Kisah reinkarnasi dari seorang putri mafia yang meninggal akibat di bunuh musuh ayahnya membawanya ke jaman dinasti Hong dan menjadikannya pengantin wanita untuk seorang pangeran tampan.
Putri Liu Lie Han adalah pemilik asli tubuh yang di pakai Lisa di kehidupan barunya,kematian tragis yang menimpa putri Lie mengharuskan Lisa membalas dendam pada orang yang menindas pemilik tubuh dan akan di teruskan dengan senang hati oleh Lisa sang putri mafia.
Keahlian dan kecantikannya banyak menjadi sorotan di semua kalangan hingga menyebabkan pangeran Ji Jun Xiao gelisah di buatnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lijun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
Pangeran Jun dan Jie pergi ke ruang baca untuk menulis surat yang akan di kirimkan langsung oleh Jie sebagai utusan resmi. Setelah selesai menulis dan memberi stempel kediaman, Pangeran Jun memberikan suratnya pada Jie.
"Berikan surat ini pada Yang Mulia Raja, katakan bahwa kami berangkat lebih awal kemudian segeralah menyusul" ucap Pangeran Jun
"Baik Yang Mulia Pangeran, akan saya laksanakan" sahut Jie
"Kirim juga beberapa prajurit bayangan untuk mereka" sambungnya
"Laksanakan segera Yang Mulia Pangeran" kata Jie kemudian pergi.
Setelah menyelesaikan apa yang ingin ia lakukan, Pangeran bergegas kembali lagi ke paviliun Bulan untuk menemani istrinya. Setibanya di sana, semuanya terlihat biasa saja namun bagi yang berniat jahat tidak akan menduga jika pengawasan di paviliun Bulan ini sangat ketat.
Jei menghampiri tuannya saat melihat kedatangan Pangeran Jun, begitupun dengan Nam yang kebetulan mendengar suara Jei menyambut kedatangan menantu tuannya.
"Yang Mulia Pangeran" sapa Jei
"Bagaimana keadaan Permaisuri?" tanya Pangeran Jun
"Permaisuri aman Yang Mulia Pangeran, hanya saja tadi Permaisuri sempat mencari-cari anda" sela Nam menghampiri keduanya
"Lalu" Pangeran Jun melangkah ke kamar tempat istrinya tidur setelah mendengar bahwa sang istri tercinta mencarinya.
"Setelah kami mengatakan jika anda ada sedikit pekerjaan, beliau kembali masuk" jelas Jei mengikuti langkah tuannya bersama Nam
"Apa Mei juga di dalam?" tanya Pangeran Jun
"Benar Yang MuliaPangeran, Mei yang menemani Permaisuri di dalam" Pangeran Jun langsung masuk setelah sampai pintu dan melihat istrinya yang duduk di dekat jendela.
Pangeran Jun memberi isyarat pada Mei untuk keluar dan segera saja Mei pergi meninggalkan suami istri tersebut. Putri Lie membalik badannya karena mencium aroma tubuh sang suami yang ingin ia rasakan sejak tadi.
Segera saja Putri Lie mendekat dan memeluk Pangeran Jun erat tidak ingin di tinggalkan lagi.
"Kenapa kamu pergi, jahat sekali?" gerutu Putri Lie di dada sang suami
"Ada sedikit urusan sayang, maaf ya" Pangeran Jun mengecup pipi Putri Lie lalu memandanginya
"Ada apa?" tanya Putri Lie heran
"Kita akan pergi bersama besok ke rumah ayah mertua, setelah itu aku akan membawa istriku yang cantik ini ke Selatan. Kita selesaikan masalah di sana sekaligus jalan-jalan kalau sudah selesai" ucapan Pangeran Jun bagaikan mimpi indah untuknya yang memang tidak ingin di tinggal.
"Sungguh, kamu tidak bohongkan" kata Putri Lie manja
"Apa aku terlihat bergurau sayang?" Pangeran Jun menyentuh ujung hidung Putri Lie gemas, sedangkan Putri Lie hanya menggelengkan kepalanya lucu
"Baiklah, karena kita akan pergi maka biarkan aku mendapatkan vitaminku malam ini" sambung Pangeran Jun langsung mengangkat istrinya.
Putri Lie tersenyum malu dengan wajah yang sudah memerah mendengar ucapan sang suami. Tentu saja ia tahu apa maksud dan keinginan suaminya itu, Putri Lie hanya menjawab dengan anggukan sebagai persetujuan.
Ke esokan harinya ketika matahari belum bersinar terang, ada sepasang mata indah yang mulai terbuka di antara temaram cahaya lampu. Putri Lie masih merasa nyaman si pelukan sang suami meski sebenarnya ia ingin minum, tetapi karena lelah jadi ia bertahan dengan posisinya.
Karena sudah tidak tahan dengan rasa hausnya, akhirnya Putri Lie bergerak juga dari posisi nyamannya. Pergerakan Putri Lie yang sedang melepaskan pelukan di tubuhnya menyebabkan si pemeluk terbangun dari tidurnya.
"Mau kemana sayang?" suara serak khas orang bangun tidur itu mengejutkan Putri Lie
"Kamu bangun sayang, maaf aku mengganggu tidurmu" ucapan Putri Lie membuat mata Pangeran Jun terbuka lebar
"Coba ulang sayang" kata Pangeran Jun senang
"Apa" bingung Puntri Lie
"Ucapan kamu tadi" lanjutnya
"Yang mana!" Seru Putri Lie tidak paham
"Lupakan" kesal Pangeran Jun kembali tidur memunggungi sang istri.
Putri Lie menahan senyumnya melihat tingkah Pangeran Jun yang sedang kesal, namun ia memilih turun lebih dulu karena sudah sangat haus. Merasa di abaikan oleh sang istri, Pangeran Jun jadi semakin kesal di buatnya, bukannya di bujuk malah di abaikan batinnya.
Lama tidak ada pergerakan di belakangnya, akhirnya Pangeran Jun melihat ke belakang tubuhnya dan tidak menemukan Putri Lie di kasur. Sontak Pangeran Jun bangkit dari ranjangnya lalu melihat setiap sudut kamar yang kemungkinan terdapat istrinya.
Hingga pandangannya jatuh pada sosok cantik yang berdiri di dekat tempat perapian sedang memengang gelas di tangannya. Pangeran Jun menghembuskan napasnya lega karena ketakutannya tidak terjadi dan ia masih melihat istri tercintanya di dekatnya.
Putri Lie kembali ke kasur setelah selesai minum, tetapi ketika balik badan ia melihat Pangeran Jun yang berdiri di dekat kasur sembari menatapnya. Senyum Putri Lie terbit indah di bibirnya yang merah alami, ia harus segera meluluhkan prianya itu dari ke kesalannya.
"Honey jangan marah lagi ya" ucap Putri Lie mengecup pipi Pangeran Jun yang terlihat semakin kesal
"Siapa honey?" tanya Pangeran Jun menatap istrinya
"Tentu saja kamu" jawab Putri Lie
"Namaku bukan Honey sayang" sanggahnya
"Itu panggilan sayangku untukmu suamiku" perkataan Putri Lie menimbulkan rasa senang luar biasa bagi Pangeran Jun karena mendapat panggilan khusus dari istri tercintanya.
"kamu juga harus mengganti panggilanmu untukku" lanjutnya
"Kamu ingin aku panggil apa istriku?" tanya Pangeran Jun memeluk Putri Lie
"Baby atau sweety kamu pilih yang mana?" seru Putri Lie
"kalau baby nanti jika aku khilaf jadi seperti nama binatang dong, kalau sweety tidak buruk, baiklah aku panggil kamu sweety saja istriku" ucap Pangeran Jun.
"Baiklah honey sekarang biarkan sweetymu ini pergi, aku ingin mandi" pinta Putri Lie
"Bersama saja sweety" Pangeran menarik lembut tangan Putri Lie
"Tidak aku ingin sendiri" tolak Putri Lie halus
"Ayolah aku juga ingin tahu arti dari bahasa anehmu itu sweety" kata Pangeran Jun yang akhirnya hanya di ikuti Putri Lie.
Pagi ini di kerajaan Raja Xiao, sang pemimpin kerajaan tersebut sedang bercanda ria dengan Ratu Xiao di sebuah pondokan kecil di tengah danau yang ada di halaman paviliun mereka. Sedang asik-asiknya bermesraan datanglah Chen pengawal pribadi Raja Xiao bersama Jie di belakangnya.
"Mengapa kau selalu datang di saat yang tidak tepat Chen?" kesal Raja Xiao
"Maaf Yang Mulia Raja, saya menghadap karena mengantar Jie yang ingin menyampaikan pesan dari Yang Mulia Pangeran Jun" sahut Chen, sementara Jie masih diam di belakangnya. Ayah dan anak sama-sama tidak bisa di ganggu jika sedang bermesraan sungguh keturunan yang kuat batin Jie menilai kesamaan tuannya dengan ayahnya.
"Pesan apa Jie?" tanya Raja Xiao
"Begini Yang Mulia Raja, kemarin pengawal pribadi Jendral Han datang dan mengundang Permaisuri ke acara ulang tahun putri kedua Jendral Han dan beliau berharap Permaisuri datang dengan Yang Mulia Pangeran. Tetapi karena akan pergi bertugas juga besok maka pagi ini kami akan mulai perjalanannya dan setelah acara kami akan pergi ke Selatan untuk bertugas" jelas Jie.
" Baiklah, apa…"
"Apa istrinya juga akan ikut ke Selatan Jie?" tanya Ratu Xiao memotong ucapan Raja Xiao
"Benar Yang Mulia Ratu, Permaisuri Jun akan kami bawa ikut serta karena ke inginan beliau sendiri" lanjutnya
"Mengapa begitu?" bingung Raja Xiao
"Saya tidak bisa menjawabnya Yang Mulia Raja, namun surat ini akan menjelaskan semuanya" Jie mendekat dan menyerahkan surat dari Pangeran Jun pada Raja Xiao kemudian ia mundur lagi.
Ketika membaca surat dari putranya, Raja Xiao akhirnya mengerti akan masalah yang sedang di hadapi anaknya itu jadi ia hanya bisa menyetujui ke pergian menantu perempuannya untuk ikut ke Selatan.
"Pergilah aku merestui perjalanan kalian" kata Raja Xiao, setelah kepegian kedua pengawal itu ia langsung menjelaskan semuanya pada sang istri agar tidak marah padanya karena mengijinkan putranya membawa sang istri ke tempat yang sedang di landa bencana kekeringan.
Sementara rombongan Pangeran Jun sudah bergerak keluar dari kediaman, Putri Lie duduk di dalam kereta kuda bersama Pangeran Jun yang sedari tadi terus saja menggenggam tangannya, seperti ingin menyeberang pegangan terus pikir Putri Lie.
Tidak lama kemudian ada suara ketukan pada kereta kuda yang mereka tempati dan ternyata itu Jie dengan kudanya. Pangeran Jun membuka tirai kereta dan melihat Jie yang menganggukkan kepalanya tanda urusan sudah selesai dan di jawab anggukan juga oleh Pangeran Jun.