NovelToon NovelToon
OM KEN YANG PERKASA

OM KEN YANG PERKASA

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Duda / Cintapertama
Popularitas:7.5k
Nilai: 5
Nama Author: YuKa Fortuna

Kenneth memutuskan untuk mengasuh Keyra ketika gadis kecil itu ditinggal wafat ayahnya.
Seiring waktu, Keyra pun tumbuh dewasa, kebersamaannya dengan Kenneth ternyata memiliki arti yang special bagi Keyra dewasa.
Kenneth sang duda mapan itupun menyayangi Keyra dengan sepenuh hatinya.
Yuk simak perjalanan romantis mereka🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YuKa Fortuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23. Sentuhan Tak Direncanakan

23

Keyra tidak bodoh.

Ia merasakan perubahan itu sejak lama, cara Ken lebih sering memperhatikannya, cara suaranya berubah ketika menyebut nama Rafael, cara tatapannya tertahan sepersekian detik lebih lama setiap kali ia berdiri terlalu dekat.

Dan untuk pertama kalinya…

Keyra ingin tahu sejauh mana Ken akan bertahan.

Hari itu Keyra sengaja bersiap lebih lama dari biasanya.

Gaunnya sederhana, sopan, tapi jatuhnya pas. Rambutnya ditata rapi, wangi parfumnya lembut. Tidak berlebihan tapi cukup untuk membuat seseorang yang mengenalnya sadar akan perubahan.

“Aku pergi dulu,” katanya santai saat melewati Ken di ruang keluarga.

“Rafael sudah menunggu.”

Ken menutup buku di tangannya. Terlalu cepat.

“Ke mana Sweetheart?” tanyanya, nada suaranya tetap tenang.

“Makan malam. Katanya mau merayakan kelulusannya dari proyek kampus.”

Keyra tersenyum tipis. “Kami mungkin pulang agak malam.”

Ken berdiri. Perlahan.

Tidak terburu-buru, tapi jelas gelisah.

“Dimana tempatnya?”

Nada itu, masih datar, tapi kini lebih tajam.

Keyra pura-pura berpikir.

“Restoran baru dekat pusat kota.”

Ada jeda hening.

Ken menatapnya, menimbang sesuatu yang tak ia ucapkan.

“Jangan pulang terlalu malam,” katanya akhirnya.

“Dan kabari kalau sudah sampai.”

Keyra mengangguk patuh.

Namun sebelum melangkah pergi, ia menoleh kembali.

“Om Ken… kamu kayaknya keberatan?”

Satu kalimat sederhana.

Namun pertanyaan itu menggantung berat di udara.

Ken terdiam.

Ia tahu ini jebakan kecil.

Dan ia tahu, apa pun jawabannya akan membuka sesuatu yang selama ini ia kunci rapat.

“Tidak,” jawabnya akhirnya.

“Tentu tidak.”

Keyra tersenyum.

Senyum yang membuat dada Ken terasa sesak tanpa alasan jelas.

*

Malam itu, Keyra benar-benar pergi bersama Rafael.

Namun sepanjang waktu, ia memperhatikan ponselnya.

Satu pesan masuk.

Dua.

Tiga.

Bukan larangan.

Bukan omelan.

Hanya kalimat-kalimat pendek,

Sudah sampai?

Cuaca agak mendung. Bawa jaket?

Pulangnya hati-hati.

Keyra menatap layar lama.

Ia berhasil.

Ken tidak marah.

Tidak melarang.

Tidak mengekang.

Namun perhatian itu…

terlalu konsisten.

Terlalu personal.

Terlalu peduli untuk seseorang yang katanya hanya “menjaga”.

Saat Keyra pulang, rumah sudah sepi.

Namun lampu ruang kerja Ken masih menyala.

Ia berdiri di ambang pintu.

“Om belum tidur?”

Ken menoleh.

“Menunggu kamu.”

Satu kata itu, menunggu, membuat Keyra menahan napas.

“Aku kan udah bilang bakalan pulang agak malam,” ujarnya lembut.

“Om tahu.”

Ken menutup laptopnya. “Tapi O. tetap ingin memastikan.”

Hening lagi.

Keyra melangkah mendekat satu langkah.

Tidak menyentuh.

Tidak melanggar.

“Hari ini aku belajar sesuatu,” katanya pelan.

“Apa?” tanya Ken.

Keyra menatapnya lurus-lurus.

“Bahwa batasan Om… ternyata tidak sejauh yang aku kira.”

Ken tidak menjawab.

Namun untuk pertama kalinya, ia tidak menyangkal.

Dan di momen itu, mereka sama-sama sadar...

Permainan ini sudah dimulai.

Dan tidak ada dari mereka yang benar-benar ingin menghentikannya.

**

Ken sedang duduk di gazebo dekat kolam renang, sebuah alat komunikasi menempel di telinganya. Suara klien dari seberang sana terdengar stabil, membahas angka dan strategi, hal-hal yang biasanya mampu ia cerna tanpa gangguan.

Namun kali ini, fokusnya goyah.

Dari sudut matanya, ia menangkap gerakan pelan.

Seseorang melangkah keluar ke area kolam.

Ken refleks menoleh.

Dan di detik itu, dunia seolah melambat.

Keyra berdiri di tepi kolam dengan bikini two piece berwarna lembut, potongannya sangat seksi tentunya, menonjolkan kesan indah dan anggun. Kulitnya yang cerah dan mulus tersentuh cahaya matahari sore yang jatuh miring, membuatnya tampak hangat, bukan hanya mencolok, melainkan sekaligus menenangkan. Rambutnya diikat longgar, beberapa helai terlepas tertiup angin, membingkai wajahnya yang kini jauh lebih dewasa.

Tidak ada gerakan menggoda.

Tidak ada sikap dibuat-buat.

Keyra hanya berjalan santai, menyesuaikan handuk di bahunya, seolah keberadaannya di sana adalah hal paling wajar di dunia.

Dan justru itu yang membuat Ken terdiam.

Ia tercengang bukan karena pakaian itu, melainkan karena cara Keyra membawanya. Ada kepercayaan diri yang tenang, kedewasaan yang tidak dipaksakan. Gadis yang dulu selalu mencari persetujuannya kini berdiri dengan caranya sendiri, memancarkan pesona yang tidak meminta untuk diperhatikan… namun sulit untuk diabaikan.

Ken baru sadar ia berhenti berbicara.

“Mr. Miles?” suara klien terdengar samar dari ponsel.

Ken berdeham kecil, menarik napas, memaksa pandangannya kembali lurus.

“Maaf, silakan lanjutkan.”

Namun meski suaranya kembali profesional, pikirannya tertinggal sesaat di sana, pada sosok di tepi kolam yang kini menunduk, menyentuh air dengan ujung jarinya, tersenyum kecil pada pantulan dirinya sendiri.

Ken menelan ludah.

Untuk pertama kalinya, ia benar-benar menyadari satu hal yang tidak bisa lagi ia sangkal,

Keyra bukan lagi gadis kecil yang ia jaga.

Dan keindahan itu, tenang, dewasa, tak disengaja,

membuatnya harus mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap berdiri di tempatnya.

Ia melanjutkan panggilan itu sampai selesai.

Namun sejak detik itu, sesuatu di dadanya tak lagi setenang sebelumnya.

Ketika Keyra akhirnya menceburkan dirinya ke dalam kolam, Ken tak dapat berhenti memperhatikan setiap gerakan gadis itu. Tubuhnya yang indah meliuk-liuk di dalam kejernihan air. Ken tak sengaja berdecak, di luar kesadarannya nalurinya pun mulai bangkit.

Gadis itu begitu indah, pria manapun pasti akan membayangkan gadis itu sedang meliuk di tempat tidurnya, bahkan di bawah tubuhnya.

"Ah!" Ken berdecak sambil memalingkan wajahnya.

Pikirannya nyaris tak bisa ia kuasai.

**

“Keyra.”

Panggilan itu membuat Keyra berhenti melangkah. Padahal tadinya ia sudah selesai berenang dan hendak menuju ke dalam rumah. Ia berbalik perlahan, dan di saat itulah Ken kembali terdiam.

Ada sesuatu yang berbeda ketika Keyra menoleh dengan rambut masih sedikit basah, kulitnya disentuh cahaya sore, dan ekspresinya begitu tenang. Penampilannya sangat menantang, dan justru itu yang membuatnya tampak semakin menawan, tanpa dibuat-buat, tanpa berusaha menarik perhatian meski Ken sudah terlanjur tertarik.

Ken menyadari dirinya terlalu lama menatap.

“Jedai rambutmu tertinggal,” ucapnya akhirnya, berusaha menjaga nada tetap biasa.

Keyra mendekat dan mengambil benda kecil itu dari tangan Ken.

“Ah… terima kasih, Om.”

Ia hendak berbalik kembali ke dalam rumah ketika langkahnya tiba-tiba goyah. Lantai di sekitar kolam cukup licin, dan Keyra nyaris kehilangan keseimbangan.

Refleks Ken bekerja lebih cepat dari pikirannya.

Tangannya meraih lengan Keyra, lalu menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Dalam satu detik yang singkat namun terasa panjang, Keyra bersandar pada Ken, cukup dekat untuk merasakan kehangatan, cukup dekat untuk menyadari napas satu sama lain.

“Keyra... ”

“Nggak apa-apa,” potong Keyra pelan, meski suaranya sedikit bergetar.

Mereka saling menatap.

Tidak ada kata-kata lain.

Tidak ada gerakan lanjutan.

Hanya detak jantung yang tiba-tiba tidak beraturan.

Ken bisa merasakan denyut itu di dadanya sendiri, lebih cepat, tak terduga, dan sulit diabaikan. Sementara Keyra menelan ludah pelan, mencoba menenangkan dirinya yang mendadak gugup.

Mereka sudah lama sekali tidak berada dalam posisi sedekat itu sebelumnya.

Ken segera melepaskan pegangan, mundur setengah langkah.

“Hati-hati. Lantainya basah.”

Keyra mengangguk, memegang jedai rambutnya erat-erat.

“Iya… terima kasih, Om.”

Ia melangkah pergi, kali ini lebih berhati-hati. Namun dadanya masih berdebar, dan pipinya terasa hangat meski angin sore berembus pelan.

Ken berdiri mematung beberapa detik setelah Keyra masuk ke dalam rumah.

Ia menutup mata sejenak.

Itu hanya refleks.

Itu hanya kepedulian.

Namun tubuhnya tahu kebenaran lain...

bahwa sentuhan singkat itu telah mengguncang sesuatu yang selama ini ia jaga mati-matian.

Dan Keyra…

merasakan hal yang sama. Bahkan lebih dari itu.

.

YuKa/ 151225

1
🌻sunshine🌻
om Ken sudah menampakkan rasa cinta nya ..perhatian nya cemburu nya dan posesif nya keyra ..
🌻sunshine🌻
hatimu retak ya Ken
🌻sunshine🌻
cemburu nie 😂
🌻sunshine🌻
keyra masih saja ngintil seperti anak ayam pada induk nya 😂
merry
key bgtu krn ken dk tglinn key tnp kepastian mky bljrr gk berhrp,, tp key kmu jgn kdh hrpnn sm rael lh nnti klian bersatu bukn dsini Rafael yg patah hati ,,, dan ksh Rayya jgg pcr ya Rafael tp kyk gk di anggp raya ud kyk wadah penampungan ajjj,, moga ajj raya berubh jgn berhrp pd Rafael
🌻sunshine🌻
kamu kelamaan sih Ken ..ati ati ya rasa nya keyra hilang 🤭
🌻sunshine🌻
ternyata lama sekali Ken meninggal kan keyra 🥺
🌻sunshine🌻
kenapa raya mempertahan hubungan seperti ini ? sangat menyakitkan loh berjuang sendiri 🥺
🌻sunshine🌻
ini nama nya cinta segi empat 🤭
D.Nafis Union
ken dan keyra, sikap kalian bikin perutku mules, aduh🤒
D.Nafis Union: iya, kebanyakan mkn pisang juga, ditambah geregetan sm ken dn keyra, 😂😂😂
total 2 replies
Bintang Ihsan
ken sekarang rasanya kayak kehilangan rengekan keyra
Bintang Ihsan
sampai empat tahun ken meninggalkan keyra ,,
Bintang Ihsan
apa yang dirasakan ibu terhadap anaknya tidak pernah salah
Ratih Tyas
Yuk kepoin cerita nya seru, dijamin nagih😍
🌻sunshine🌻
bahaya nih hati keyra mulai bercabang 🤭
Ratih Tyas
Ih Ken Ken lama amat sih
keburu Keyra digondol Rafael😏
Ratih Tyas: kesel banget😏
total 4 replies
🌻sunshine🌻
pakai pintu Doraemon saja om Ken 🤭
partini
hemmm Ken Ken
D_wiwied
sama2 suka, sama2 sayang, sama2 nahan.. kita lihat saja siapa yg lbh dulu kalah 😁
Nana2 Aja
06.55
gitu aja terus Ken. sampe Keyra berhenti mengharapkanmu, baru tau rasa kamu. klo suka bilang aja suka gitu loh Ken. sat set jadi cowok. hati udah merasakan cemburu, masih aja nyangkal dengan alasan, kamu tanggung jawabku😭😭😭
D.Nafis Union: sampe mules bunna 😂
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!