Felicia Darmaris. Gadis cantik dengan penuh energik dan juga ke gilaan nya yang selalu membuat semua orang menyukai dirinya, gadis muda berusia 15 tahun yang kini sedang mengenyam pendidikan pertama nya di SMA Dirga Pertiwi. Wajah ceria yang mampu membuat semua orang tersenyum dan tertawa itu menyimpan sebuah rasa sakit dan kehilangan yang mendalam di hidup nya. Kecerian nya hanya temeng untuk menutupi setiap luka dan rasa sakit yang dia rasakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faz16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adek kakak
CAFE UJUNG KOTA
Felicia duduk di meja paling ujung di mana tempat paling sepi dan sungai di cafe itu. Saat ini dia buruh waktu sendiri menenangkan pikiran yang kalut.
Menikmati coklat panas sembari sesekali melihat akun sosial media nya lewat laptop yang dia bawa, langit sore itu nampak mendung dengan angin yang bergerak pelan.
Dari kejauhan seorang pemuda menatap nya sekalian kemudian berjalan mendekati Felicia yang tidak menyadari kehadiran seorang itu.
" Hai Fell." Sapa nya dengan suara lembut namun penuh kedinginan.
Felicia mengangkat kepala nya melihat siapa yang menyapa nya itu.
" Kak Rendy, kok kakak bisa ada di sini?. " Felicia nampak terkejut melihat kehadiran Rendy yang langsung duduk di depan nya. Dia merasa aneh saat ada orang lain yang mengenal nya juga mengetahui tentang cafe yang tidak begitu populer itu.
" Gue sering ke sini dan pemilik cafe ini teman gue waktu SMP. " Ucap Rendy.
" Oh yeahhh, wah dunia ini benar-benar sempit ya kak. " Felicia terekekeh pelan.
Sedangkan Rendy yang tersenyum tipis melihat gadis itu terkekeh dengan senyuman lebar menghiasi wajah cantik nya.
" Fell, kebetulan kita ketemu di sini. Gue mau kasih tau keadaan Argha kalau dia sekarang sudah sadar dan keadaan jauh lebih baik. " Mendengar kata kata Rendy mata gadis itu berbinar bahagia senyuman terlukis di wajah nya.
" Lalu kak, apa semua baik baik saja kalau gitu emzzz anter gue ke rumah sakit yah gue pengen liat keadaan nya kak. " Ucap Felicia menggenggam tangan Rendy yang seketika membuat pemuda Itu diam seribu bahasa dengan pemikiran yang kalut.
" Kak Rendy, kok malah diem sih?. " Rendy menatap Felicia dalam.
" Zikry sedang bersama Camelia dan gue harap lo menjauh dulu Felicia Darmaris. " Ucapan Rendy ketika menghilangkan senyuman di wajah nya genggaman hangat itu seketika terlepas begitu saja menyisakan kekecewaan di dalam dirinya.
" Oh, dia belum kembali ternyata ya kak. Gue fikir dia bangun sebagai kak Argha bukan orang lain. " Ucap Felicia pelan dengan tatapan kosong.
" Jangan pernah berharap lebih tentang hubungan itu Felicia, lo akan sakit kalau masih memikirkan perasaan lo Felicia. " Felicia menatap Rendy diam.
" Apa kak Rendy tahu gue suka sama kak Argha, kenapa ucapannya seolah-olah dia tidak menyukai kalau gue ada rasa lebih sama kak Argha. Tapi yang dia bilang emang bener belum tentu gue adalah pemenang nya juga kan. " Batin Felicia.
" Kak Rendy ngomong apa sih, aku cuma.. cuma... "
" Gue tahu Fel. "
" Tahu apa?. "
" Tahu aja kalau lo sebenarnya suka sama si Argha kan, tapi lo harus kuat mental tuh kalau sampai bisa bener bener meluluhkan seorang Argha... " Ucap Rendy berusaha menenangkan perasaan dan pikiran nya sendiri.
" Apa sih. " Felicia nampak bingung dengan pembicaraan itu pipi mulus nya memerah seperti tomat rebus membuat Rendy semakin gemas melihat nya.
" Seandainya gue Fel, gue sendiri yang akan ngejamin lo bakalan bahagia sepenuhnya sama gue. " Batin Rendy perih.
Mereka menikmati hidangan yang sudah di pesan canda tawa dan beberapa cerita singkat menemani sore mereka, waktu terus berlalu tidak membuat mereka segera beranjak pergi. Matahari mulai terbenam cafe mulai semakin ramai dengan kehadiran muda mudi di sana menikmati malam.
Sedangkan Rendy dan Felicia masih nampak asik dengan obrolan panjang mereka, Seperti sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu berdua di bawa temarang bulan purnama.
Waktu sudah menujukan pukul 8 malam, membuat Felicia menyadari dia sudah pergi terlalu lama.
" Ah sudah malam ternyata, maaf ya kak gue harus cabut. " Ucap Felicia merapikan laptop ke dalam tasnya.
" Lo bawa sepeda atau mobil Fell?. " Felicia menatap Rendy.
" Tadi sih pakek taxi, mungkin di seberang sana masih ada taksi kalau nggak entar gue mesen grab aja. Aman kok gue pergi dulu kak Rendy makasih dah nemenin gue ngobrol. " Felicia beranjak hendak meninggal kan Rendy, namun tangan pemuda itu seketika menyabar tangan Felicia membuat gadis itu merasa heran.
" Kenapa?. "
" Gue anter pulang aja, takutnya gak ada taksi di sana. " Gumam Rendy menarik tangan Felicia untuk mengikuti nya ke parkiran.
Felicia hanya diam membiarkan tangannya di tarik pelan oleh Rendy.
" Gue bawa motor gak papa kan, sekalian bisa liat liat sama nikmati angin malam. " Kekeh Rendy sedikit canggung. Felicia hanya tersenyum melihat tingkah sahabat dari pemuda yang sudah mengambil hatinya itu.
Felicia naik ke atas motor kemudian Rendy segera menjalankan motor nya menebus jalanan yang tidak begitu ramai mengingat cafe itu tidak berada di tengah kota, angin berhembus cukup kencang menerpa wajah Felicia yang tidak memakai helm dan hal itu membuat Rendy menghentikan motornya.
" Lo pakek helm gue, udara lumayan dingin mungkin mau turun hujan. Pakek jaket gue juga gih.. " Rendy menyodorkan helm nya pada Felicia kemudian melepaskan jaket kulit hitam nya.
" Eh gak usah kak, masak kak Rendy malah gak pakek apapa sih. "
Rendy tersenyum
" Gue gak telanjang anjir, cuman jaket sama helm doang juga. Dah pakek aja dingin nii mana baju lo kan lengan nya pendak juga pasti lo dingin kan. " Rendy memperhatikan baju berwarna pink Felicia yang hanya sebatas bahu gadis itu saja.
" Apa gak papa?. " Felicia nampak canggung menerima semua perhatian kecil Rendy.
" Gak papa lah, santai aja emang kenapa sih gak bakal ada yang marah juga. Buruan pakek kehujanan entar kira kalau lama lama di sini. " Felicia mengganguk memaki helm dan jaket Rendy kemudian mereka melanjutkan kembali perjalanan mereka.
Felicia memeluk pinggang Rendy menyandarkan tubuh nya pada tubuh Rendy, dia merasa nyaman berada di dekat pemuda itu seperti memiliki saudara laki-laki yang selalu ada di setiap kita membutuhkan nya.
" Jantung gue Fell, jangan kasih gue harapan lebih karena pada dasar nya nanti lo pasti milih orang lain Fel. " Batin RendyRendy yang diam sembari fokus pada jalanan.
" Gue selalu pengen punya seorang kakak, tapi gue anak tunggal.. " Ucap Felicia dengan tawa nya.
" Oh yah, kalau gitu anggap gue sebagai kakak lo. " Sahut Rendy dan membuat Felicia terkejut.
" Seriously?. "
" Really.. Kenapa nggak coba, gue juga anak tunggal kita senasip kan. Lo pengen seorang kakak dan gue pengen seorang adik perempuan yang selalu manjaa selalu membutuhkan gue. "
" Wah bearti sekarang lo kakak gue dan gue adek lo kita akan jadi adik kakak sekaligus sahabat baik. Makasih kak Rendy... " Felicia memeluk erat Rendy saking bahagia nya meski dia tahu perasaan macam apa yang sedang di rasakan Rendy saat itu.