NovelToon NovelToon
MY POSESIF BODYGUARD

MY POSESIF BODYGUARD

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Trauma masa lalu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tatatu

"KALIAN BERBUAT TIDAK PANTAS DI SINI?"

Kesalahpahaman membuat status keduanya berubah.
Gaby berusia 17 tahun sementara Madava berusia 25 tahun merupakan bodyguard Gaby sendiri.

Keduanya di nikahkan oleh para warga karena kesalahpahaman.

"Kalian harus di nikahkan."

"A-apa, di nikahan?"
......

"Sudah aku bilang kan om, di antara kita tidak ada ikatan apapun atau setatus yang tidak jelas itu. Kejadian satu Minggu lalu lebih baik kita lupakan, dan anggap saja tidak terjadi apapun." Tegas Gaby dengan mata merah menahan amarah dan air mata.
...
Bagaimana Madava dan Gaby menjalankan pernikahan itu? Pernikahan yang tidak mereka inginkan, bahkan ditutupi dari orang tua mereka.

Madava sudah bertunangan sementara Gaby memiliki kekasih yang ternyata sepupu Madava.
.....
AYOOO!! ikuti cerita MY POSESIF BODYGUARD
jangan lupa like komen dan ikuti akun author ☺️

terimakasih🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback

...Like, komen ya!!...

Flashback on

"Aduuh hujan om!!" Teriak Gaby.

"Kenapa om jemput aku pakai motor? Mobil om kemana?"  Tanya Gaby dengan nada kesal.

"Kita berhenti dulu Nona." Sahut Madava tidak menjawab pertanyaan Gaby.

Hujan semakin deras tidak mungkin mereka melanjutkan perjalanan, apa lagi ini malam hari sangat berbahaya.

Madava menghentikan motornya di pinggir jalan tepat di depan halte bis.

....

Madava dan Gaby duduk berdampingan di halte hanya ada mereka berdua.

Wajah Gaby di tekuk, melirik Madava kesal.

"Kenapa om bawa motor?"

Kembali bertanya perihal motor, jika saja Madava membawa mobil tentu mereka tidak akan kehujanan dan tidak biasanya juga Madava menggunakan motor untuk menjemputnya.

Madava melirik Gaby, lalu menatap motor sport hitam yang terparkir tidak jauh dari mereka.

Madava menjemput Gaby dari pesta ulang tahun temannya.

"Mobil saya ada di bengkel" jawab pria itu jujur.

Saat di perjalanan tiba-tiba mobil Madava mogok entah kenapa.

Gaby menghela nafas kasar. Mengelus tangannya yang terasa dingin.

Angin malam rasanya menusuk kulit, apa lagi Gaby memakai gaun pendek dan juga sedikit basah karena terkena air hujan.

"Memangnya tidak ada mobil lain?" Gerutunya sebal.

Padahal di rumah masih ada beberapa mobil, tapi kenapa Madava menggunakan motor? Pria itu memang tidak bisa melihat situasi.

"Saya tidak tau dimana kuncinya"

Kali ini Madava sedikit berbohong. Sebenarnya Madava ingin mencoba motor baru yang beberapa hari di belinya, perihal kunci mobil tentu Madava tau dimana Frederick menyimpannya karena pria itu yang memberitahu.

"Ishhh dingin bangeet!!" keluh Gaby, hawanya semakin dingin dan hujan semakin deras.

Bayangkan saja bagaimana rasanya. Memakai gaun pendek sedikit basah di tambah lagi hujan deras di iringi angin.

Mendengar ucapan Gaby Madava langsung menatapnya. Ada rasa bersalah menyelimuti hati. Jika saja dirinya tau akan turun hujan, tentu Madava tidak akan membawa motor.

Dan setelah dipikir-pikir dirinya juga salah tidak melihat situasi. Lihat penampilan Nona-nya yang memakai gaun, pasti sangat kesusahan saat naik motor.

Menghela nafas berat, menggerutu dalam hati. Kenapa dirinya bodoh? Bagiamana jika Gaby sakit? Madava tidak akan memaafkan dirinya sendiri.

Membuka jaketnya, tidak mengucapkan apapun memasangkan jaket itu ke tubuh mungil Nona-nya.

Gaby sedikit terkejut, langsung menatap Madava.

"Memakai ini tidak akan kedinginan." Ujar Madava setelah memasangkan jaket.

Gaby tidak bicara atau menolak, namun semakin mengeratkan jaket kebesaran itu di tubuh mungilnya.

Yah, lumayan terasa hangat.

Tring Tring.

Tiba-tiba terdengar bunyi telepon masuk. Gaby menatap saku jaket, begitupun dengan si pemilik karena bunyi ponsel itu berasal dari saku jaket.

"Om ada yang menelpon, apa Daddy?"

Gaby pikir yang menelpon Madava itu Daddy-nya. Mungkin saja Daddy-nya khawatir karena mereka belum sampai rumah.

Madava hanya mengangguk dan merogok saku jaket mengeluarkan ponsel.

Ketika Madava mengeluarkan ponsel dari saku jaket, sekilas Gaby melihat nama seseorang yang tertera di layar ponsel. Dan ternyata itu bukan daddy-nya namun orang lain, tapi Gaby tidak perduli atau bertanya siapa yang menelpon Madava karena bukan urusannya juga.

"Chelsea" gumam Madava.

Tidak segera menjawab, melirik Gaby sekilas, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan sedikit menjauh dari gadis itu.

Setelah itu Madava baru menerima sambungan telponnya.

"Hallo"

Gaby melihat kesana kemari, sangat gelap hanya diterangi lampu jalan. Tidak ada siapapun, kendaraan yang berlalu lalang pun hanya satu atau dua, mungkin karena hujan.

Tiba-tiba saja Gaby merinding, raut wajahnya berubah takut dan cemas.

"Seram banget" gumam Gaby.

Merasa takut saat melihat ke depan sana yang gelap gulita, apa lagi ini sudah malam sekitar jam 21.00

Gaby mendongak menatap langit, terkadang ada cahaya kilat.

Menghela nafas kasar. Entah sampai kapan mereka akan terjebak hujan.

"Gara-gara si om bawa motor, awas aja kalau gue sakit kedinginan." Gerutu Gaby menyalahkan Madava.

Lihat lah, pria itu malah asik telponan.

Mata hazel Gaby mengerjap, merengut takut ketika ada cahaya kilat menyambar dan terdengar guntur.

"Apa masih dingin?" Tanya Madava tiba-tiba membuat Gaby terlonjak kaget.

Langsung mendongak menatap pria itu.

"Ishh, om ngagetin aja sih!!" Kesal Gaby.

Jantungnya sampai berdetak kencang, untung saja Gaby tidak memiliki penyakit serangan jantung.

Madava menaikan sebelah alis heran, Nona-nya kelihatan takut, ingin kembali duduk namun...

Duarr...

"Arggh!!"

Jerit Gaby sambil menubruk tubuh besar Madava, membuat pria itu oleh kehilangan keseimbangan dan terjatuh di tempat duduk, Gaby menindihnya di atas.

"Nona" ucap Madava terkejut.

"Om aku takutt" pekik Gaby sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang Madava.

Gaby begitu panik, tubuhnya langsung gemetar.

Tiba-tiba saja petir menyambar pohon di sebrang jalan tepatnya di hadapan mereka.

Madava pun terkejut ketika melihat pohon tersambar petir.

Gaby terus menangis, Madava rasa tubuh gadis ini semakin gemetar. Posisi mereka masih sama, Madava terbaring dengan Gaby di atasnya.

Menyentuh kepala Gaby di elusnya perlahan, berusaha menenangkan, tau bagaimana Nona-nya jika sedang panik, Gaby harus di tenangkan.

"Hiks hiks, aku takut om."

"Tidak apa-apa, kita baik-baik saja" Sahut Madava dengan suara pelan.

Sementara itu tidak jauh dari halte ada dua bapak-bapak sedang menatap pohon yang tersambar petir. Keduanya pun terlihat terkejut.

"Waaah, bisa-bisanya pohon tersambar petir"

Ucap salah satu bapak berbaju merah, setelah tersambar petir pohon itu terbakar.

"Entah lah, tiba-tiba sekali." Sahut si bapak baju hitam.

Kini kedua bapak-bapak itu berjalan makin mendekati halte dimana ada Madava dan Gaby.

"Apa kita harus panggil pemadam?" Tanya bapak baju hitam.

"Tidak perlu, biarkan saja seperti itu nanti juga padam sendiri toh ini sedang hujan."

Menurut bapak baju merah tidak perlu memanggil pemadam kebakaran karena api tidak besar dan juga sedang hujan, pasti akan segera padam karena air hujan.

"Takut om"

"Tenanglah, kita baik-baik saja."

"Pak sebentar." Cegah si bapak baju merah sambil menghentikan langkahnya, si bapak baju hitam pun ikut menghentikan langkah.

"Saya seperti mendengar suara seseorang di sana" Tunjuk bapak baju merah ke arah halte.

Si bapak baju hitam menatap halte, lalu mengangguk cepat.

"Yah benar, saya juga mendengarnya"

Kedua bapak-bapak itu terdiam lalu saling padang dengan tatapan sama-sama curiga.

"Apa jangan-jangan..."

"Kita liat?" Saran si bapak baju hitam.

"Yah ayo kita liat."

Kini kedua bapak-bapak itu berjalan mendekati halte.

"Pelan-pelan saja pak jangan menimbulkan suara, saya curiga dengan dua manusia itu." Bisik si bapak baju merah.

"Saya pun berfikir seperti itu. Kira-kira apa yang mereka lakukan di sana?"

Dua bapak-bapak itu semakin dekat dengan halte.

"Mau pulang om hiks, takut."

"Yah kita pulang!!"

"Astaga." Ucap dua bapak-bapak itu terkejut.

Posisi mereka sangat intim, siapapun yang melihatnya pasti akan berfikir yang tidak-tidak.

Dua bapak-bapak itu saling pandang, keduanya menggeleng tak habis pikir.

"Apa yang kalian lakukan?"

Degh.

Madava dan Gaby langsung terkejut ketika mendengar suara seseorang.

Gaby mengangkat kepalanya yang semula berada di dada Madava, keduanya saling menatap.

Dengan wajah terkejut, Madava dan Gaby menoleh ke sumber suara.

"KALIAN BERBUAT TIDAK PANTAS DI SINI?" Ucap si bapak baju merah, wajahnya terlihat begitu marah.

*****

...Hufftttt!!!! Like komen and vote!...

1
Rohmadi Daglek
tambah ii up nya lgi Thor
IG:tatuuu_my: okee kak
total 1 replies
❀⃝ PᷮuͥtᷮrͧI PᷤeͣmᷜaͧlͬUͣ§𝆺𝅥⃝©
wkwkwkw salah paham /Facepalm/
Anrezta Zahra
oh....org terdekat agaknya
IG:tatuuu_my
makasih yg udh mau membaca dan like😌
Tiwik
Ayahnya si gaby muda bingit diumur 35 udah punya anak umur 17 tahun nikahe pas masih sma itu ya thor
IG:tatuuu_my: iya, nikah muda
total 1 replies
ChaManda
Walinya Gaby gak ada, gimana mau sah nikahnya?👀🤔
IG:tatuuu_my: udah di perbarui ya😁
total 1 replies
ChaManda
berasa digrebek /Sob/
ChaManda
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ChaManda
ikan cucut .... lanjuttt
ChaManda
/Sob//Sob//Sob//Sob/
ChaManda
cembulu, yaaa/Tongue/
ChaManda
masih mudaaahhhh/Sob//Sob/
ChaManda
🤣🤣🤣🤣
ChaManda
Via ...
Viaa ....
ChaManda
boleh juga hhh
ChaManda
/Sob//Sob//Sob/
ChaManda
Hi, Kak, sedikit masukan dari aku tentang penulisan kata "Di"

Kalau setelah Di adalah kata kerja, maka disambung, ya, contohnya: dipanggil, dinikahkan, dan didengar.

Sedangkan kalau setelah Di adalah kata benda atau tempat, maka dipisah, contohnya: di meja, di sekolah dan di dapur.

Semangat! Semoga membantu🤗
IG:tatuuu_my: oh oke, makasih🙏
total 1 replies
IG:tatuuu_my
Batu like, komen ya guys☺️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!