NovelToon NovelToon
Aris Anak Indigo

Aris Anak Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Izza naimah

Aris putra abraham adalah anak indigo yang menolak menjadi indigo. dia merasa Tuhan salah teknis ketika menciptakannya dengan kelebihan yang bisa melihat makhluk tak kasat mata. setiap kali bertemu makhluk halus aris selalu menghindar. selain takut, dia juga tak sudi terjun ke dunia perhantuan. sampai seorang gadis Misterius penuh dengan teka-teki, Miya Aluna Dhawa.saat berdekatan dengan gadis dada Aris terasa sangat sakit dan Aris juga melihat kalau Miya di penuhi puluhan makluk halus yang menggerogoti jiwanya, hingga Aris mengasah kemampuan nya untuk memecahkan teka-teki pada gadis itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izza naimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

"waduh, ya diresmikan segera nanti di ambil orang" sahut om salim.

" nggak perlu buru-buru, Om. kan nggak lagi dikejar deadline"

" bacot anak danur. Bang, gue ikutan lah" seru Adnan.

" sabar, nunggu kami siap satu ini" Ridho semakin gencar menggerakkan ibu jarinya di layar ponsel.

" ngopi, Ris?" tawar Om Salim Seraya menggeserkan teko berisi kopi ke dekat Aris.

" nggak, om. saya sukanya susu"

Om Yono yang baru selesai membakar rokoknya, langsung menyambar.

" Ah kamu ini belum nikah udah suka susu"

" lah justru sebelum nikah bagusnya minum susu Om. kan masih dalam masa pertumbuhan" sahut Aris tidak nyambung.

Ridho, Wanda dan Om Salim yang tahu maksud Om Yono pada cekikikan.

Dasar!

" ah kebelet!" Ridho meletakkan ponselnya lalu buru-buru ke belakang pos untuk pipis.

" Dho, jangan kencing sembarangan goblok!" Kekek Wanda.

" tahu nih, Bang Ridho. nanti kalau penunggu situ marah telur lu gede sebelah baru tahu rasa lo" tambah Adnan.

" bocah tuman" kejar Om Yono.

sementara itu Ridho yang sedang enak-enak pipis tidak memperdulikan ucapan yang lain. lega rasanya bisa mengeluarkan separuh beban hidup.

Tak!

sebuah kerikil mendarat di kepala Ridho.

" Aduh!" Ridho mendengar ke atas pohon beringin. Dia pikir itu ranting yang jatuh, jadi dia abaikan.

tak berselang lama tiba-tiba saja Seuntai rambut jatuh ke wajahnya. laki-laki itu sontak menegang. rambut tersebut bergerak ke sana kemari menyapu wajah Ridho.

Ini pasti rambut kuntilanak!

Ridho yakin itu!

dia tidak menoleh ke manapun apalagi mendongak ke atas, karena sudah pasti kunti tersebut duduk di atasnya. tanpa banyak basa-basi lagi Ridho segera mengencingkan kembali celananya dan bergegas kembali ke pos. wajahnya pucat Pasi, mulutnya pun mendadak terkunci rapat.

" kenapa lo Dho? " Wanda menyenggol Ridho. namun Redu tak memberikan keterangan apapun.

Aris tertawa kecil.

" pasti habis digangguin kuntilanak"

" kok lu tahu?" tugas Ridho terkejut.

" emang banyak kuntilanak di pohon itu, Bang"

" Om juga tahu banyak kuntilanak di sana, cuma Biarin aja Ridho kencing di sana, biar kapok diganggu" ujar Om Yono, yang sedikit banyaknya mengerti persoalan gaib.

"owalah, tahu gitu kan gue kencing di rumah" Ridho dongkol Setengah Mati. semuanya mentertawakan kesialan dalam laki-laki itu.

" tadi pertamanya ada yang melempar kerikil dari atas, karena gue pikir itu ranting jadi gue biarin aja. lah kok tiba-tiba ada rambut menjuntai turun dari atas ke muka gue. Papa nggak langsung" Rida memerangga kan tubuhnya yang mendadak tegang.

" njir! beneran Dho? "

Ridho mengangkat dua jarinya.

" Sumpah gue nggak bohong, Wan!"

" merinding" Adnan pindah tempat duduk ke Om Salim.

Aris juga merinding sebenarnya, lebih dari tadi ada perempuan yang mondar-manjat di pohon pisang depan mencari kepalanya. Ih kalau aja di sini tak ramai, Aris pasti sudah lari pulang terbirit-birit.

" ini keripiknya siapa yang bawa, Kok enak?" tanya Aris mencairkan suasana.

" Bulek mu lah itu, suka buat makanan. Habisin aja masih banyak tuh di rumah" Om Yono menghembuskan asap rokoknya ke udara.

" kalau Aris mah nggak usah ditawarin, Om. nanti Tuh tahu-tahu udah tinggal plastiknya" ujar Adnan.

" iya jelas" Aris tersenyum.

" Bang Dho nggak ngapel? atau jangan-jangan belum move on dari Kak Zahro? "

" Anjay" Adnan tergelak.

" bangke. gue udah move on dari dulu, ya! cuman belum ada yang nyantol lagi"

" karena masih terbayang-bayang senyumnya Kak Zahro kan" Adnan tersenyum mengejek, lalu bertos Ria dengan Aris.

Wanda tertawa.

" kompak banget kalau suruh ngejek orang. udah sama Juwita aja, dho. ya kan, Om" Wanda mengkode Om Salim.

" nggak bisa, Juwita mau Om jodohin sama Akmal. Eh ngomong-ngomong kalian ini kok udah jarang banget kumpul di rumah Juwita. dulu pas masih kecil hampir tiap sore loh main ke rumah Juwita"

" masih pengen main sih Om sebenarnya Tapi nggak ada waktu" ujar Aris.

" sibuk apa sih? pacaran?" tanya om Salim.

" kagak, Om. sibuk sendiri-sendiri aja"

" kamu loh, Ris. Dulu sering banget main ke rumah"

Adnan Langsung nyambung.

" kalau Aris nggak usah ditanya, Om. Aris kan bucinnya Juwita dulu. pas masih SD cinta-cintaan mereka" laki-laki itu terbahak.

Aris Tetap santai.

" itu kan dulu, sekarang temenan doang"

" Oh pantes lah. setiap sore main ke rumah, naik sepeda kecil dia yang warna biru itu, sempak kan doang, singletnya putih tapi karena kena tanah sama keringat jadi coklat"

Wanda terpingkal.

" dulu Aris item banget. PD aja pula itu dia pakai sempak doang"

Astaga! orang-orang ini berdosa kali membongkar aib orang lain.

Aris hanya senyum-senyum. sudah biasa dijadikan bahan guyonan.

" Adnan masih mending mau pakai celana" sambung Om Salim.

" tapi dulu Adnan suka nggak pakai baju, Om. nenennya nampak" Haris tak mau kalah mengejek Adnan.

" sekarang kok nggak nampak dong, Ris?"

" lawak lo, bang Ridho. Iya Nggak mungkin lah"

" pertanyaan lo Dho, dho" Wanda tak berhenti tertawa.

" random aja hahaha" Ridho lanjut cerita.

" eh Aris pernah tuh beli jajan di depan komplek sana cuman pakai sempak doang. gue pulang sekolah sama Leon lihat dia mau nyebrang bawa sepedanya, mana mukanya cowok-comot lagi entah bekas makan apa. terus Leon gue Senggol. yon, itu adik lo seberangin kasihan. Leon langsung marah, terus dia bilang, udah biarin aja bukan adik gue itu"

" anjing, harus nggak diakui" Adnan dan Wanda Terpingkal.

" kampret emang Leon. sok kegantengan" dumel Aris.

sebenarnya Kenapa harus ada ronda bergilir setiap malam, karena itu sudah banyak para penghuni kompleks yang kemalingan namun sampai sekarang pelakunya belum juga tertangkap.

para penghuni Komplek B sudah protes pada pemilik Komplek untuk menyediakan satpam di blok b seperti di blok A, tapi tidak ada hasil. makanya mereka inisiatif sendiri untuk melakukan ronda.

sepertinya pemilik komplek terlalu menganak tirikan blok b. Padahal mereka juga bayar di sini.

pukul 01.00 dini hari. sebagian rumah warga sudah gelap. jalanan pun mulai sepi, hanya beberapa orang saja yang mau lewat belakang komplek karena rumor angkernya.

memang angker sih, dari tadi Aris melihat banyak makhluk halus berkeliaran di sekitarnya. suara-suara yang entah dari mana asalnya ikut meneror malam minggu Aris. Heran Sebelumnya dia tidak pernah sepekah ini. pasti gara-gara kehadiran Lingga.

sialan memang.

dan gara-gara takut sekaligus kedinginan itu, Aris jadi meringkuk di pojok pos dengan sarung yang menutupi kaki sampai lehernya.

pos hanya ada iya dan Wanda. yang lain pada keliling. nanti pukul 03.00 sampai menjelang subuh, mereka keliling lagi.

.

.

.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!