Suamiku Boneka Keluarganya

Irwan gelagapan mendengar pertanyaan Rani. Dia takut perselingkuhannya dengan Elsa akan terbongkar.

Bagaimana ini? Jangan sampai Rani curiga jika aku sudah berselingkuh dengan Elsa, ucap Irwan dalam hati.

"Mas, kenapa kamu diam saja?" tanya Rani lagi.

"A_aku_"

Irwan tidak tau harus berkata apa, sampai akhirnya terdengar suara Elsa menghampiri Irwan dan Rani.

"Mas Irwan, terima kasih banyak ya tadi Mas sudah membantu aku mengusir tikus."

"Jadi tadi Mas Irwan membantu kamu mengusir tikus? Sejak kapan di rumah kita ada tikus?" tanya Rani.

"Aku juga heran kenapa bisa ada tikus masuk ke dalam kamarku, bahkan tadi aku sampai menjerit karena tikusnya masuk ke dalam pakaianku," ucap Elsa dengan mengedipkan sebelah matanya kepada Irwan.

"Untung saja ada Mas Irwan. Sekali lagi terima kasih banyak ya Mas. Aku tidak tau akan seperti apa jadinya apabila Mas tidak membantuku," sambung Elsa dengan menggenggam tangan Irwan.

Rani tidak curiga sama sekali melihat kedekatan Irwan dan Elsa, apalagi dari dulu Irwan sering mengatakan jika dia sudah menganggap Elsa seperti Adik kandungnya sendiri.

"Kamu sih suka ngemil di dalam kamar, kamu juga sering menumpuk pakaian kotor kalau Yuni belum mengambilnya."

"Makanya jadi orang jangan jorok, kalau tidur jangan memakai pakaian tipis seperti ini supaya bau kamu gak ke cium sama tikus, tikus jadi suka tinggal di dalam kamar kamu kan," cerocos Rani.

Tikusnya Suami kamu, Kakakku tersayang. Seharusnya kamu mencontoh aku memakai pakaian tidur yang seksi supaya Suami kamu betah tinggal di kamar, ucap Elsa dalam hati dengan tersenyum licik.

"Mas, aku masih ngantuk. Kamu jaga Indah ya, aku mau tidur lagi," sambung Rani dengan menarik Irwan menuju kamar mereka.

Elsa dan Irwan terpaksa melepaskan pegangan tangan mereka. Meski pun merasa berat untuk berpisah, tapi keduanya harus bersabar supaya perselingkuhan mereka tidak terbongkar.

"Kamu harus sabar Elsa. Sekarang baru permulaan, jadi Kak Rani belum boleh mengetahui tentang perselingkuhanku dengan Mas Irwan," gumam Elsa.

......................

Sejak kepergian Yuni, setiap hari Mama Meti repot mengurus rumah. Apalagi Rani dan Elsa tidak bisa memasak.

"Elsa, kenapa kamu belum mencuci piring? Kita mau makan pakai apa kalau semua piringnya kotor?" teriak Mama Meti.

"Ma, Elsa capek baru pulang kuliah. Kenapa tidak Kak Rani saja sih yang mencuci piring?"

"Kakak kamu masih belum pulang dari salon, dari pagi Mama juga sibuk jagain Bagus dan Indah."

Elsa merasa kesal dengan sikap Mama Meti yang pilih kasih. Apalagi hampir setiap hari Rani pergi jalan-jalan tanpa membawa kedua Anaknya.

"Ya sudah, kalau begitu Elsa saja yang menjaga Bagus dan Indah supaya Mama bisa cuci piring. Sayang, Bagus sama Indah ikut sama Tante yuk."

Baru juga Mama Meti ingin angkat suara, Elsa keburu mengajak kedua Anak Rani pergi ke kamarnya yang berada di lantai atas.

"Saat ada Yuni, aku tidak pernah mengerjakan apa pun, tapi sekarang aku yang harus mengerjakan semuanya," gumam Mama Meti.

"Sebaiknya aku mendesak Hendra supaya secepatnya menikahi Lisa. Nanti, aku akan minta mereka mempekerjakan Asisten rumah tangga supaya aku tidak capek lagi," lanjut Mama Meti dengan mengelap keringat yang terus menetes membasahi dahinya.

Sudah satu bulan Yuni dan Hendra pisah ranjang, selama itu juga Yuni berusaha menghindari Hendra, begitu juga sebaliknya, karena Lisa selalu berusaha mencegah Hendra bertemu dengan Yuni.

"Yun, aku punya kabar gembira," ucap Bayu.

"Kabar gembira apa yang membuat kamu senang seperti menang lotre?" tanya Yuni.

"Gugatan cerai kamu sudah dikabulkan. Minggu depan sidang pertama perceraian kamu akan digelar," jawab Bayu.

Yuni diam mematung mendengar perkataan Bayu. Meski pun tekadnya untuk bercerai dengan Hendra sudah bulat, tapi dia masih tidak menyangka jika pernikahannya dengan Hendra harus berujung dengan perceraian.

"Yun, kamu baik-baik saja kan?" tanya Bayu.

"Aku baik-baik saja Bay," ucap Yuni dengan memaksakan diri untuk tersenyum.

"Yun, aku tau jika saat ini kamu sedang tidak baik-baik saja, jadi jangan pernah memaksakan diri untuk tersenyum," ucap Bayu.

"Apa kamu masih mencintai Hendra? Apa kamu menyesal menggugat cerai dia?" tanya Bayu yang merasa penasaran dengan isi hati Yuni.

"Kamu salah. Lelaki seperti dia tidak pantas untuk dipertahankan. Apalagi rasa cinta itu sudah hilang sejak aku mengetahui perselingkuhannya dengan Lisa. Sekarang aku bahkan merasa jijik terhadap dia," ucap Yuni.

Yuni beberapa kali menarik serta mengembuskan napasnya secara kasar sebelum melanjutkan perkataannya.

"Aku hanya merasa kasihan terhadap Denis dan Nadira karena mereka tidak akan memiliki orang tua yang utuh lagi," sambung Yuni.

"Yun, meski pun Denis masih kecil, tapi dia sudah memiliki pemikiran dewasa. Aku yakin Denis akan mengerti posisi kamu. Kamu juga tidak perlu khawatir, mereka akan tetap memiliki sosok Ayah, karena aku akan menjadi Ayah mereka," ucap Bayu.

Yuni menatap heran Bayu sehingga membuatnya salah tingkah.

"Kamu jangan salah paham dulu. Kita kan sudah seperti saudara, rumah kita juga tetanggaan, jadi maksud aku, aku akan menyayangi mereka seperti Anak kandungku sendiri," jelas Bayu dengan tersenyum canggung.

"Iya Bay, aku mengerti kok. Aku justru sangat berterima kasih karena kamu sudah menyayangi Denis dan Dira."

"Oh iya, apa Bapak masih suka menanyakan Hendra?" tanya Bayu.

"Hampir setiap hari Bapak bertanya kenapa Mas Hendra belum pernah datang menjenguk Anak-anak. Apa aku jujur saja ya sama Ibu dan Bapak? Cepat atau lambat, mereka juga pasti akan tau kalau nanti aku bercerai dengan Mas Hendra."

"Apa pun keputusan kamu, aku akan selalu mendukungnya. Ibu dan Bapak memang berhak tau supaya mereka tidak salah paham. Nanti sebaiknya kamu cari waktu yang tepat untuk membicarakannya dengan mereka," ucap Bayu yang dijawab dengan anggukkan kepala oleh Yuni.

......................

Pak Ibrahim tidak sengaja bertemu dengan Hendra yang sedang berada di bengkel. Beliau menghampiri Menantunya tersebut untuk menanyakan kabar.

"Assalamu'alaikum Nak Hendra, bagaimana kabarnya?"

"Wa'alaikumsalam Pak, Alhamdulillah baik," ucap Hendra dengan mencium punggung tangan Pak Ibrahim.

"Nak Hendra ke mana saja? Kenapa Nak Hendra tidak pernah datang ke rumah kontrakan Yuni?" tanya Pak Ibrahim.

"Apa? Jadi sekarang Yuni mengontrak? Padahal saya kira selama ini dia tinggal di rumah Bapak," ucap Hendra.

Pak Ibrahim terkejut mendengar perkataan Hendra. Padahal sebelum mengontrak rumah, Yuni berkata akan membicarakannya terlebih dahulu dengan Hendra.

"Jadi Nak Hendra tidak tau kalau Yuni mengontrak rumah di samping rumah Bapak?"

"Tidak Pak. Sejak Yuni memutuskan pergi dari rumah, kami belum pernah bertemu lagi."

"Apa maksud Nak Hendra? Jadi sebenarnya Nak Hendra dan Yuni bertengkar? Padahal Yuni bilang dia mengajak Denis dan Dira pindah karena Denis ingin Sekolah di dekat rumah kami."

"Iya Pak, sebelum Yuni memutuskan pergi, kami bertengkar," ucap Hendra.

Hendra terlihat ragu melanjutkan perkataannya, tapi dia sudah terpengaruh oleh perkataan keluarganya dan Lisa jika Yuni sudah berselingkuh.

"Pak, sebenarnya Yuni sudah berselingkuh dengan Temannya yang bernama Bayu," sambung Hendra sehingga membuat Pak Ibrahim begitu syok.

Alhamdulillah yang baca ratusan, meski pun yang like dan komen cuma bijian, 🤭

Terimakasih banyak dukungannya selama ini. Sehat dan sukses selalu untuk semuanya,🤲

Semoga berkenan meninggalkan jejak, jangan lupa like dan subscribe supaya Author tambah semangat Up nya, 🙏

*

*

Bersambung