Tolong " teriak seorang wanita bercadar itu ketika mulut berlapis cadar itu didekap seorang pria. setelah berhasil menutup pintu itu ia langsung melempar perempuan itu ke sofa.
Pria asing itu membuka paksa cadar perempuan yang menjadi mangsa saat ini. Ia mendekam wanita ini dengan tubuh besarnya.
pria itu mulai mencium leher wanita itu, gadis itu terus saja memberontak dengan memalingkan wajahnya. Ciuman yang sangat begitu kasar dan sangat brutal.
Ia membuka paksa baju panjang yang perempuan ini kenakan. Dan sekarang nampak perempuan ini itu sudah menampakkan tubuh polosnya tanpa busan.
Gadis itu terus saja memberontak, ia mencoba memukul dan semau cara ia lakukan tapi tidak berhasil. Tenaga pria ini lebih kuat dari dirinya.
Gadis itu terus menangis dan meminta pertolongan. tapi tidak ada sama sekali yang datang menolongnya.
" aku mohon jangan lakukan itu " ucapnya dalam tangisnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon limr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
laki laki kulkas revisi
Bab Empat (Revisi)
“Bawa dia pergi dari sini,” perintah Kenzo dingin.
“Baik, Tuan,” jawab Andre patuh. Ia melangkah mendekati Mama Elma. “Mari, Nyonya.”
“Tidak perlu mengantar saya, Andre. Saya bisa sendiri,” ujar Mama Elma pasrah. Ia sudah terlalu terbiasa dengan perlakuan dingin anaknya. Tapi meski hati luka, ia tak pernah berniat menyerah. Ia masih ingin memperjuangkan maaf dari Kenzo.
Bentakan itu sudah menjadi santapannya tiap kali ia mencoba mendekati Kenzo. Namun, kasih seorang ibu tak mengenal kata lelah. Meski dihina, ia tetap ingin anaknya memaafkan dirinya suatu hari nanti.
“Apa jadwalku hari ini?” tanya Kenzo, mengalihkan fokusnya.
“Nanti setelah makan siang, Anda ada pertemuan dengan Tuan Deny dan Tuan Alex, di tempat biasa,” jawab Andre.
Kenzo hanya mengangguk dan kembali tenggelam dalam pekerjaannya.
🍁🍁🍁
“Astaga, banyak banget telepon dari Ummi dan Abi,” panik Aira saat melihat layar ponselnya. Ia segera menghubungi mereka kembali.
“Assalamualaikum, Ummi,” sapanya pelan.
“Waalaikumsalam warahmatullahi, Nak. Kamu ke mana saja? Kenapa telepon Ummi dari kemarin tidak diangkat? Kamu baik-baik saja, kan? Tidak terjadi apa-apa?” suara panik terdengar jelas dari seberang sana.
Aira menunduk, rasa bersalah langsung menyesak dadanya. Terlebih, kejadian semalam masih terus membayanginya.
“Maafkan Aira, Ummi. Aira baik-baik saja kok… HP Aira ketinggalan di mobil, jadi nggak tahu kalau Ummi nelpon. Maaf ya, Ummi,” katanya menahan isak.
“Yang penting kamu nggak kenapa-kenapa, Nak.”
“Iya, Aira baik-baik saja. Ummi dan Abi bagaimana kabarnya?”
“Alhamdulillah, baik. Syukurlah kalau kamu juga sehat. Ummi khawatir sekali dari kemarin.”
“Ummi tenang saja, Aira baik-baik saja,” ulang Aira, berusaha meyakinkan.
“Baiklah, Nak. Ummi harus tutup dulu, ada tamu.”
“Iya, Ummi. Jaga kesehatan ya, salam buat Abi. Aira kangen… Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.”
Begitu telepon terputus, Aira langsung berjalan ke dapur. Cacing di perutnya sudah berdemo minta makan.
🍁🍁🍁
Sementara itu, di sebuah restoran mewah, tiga pengusaha muda tampak serius mendiskusikan urusan bisnis mereka.
Setelah beberapa saat, suasana mulai mencair. Obrolan mereka pun berubah topik, dari bisnis menjadi kehidupan pribadi.
“Gimana kalau nanti malam kita ke tempat biasa? Lelah banget hari ini,” usul Alex, memutar gelas minumnya.
“Betul tuh, yuk ke sana. Aku dengar banyak yang baru,” sambung Deny penuh semangat.
“Benarkah? Sudah seminggu ini aku nggak ngerasain belaian,” kata Alex sambil tertawa kecil.
“Kalian ini… cuma itu yang ada di pikiran kalian?” sahut Kenzo ketus. Entah mengapa, obrolan itu memicu kembali ingatan semalam—dan juga drama ibunya pagi tadi.
“Hei, kamu kenapa?” tanya Deny heran.
“Aku nggak apa-apa. Cuma sedang malas berurusan dengan wanita,” jawab Kenzo datar.
Memang benar. Saat ini, Kenzo muak dengan drama perempuan—termasuk ibunya.
“Cih, bilang aja belum move on dari kekasihmu itu,” sindir Alex.
“Betul kata Alex. Aku yakin kamu belum bisa lepas dari Elsa,” tambah Deny.
“Aku nggak mau bahas itu. Tapi satu hal yang harus kalian tahu—aku akan segera menikah. Dan kalian harus datang,” ucap Kenzo datar. Ia berdiri dan pergi, meninggalkan dua sahabatnya yang terkejut.
Alex dan Deny saling berpandangan.
“Kamu dengar tadi? Dia bilang menikah?”
“Dengan siapa? Apa ada wanita yang tahan dengan cowok sekaku dia?”
---
> IG: @Limr_pena
Lanjut Thor...