NovelToon NovelToon
Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Melintasi Waktu Dengan Sistem Gosip

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Transmigrasi / Gadis nakal
Popularitas:38.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jiao Lizhi, 25 tahun, seorang agen profesional di abad ke-21, tewas tragis saat menjalankan misi rahasia. Yatim piatu sejak kecil, hidupnya dihabiskan untuk bekerja tanpa pernah merasakan kebahagiaan.

Namun tak disangka, ia terbangun di dunia asing Dinasti Lanyue, sebagai putri Perdana Menteri yang kaya raya namun dianggap “tidak waras.” Bersama sebuah sistem gosip aneh yang menjanjikan hadiah. Lizhi justru ingin hidup santai dan bermalas-malasan.

Sayangnya, suara hatinya bersama sistem, dapat didengar semua orang! Dari keluhan kecil hingga komentar polosnya, semua menjadi kebenaran istana. Tanpa sadar, gadis yang hanya ingin makan melon dan tidur siang itu berubah menjadi pejabat istana paling berpengaruh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengintip

Sementara itu, di Istana Pangeran Mahkota.

Suasana malam begitu sunyi, hanya terdengar suara serangga dan denting lembut lonceng angin. Di dalam aula pribadi, cahaya lentera bergetar pelan, menerangi wajah Jin Xuyan yang sangat tidak bersahabat.

Ia duduk tegak, kedua alisnya berkerut tajam.

Matanya gelap, bukan marah, tapi… Sedikit tersinggung.

Bagaimana tidak?

Sejak kembali dari kediaman Perdana Menteri tadi, telinganya masih terngiang jelas suara hati Jiao Jiao Lizhi.

Ia memijat pelipisnya, tampak seperti seseorang yang baru saja mendengar kutukan dewa.

Tapi semakin ia mengingat kata hati Jiao Lizhi, semakin tidak nyaman hatinya. Tidak hanya kesal… tapi penasaran.

Apa gadis itu sedang melakukan sesuatu yang merepotkan lagi?

Apa ia sedang memaki orang lain?

Atau… tidur sambil mengigau?

Pikiran itu membuatnya berdiri mendadak.

“Yun,” panggilnya.

Dalam sekejap, Pengawal Yun muncul dari balik kegelapan, berlutut.

“Yang Mulia.”

“Ganti pakaianku.” Suara Jin Xuyan rendah, dingin, namun mengandung urgensi samar.

Pengawal Yun tertegun.

Namun ia bergerak cepat, mengambil pakaian hitam khusus malam hari, pakaian yang dipakai sang putra mahkota ketika ia ingin bergerak tanpa diketahui siapapun.

Saat membantu tuannya berganti pakaian, ia memberanikan diri bertanya.

“Yang Mulia… malam-malam begini, apakah Anda hendak pergi ke suatu tempat?”

Jin Xuyan tidak menjawab.

Ia hanya merapikan jubah panjangnya.

Setelah hening beberapa saat, ia berkata dengan suara datar, “Kau tidak perlu ikut.”

Pengawal Yun mengangkat wajahnya, kaget.

“Tapi...”

“Aku ada urusan.”

Jin Xuyan kemudian menoleh sedikit, suaranya dingin namun tenang:

“Kau berlatihlah bersama Fei. Jangan ikuti aku.”

Pengawal Yun hanya bisa menunduk.

Perintah sudah jelas.

Tidak ada ruang untuk membantah.

“…Baik, Yang Mulia.”

Setelah mengenakan pakaian hitam lengkap, Jin Xuyan melangkah menuju jendela besar yang menghadap halaman.

Ia berhenti sejenak.

Matanya mengarah pada kegelapan malam, ke arah kota, ke arah kediaman Jiao Lizhi.

Hembusan angin lewat, mengibarkan jubah hitamnya.

Lalu...

WUSS!!

Dengan teknik meringankan tubuh tingkat tinggi, tubuh Jin Xuyan melesat keluar seperti bayangan hitam.

Ia melompat ke atap istana, lalu ke atap berikutnya, menghilang cepat tanpa suara.

Para pengawal tersembunyi yang bertugas, melihatnya sekilas.

Mereka semua terpaku pada bayangan hitam yang baru saja terbang melintasi langit.

Perintah Putra Mahkota adalah mutlak.

Yang bisa mereka lakukan hanyalah menatap bayangan yang semakin jauh dan… saling melongo dengan muka bingung.

Uap hangat memenuhi ruangan mandi. Cahaya lilin menari-nari di dinding batu, membuat bayangan Jiao Lizhi tampak berkilau di balik kabut.

Ia berbaring santai dalam bak kayu beraroma herbal.

Cui berdiri di belakang, memijat bahu dan lehernya yang lentur.

“Yah, di situ...” Jiao Lizhi mendesah kecil, memejamkan mata.

“Emm… agak ke kanan. Sedikit lagi… begitu.”

Cui mengangguk patuh.

“Baik, nona.”

Suasana begitu tenang.

Hanya suara air yang bergemericik dan dengungan lembut Jiao Lizhi.

Setelah beberapa menit, Cui berhenti dan menunduk hormat.

“Nona, hamba akan mempersiapkan pakaian Anda di kamar.”

“Mm. Silakan,” jawab Jiao Lizhi santai, masih menutup mata.

Begitu Cui keluar, Jiao Lizhi menarik napas panjang, meregangkan tangan dan mulai… bernyanyi, dengan suara yang merdu namun santai.

♪ ”

♪ ”

Suaranya bergema lembut, cocok dengan suasana uap hangat di sekitarnya.

“Wow, suara ini sangat merdu sekali. Aku suka suara pemilik tubuh ini.” ucap Jiao Lizhi bangga. Pasalnya, suara asli Jiao Lizhi di zaman modern sangat tidak enak di dengar. Meskipun ia tau tidak enak di dengar, ia tetap membanggakan suara nya yang seperti bebek kejepit itu.

Sementara itu, di Atap Kediaman Keluarga Jiao

Bayangan hitam mendarat ringan tanpa suara.

Jubah hitam berkibar, Putra Mahkota Jin Xuyan.

Ia melompat dari atap satu ke atap lainnya seperti angin.

Gerakannya cepat, halus, dan berbahaya.

Hingga akhirnya, ia tiba di atap bangunan kediaman Jiao Lizhi.

Dia berhenti. Tatapannya tajam.

Suara…?

Ia mendengar suara nyanyian lembut, sangat merdu dan enak di dengar oleh telinganya, cukup memancing rasa ingin tahunya.

“…Apa itu dia?” gumamnya dengan nada rendah.

Rasa penasaran mengalahkan logika.

Dengan gerakan secepat bayangan, ia merendahkan tubuh dan menggeser satu genteng.

Sedikit saja.

Lalu...

WUSSS

Uap hangat keluar dari celah genteng itu.

Dan pandangannya langsung menangkap sosok Jiao Lizhi yang sedang mandi.

Rambut panjangnya setengah terangkat air, kulitnya bercahaya karena lampu lilin, bahunya naik-turun mengikuti nyanyian santainya.

Dalam sekejap...

Jin Xuyan membeku.

“….”

Detik berikutnya...

Wajahnya langsung memerah.

Bukan merah biasa, tapi merah memalukan, yang bahkan dia sendiri tidak mengerti.

Apa yang sedang dia lihat?

Jantungnya berdegup.

Tidak... menghantam dada seperti genderang perang.

Gadis itu terlihat terlalu santai.

Terlalu tidak waspada.

Terlalu… indah untuk dilihat.

Jin Xuyan buru-buru ingin menjauh, namun matanya,

“….”

Tidak bergerak.

Ia bahkan memukul pipinya sendiri dalam hati.

“Jin Xuyan, apa yang kau lakukan?! Ini kediaman wanita! Ini… ini salah! Apakah kau, pria mesum?” ucapnya dalam hati.

Tapi tubuhnya tetap diam.

Kakinya tidak mau melompat pergi.

Pikirannya satu per satu hancur:

“Ini…

Ini bukan yang kupikirkan tadi saat ingin memeriksanya…

A... Aku hanya ingin tau apa yang sedang ia lakukan saat ini!

Tapi kenapa ia malah mandi malam-malam begini?”

Namun matanya masih tertancap pada uap hangat, kulit berkilau, dan gadis itu yang bernyanyi santai seakan dunia tidak berbahaya.

Jin Xuyan menutup mulutnya sendiri, menahan suara batuk yang akan keluar karena gugup.

“…SIAL.”

Bisikannya nyaris tidak terdengar.

“Kenapa dia… mandi seperti itu… dan kenapa aku melihat?!”

Muka putra mahkota kini merah pekat sampai telinganya.

Ia memijat hidungnya yang memanas.

Lalu akhirnya, dengan sisa akalnya yang masih hidup, ia akan segera pergi dan hendak menutup atap genteng. Tapi, segera berhenti tatkala mendengar suara Jiao Lizhi.

“Jika saja Tuan He itu tidak akan dihukum mati oleh kaisar…”

Nada suara hatinya berubah dingin, nyaris tanpa emosi.

“…aku sendiri yang akan menyiksanya.”

Di atap, Jin Xuyuan yang baru saja hendak pergi, membeku.

“Mencongkel kedua matanya, memberi sayatan di seluruh tubuhnya, dan jika perlu… menaburkan air garam di atas luka-lukanya.”

Jiao Lizhi menghembuskan napas pelan, seolah kecewa.

“Sayang sekali…” gumamnya lirih, setengah mengeluh pada diri sendiri.

Tangannya mengepal di bawah air.

“Kenapa orang yang sudah dihukum masih bisa mengirim pembunuh bayaran ke kediamanku?”

“Hah…”

Nada itu tidak marah.

Tidak juga takut.

Hanya kesal, seperti seseorang yang terganggu oleh lalat.

Di atas atap, wajah Jin Xuyan mengeras.

Seluruh tubuhnya menegang.

Pembunuh bayaran?

Hari ini?

Tatapannya berubah gelap.

“Jadi… memang ada kejadian seperti itu,” bisiknya dingin.

Jubah hitamnya bergetar pelan tertiup angin malam.

Ia menutup kembali genteng dengan hati-hati, nyaris tanpa suara.

“Berani sekali He Tua itu mengganggu nya.”

Nada suaranya rendah, mengandung amarah terpendam.

Dalam sekejap, bayangan hitam itu melesat pergi, menyatu dengan malam.

1
sahabat pena
awas bintitan loh ngintin perempuan mandi 🤣🤣🤣jd yg duluan bucin putra mahkota nih ya🤣🤣🤣🤣
sipuuttt
semoga selalu diberi kesehatan say 💕
sahabat pena
🤣🤣🤣🤣
Fransiska Husun
jangan sampe ketahuan klo u ngintip, nnt jadi bahan makian yg bisa di dengar semua orang, kan brabe tu
Ai
kayak e putra mahkota sudah mulai jatuh cinta sama jiao lizhi
Fransiska Husun
sabar neng masih loading/Joyful//Joyful/
Ai
sll ada bunga mawar utk jiao lizhi
Ai
semoga sehat selalu kak author terimakasih udh update lg.. cerita ini bnr2 menghibur bisa membuatku tertawa ditengah kepahitan hidup🤭
azka aldric Pratama
si pm perhatian sekali 🤣🤣
Fransiska Husun
/Grin//Facepalm//Joyful//Joyful/
habis sudahhh
❤️‍🔥
ceritanya seru banget+ lucu🤭
azka aldric Pratama
smgttttttttttttt up'nya Thor 🌹🌹🌹
azka aldric Pratama
akhirnya up... smgttttttttttttt Thor 🌹🌹🌹🌹 jgn lupa jaga kesehatan
Anindita keisha
cepat srmbuh ya thorrr
Anindita keisha
kapan upnya thor
liang zhu🦋💖
thor kapan update lagi
ꉣꏂꂵꃳꋬꉔꋬ
thor kapan upnya
SIRGEN02
knapa lama bngt ngk up 🥲🥲
SIRGEN02
up lagi thorr 🥲
Anita Rahayu
lama ama thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!