Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30. Kenapa Kamu Harus Mencintai Kakak Iparmu?
"Arthur, ingin membawa kami kemana?" tanya Yuran, melihat jalanan yang dilintasi sebenarnya dia tahu ini mengarah ke Kastil Alfred.
"Bertemu, tuan muda."
"Untuk apa? Bukankah tuan Alfred dan Ariel sudah bercerai?"
Bercerai....
Arthur sedikit tersentak, "Siapa yang mengatakan mereka sudah bercerai?"
"Ariel."
Huh... Nona, Anda terlalu mendahului, "Itu tidak benar."
Yuran bingung, Ariel sendiri yang mengatakan jika suaminya telah menceraikannya, tapi jauh di lubuk hatinya, Yuran lega mendengar mereka belum resmi bercerai.
.....
Dikediaman Smith.
Jonas pulang dengan tidak tahu malunya, dia sudah membuat ibunya hampir pingsan karena ulahnya. Tapi dia memasuki rumah tanpa merasa bersalah.
"Kau puas!" Justin mendorong badan adiknya sampai membentur tembok, cukup kuat dan mendadak, membuat Jonas tidak siap, "Ada apa ini?"
"Masih tanya ada apa? kau mau aku menghajar mu agar kau sadar dari tindakan bodoh ini?!"
Jonas merapikan pakaiannya, "Apa ini soal perjodohan itu?"
"Ya, dan kau sudah membuat Mama marah!"
"Sebelumnya aku sudah menegaskan pada kalian, aku menolaknya. Aku mempunyai pilihanku sendiri, tidak perlu dijodohkan."
"Persetan dengan pilihanmu sendiri, sekarang cepat temui Mama, ikuti apapun yang dikatakannya, jangan membantah!" tegas Justin.
Jonas mengalah, apapun itu dia memang bersalah dia harus bertanggung jawab dan menghadapinya.
....
"Besok, temui keluarga Sinclar, minta maaflah pada Nyonya Marisa dan temui calon istrimu."
"Hanya minta maaf! tidak masalah, tapi aku tidak ingin meneruskan perjodohan ini."
Apa! Julie geram bukan main.
"Tunggu!" ucap Marion, lalu fokus pada Jonas, "Jo, apa sejak awal kamu memang tidak menginginkan perjodohan ini?"
"Benar!" jawab laki-laki itu dengan terang.
"Lalu, kenapa kamu menerimanya? itu sama saja kamu memberi harapan palsu pada gadis yang akan menikah denganmu. bukan seperti ini tindakan laki-laki sejati."
"Aku masih juga disalahkan! Aku tidak pernah menerimanya, tapi mama memaksa."
Kali ini bola mata Marion tertuju pada istrinya, "Julie, apa yang dikatakan Jonas benar?"
"Pa, aku melakukan ini demi kebaikan anak kita. Jonas sudah dewasa sudah sepatutnya dia menikah, lebih-lebih ada gadis yang tepat untuknya, kenapa aku tidak setuju!"
Marion menghela nafas berat, sebelumnya dia tidak tahu jika putra bungsunya itu menolak. Karena keterangan dari Julie, Jonas sangat menerimanya dengan senang hati.
"Kita harus meminta maaf pada keluarga Sinclair terutama pada gadis itu."
"Oke! aku akan melakukannya," timpal Jonas tanpa ragu.
"Bukan hanya kau Jo, tapi kita semua... membawa nama besar Smith."
"Maksudmu, pa?"
"Jonas tidak berkenaan dengan ini, kita tidak boleh melanjutkannya."
"Maksudmu... perjodohan ini dibatalkan?" Julie kembali naik darah.
"Ya... meskipun perjodohan tapi mereka harus siap satu sama lain, jika satu pihak tidak menginginkan untuk apa diteruskan."
Julie memijit pelipisnya, musnah sudah rencana yang dia gambarkan jika Jonas gagal menikah dengan Rachel.
Apa yang harus aku lakukan? aku tidak boleh melepas keluarga itu begitu saja, ini kesempatan baik.
"Sudah! Kalian istirahatlah! Ini sudah terlalu larut, besok kita semua berangkat menemui keluarga Sinclair."
Jika Marion sudah memberi keputusan, Julie pun tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi wanita ini masih memikirkan cara lain agar tetap memiliki hubungan dengan keluarga berpengaruh itu.
Jonas sendiri bisa tersenyum puas, jika tahu Marion akan mendukungnya sudah sejak kemarin-kemarin dia mengadu pada ayahnya itu.
....
Jonas tidak langsung kembali di kamarnya, melainkan menemui Ayunda terlebih dahulu. Istinya sedang sakit tapi Marion lebih banyak menghabiskan waktu bersama Julie.
"Kau yang menemani! di mana Alfred?" tanya Jonas saat melihat pelayan yang ada di kamar Ayunda.
"Tuan Alfred, belum pulang."
"Sejak dari pesta?"
"Benar, tuan."
Aneh sekali.... ke mana sih brengsek itu? bukankah awalnya dia tidak mau pergi karena harus menemani Mama Ayunda.....
"Sekarang kau pergilah, biar saya yang menemani Ibu Ayunda."
Pelayan wanita itu mengangguk, "Baik tuan, saya permisi."
Dari sekian banyak orang yang ada di rumah itu, hanya Jonas yang terlihat peduli dan tulus pada Ayunda. Dia tidak pernah membedakan antara Ayunda dan ibu kandungnya sendiri, karena Ayunda pun ikut merawatnya sejak bayi.
Mata wanita yang terbaring di ranjang itu terpejam sempurna, wajahnya masih sangat pucat dan lelah. Jonas mendudukkan dirinya di kursi sisi ranjang, meraih tangan Ayunda dengan lembut, "Aku akan menemanimu sampai Alfred datang, huh... seharusnya Papa ada di dekatmu saat ini," keluh Jonas yang merasa kasihan pada ibu keduanya.
Jonas semakin kuat menggenggam tangan Ayunda, "Ibu, aku telah membatalkan perjodohan itu," ucap Jonas pada wanita yang sedang tertidur, "Aku tidak menyukainya karena sejak tiga tahun yang lalu hatiku sudah diisi wanita lain," sambung Jonas.
Dia tidak peduli yang diajak bicara tidak merespon yang penting dia ingin bercerita permasalahan hatinya yang ia anggap sangat rumit, "Apa Ibu Ayunda akan mendukungku, jika aku mengenalkan wanita yang sebenarnya aku inginkan? seharusnya iya, tapi aku ragu untuk itu."
Jonas terus saja bercerita panjang lebar tanpa sadar dia pun menyebut nama kakak iparnya, "Tapi...aku harus bersaing dengan Alfred, dia yang lebih dulu menikahi Ariel. Tapi aku tahu jika sejak dulu pula Alfred tidak pernah serius dan mencintai Ariel. Mungkin itu yang membuat wanitaku pergi."
Tanpa disadari Jonas, Ayunda yang terpejam justru telinganya mendengar keluhan Jonas.
Apa ini.... Alfred tidak pernah mencintai Ariel? dia hanya main-main.... Ariel sengaja pergi.... Dan Jo, mencintai Ariel!
Ayunda serasa disambar petir.... Dalam keterkejutannya, wanita ini tetap memejamkan mata berpura-pura tidur untuk mendengar lebih banyak lagi isi hati Jonas yang dikeluarkan.
"Seharusnya, dia bersamaku, seharusnya aku dulu yang bertemu dengannya.... Alfred tidak benar-benar mencintainya, pernikahan mereka pun palsu."
DEG.... Pernikahan palsu..... Ayunda semakin shock. Dia pun mengingat kembali beberapa tahun ke belakang.
Imel bilang, Nona Ariel tidak tidur bersama Tuan Muda, Alfred tidak pernah memperkenalkan Ariel pada khalayak umum, Alfred tidak menginginkan adanya pesta pernikahan.... Apa benar itu hanya pernikahan palsu....dan apa benar Ariel benar-benar pergi karena pernikahan mereka pun sudah berakhir.... Al, kenapa kamu membohongi mama....
Tanpa terasa setelah bercerita banyak, Jonas pun tertidur dengan kepala bertumpu pada lengan Ayunda. Perlahan Ayunda membuka matanya, dia melirik Jonas yang hanya terlihat rambutnya, "Jo, kamu anak yang baik. Tapi.... Kenapa kamu harus mencintai kakak iparmu sendiri? aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu."
.....
Kembali pada Ariel yang masih dikibuli Alfred.
"Berikan kartu aksesnya, aku harus pulang." Pinta Ariel dengan mengulurkan tangannya.
"Pulang!" Alfred berpikir sejenak lalu mengangguk, "Oke!" laki-laki ini berpura-pura merogoh saku celananya... Bukan untuk mengambil apa yang Ariel minta, dia hanya pura-pura, karena... layaknya kedipan mata, Alfred menarik tangan Ariel hingga wanita terjatuh dalam pelukannya.