokok itu tidak menyerangnya lagi.

“Apakah anda ada masalah?” tanya Mora yang mana kini duduk diujung bangku. Hanya ada pot bunga besar sebagai penghalang mereka.

“Dari tarikan napas Tuan, seperti ada masalah saja,” sambungnya.

Mora menoleh kearah Adam yang malah tetap diam. Seolah tidak mendengar apa yang Mora tanyakan barusan, sebenarnya Mora kebingungan untuk berkomunikasi dengan targetnya ini.

Kembali wajahnya menatap kearah depan. Wajahnya masam sekali, Mora tidak bisa berpikir lagi harus apa selanjutnya jika terus saja tidak direspon.

“Sebenarnya dia manusia atau jin si? Kok sama sekali nggak mau tahu orang bicara apa, malah jutek lagi kaya temennya spongebob!”

Sungguh Mora sangat sebal. Mencoba menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan obrolan untuk kedua kalinya.

Tapi baru saja menoleh kearah samping sudah tidak ada Adam lagi disampingnya. “Lah kemana tu jin?”

Mata Mora mencari disekelilingnya, dan ya ia menemukan Adam yang sudah masuk menuju lift. Bahka lift sudah tertutup rapat.

Mora tertinggal sendiri di Balkon. Hanya menatap nanar saja pintu lift yang sudah menghilang dari pandangannya, rasanya ia sangat geram.

“Ihhh, gagal!” Mora terus mengeluh.

Jika sikap Adam terlalu dingin dan juga enggan merespon maka sudah pasti Mora akan gagal.

“Dia suami yang setia. Bagaimana caranya memikat pria dingin seperti itu?”

Terus memikirkannya yang ada malah membuat kepala Mora semakin sakit. Ia tergesa-gesa mengejar Adam, setidaknya jangan sampai kehilangan jejak pria itu lagi.

~

Mora keluar dari lift lalu mulai melangkah dengan terburu-buru. Ia mencari Adam disetiap sudut dan diantara orang yang berkerumunan tapi sama sekali tidak menemukannya.

Hingga langkah Mora langsung terhenti dikala melihat sosok wanita cantik berdiri didekat jendela. Mora sangat ingat jika wanita itu adalah Istri Adam.

Belum ia melangkah maju Adam sudah muncul. Pria itu berjalan menuju sang istri, memeluknya dari samping dengan penuh kemesraan.

“Kau dari mana saja, hem?” tanya Adam yang mana terlihat sangat manja sekali dimata Mora.

Tidak mau keberadaanya diketahui maka Mora bergegas bersembunyi diarea belakang pohon hias. Ia masih mengintip suami istri tersebut yang kelihatan sangat mesra.

“Berbicara dengan para temanku,” jawab Ayana sesingkatnya saja.

Tangan sang suami yang melingkar pada tangannya membuat rasa risih baginya. Perlahan Mora menjauhkan tangan Adam dari sana.

“Sayang, jangan bertindak berlebihan. Tidak enak dilihat orang-orang bukan?”

“Memangnya kenapa? Kita ini suami istri, Ayana. Kau masih juga memikirkan tentang penilaian orang?” Adam seakan tidak terima dengan tindakan Ayana yang menolaknya tadi.

Inilah yang terkadang membuat Ayana suka kebingungan dalam menghadapi sikap sang suami. Karena Adam sama sekali tidak pernah memikirkan tentang cara berpikirnya.

“Sudahlah, Adam. Intinya aku hanya tidak nyaman kita mesra ditempat umum. Aku berharap… kau mengerti aku sedikit saja untuk kali ini,” pinta Ayana dengan tatapan yang sangat serius.

“Kau mau aku mengerti bagaimana lagi, Ayana?”

Bukannya menjawab pertanyaan sang suami malah Ayana melangkah menjauh. Meninggalkan Adam seorang diri saja, sampai Adam hanya berdiri mematung menatap kepergian sang istri.

Mora masih menyaksikan adegan suami istri tersebut. Ia baru mengerti tentang keadaan pernikahan Adam dengan istrinya, memang tidak terlihat mesra seperti yang mereka tunjukkan didepan umum.

Hanya saja Mora yakin jika Adam adalah tipe lelaki yang setia dan yang tidak mudah terayu oleh wanita cantik.

“Tapi, mana ada lelaki setia, ya kan?” Ya Mora mencoba untuk meyakini peribahasa itu saja untuk sementara waktu sebagai penyemangatnya.

Adam masih berdiri diam maka Mora mulai mau bereaksi sekarang. Tiba-tiba saja terlintas cara licik dibenaknya. Meskipun ada rasa ragu untuk melakukannya.

“Ya, pelakor memang harus penuh kelicikan bukan? Kalau pelakor penuh rasa malu tentu saja tidak akan ada yang sukses.”

Awalnya Mora mengumpulkan napas dalam-dalam dulu. Lalu mulai melangkah mendekati Adam dengan lenggak-lenggoknya.

Saat semakin dekat dengan Adam maka Mora mulai bereaksi. Seolah hampir saja terpeleset, sengaja berdekatan dengan Adam yang berposisi berdiri dibelakangnya.

“Aaaaaa!” Mora memekik.

Tapi sial… Bruk…

Adam tidak menangkap tubuhnya malah hanya berdiri diam menatapnya yang terjatuh dengan posisi tangan berkacak pinggang.

“Belajar berjalan lebih baik lagi sana,” ucapnya, lalu melangkah pergi begitu saja.

Meninggalkan Mora yang tercengang. Mulutnya terbuka sempurna, benar-benar tidak menyangka jika Adam akan memilih dirinya terjatuh dari pada harus menolongnya.

“Ihhhh, nyebelin banget si itu orang!” Mora terus mengumpat tiada henti.

1
Popo Hanipo
wkkkk part terlucu katanya kamu tidak takut hantu asheer
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!