Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30.
Arumi yang duduk di samping Bunda Ariana, memeluk tubuh Sang Bunda dari samping. Dia tersenyum menoleh ke arah Sang Bunda lalu pada Sang Ayah..
“Kita berdoa agar selamat Yah, Bun.. tujuan aku bukan untuk mencari keuntungan buat aku secara pribadi. Tetapi untuk menolong banyak orang. Selain keluarga Om dan Tante Walter, sudah pasti banyak keluarga keluarga yang tergantung penghidupan nya dari perusahaan itu.” Ucap Arumi dengan nada serius.
“Di perusahaan itu juga banyak tenaga kerja asal negara kita Yah.. Bun..” ucap Arumi lagi.
Terlihat Ayah Fadli kini duduk dengan kepala menunduk. Bukan karena mengantuk tetapi dia sedang sibuk dengan hand phonenya.
“Iya Sayang itu sudah pasti kalau perusahaan itu bangkrut akan banyak karyawan yang di phk. Tetapi pasti di perusahaan itu juga banyak orang orang nya Ernestan yang bekerja dengan tidak benar.” Ucap Ariana sambil menatap wajah cantik Arumi.
“Harus kita singkirkan orang orang yang menjadi racun dan benalu di perusahaan itu Bun.. “ ucap Arumi sambil tersenyum akan tetapi nada suaranya sangat serius.
“Hati hati ya Sayang ...” ucap Ariana sambil membalas memeluk tubuh Arumi dari samping.
Sesaat Ayah Fadli melepas pandangan matanya dari layar hand phone. Lalu menoleh ke arah Arumi dan juga Ariana yang duduk sangat dekat dengan Arumi..
“Okey Ayah juga dukung kamu Arumi.. saat ini harga saham perusahaan itu benar benar jatuh karena kejadian tadi siang. Apalagi di media sosial sudah mulai ramai berita pendaftaran gugat cerai kamu...” ucap Ayah Fadli..
Sementara itu di lain tempat, di kamar sebuah rumah sakit. Ernestan terbaring dengan tubuh yang masih lemas. Bahu kanan dibalut perban. Dan tangan kiri dipasang infus untuk mengalirkan vitamin dan obat ke dalam tubuh Ernestan.
Kedua mata Ernestan terpejam rapat. Karena sejak tadi dia mengeluh kepala terasa sangat sakit.
“Beb... hancur harga saham kita.. rumah kita pasti tidak lama lagi akan disita Bank. Kita harus tinggal di mana Beb...” ucap Viona yang duduk di kursi di samping tempat tidur sambil memegang hand phone.
“Arumi sudah mendaftarkan gugat cerai di tempat kalian menikah. Berita itu semakin memperburuk harga saham..” Ucap Viona lagi.
Ernestan yang terpejam kedua matanya akan tetapi tidak tidur itu, hanya diam saja.
Urat urat di wajah Ernestan terlihat semakin menegang. Ernestan semakin merasa kepalanya terasa lebih sakit. Kini terlihat mulut Ernestan meringis dan kening mengerut ngerut karena menahan rasa sakit..
“Vi.. panggilkan Dokter, kepala ku terasa semakin sakit mendengar omongan kamu. Rasanya mau pecah ini kepalaku.”
“Bukannya sudah diberi obat kamu tadi! Yang aku omongkan masalah penting Beb! Kita harus mikir! Kalau rumah disita Bank kita harus cari apartemen.” ucap Viona dengan nada ketus dan kesal.
“Kepala ku juga pusing!” ucap Viona lagi, akan tetapi dia pun bangkit berdiri untuk menekan bel panggilan pada Dokter.
Ernestan tidak lagi menanggapi omongan Viona. Kedua matanya terus terpejam dan mulut masih meringis menahan rasa sakit.
Suara Viona yang biasanya begitu enak didengar di telinga Ernestan. Apalagi suara de sah na fas Viona jika sedang menikmati permainan se x mereka berdua. Kini suara Viona didengar Ernestan bagai petir yang menghantam hantam kepalanya.
Tidak lama kemudian terdengar suara pintu diketuk ketuk..
Viona pun cepat cepat melangkah ke pintu kamar rawat itu..
Di saat pintu sudah dibuka oleh Viona tampak sosok Dokter dan seorang perawat berdiri di depan pintu..
“Ada apa dengan pasien?” tanya Pak Dokter dan cepat cepat masuk ke dalam kamar.
“Katanya kepala pusing lagi Dok.” Jawab Viona..
Dokter dan perawat itu segera melangkah menuju ke tempat Ernestan terbaring..
Akan tetapi di saat Viona akan kembali menutup pintu kamar. Dilihatnya dua orang yang sudah dia kenal melangkah menuju ke tempat dia masih berdiri..
Seorang laki laki bule nan tampan dengan tubuh gagah. Berjalan dengan seorang perempuan muda cantik. Dengan rambut panjang yang lurus berwarna coklat merah tergerai. Perempuan itu memakai baju hamil meskipun perutnya belum tampak membuncit.
“Jhon.. Mel...” ucap Viona dengan bibir tersenyum tipis.
“Hai.. Vi.. turut sedih ya karena kejadian tadi siang.” Ucap Jhon saat sudah berada di depan Viona.
“Iya Vi, aku juga turut sedih. Tapi jangan menyerah ya. Saat mendengar kabar dari Jhon dan melihat berita, aku langsung terbang ke sini.” Ucap perempuan cantik yang memakai baju hamil itu, yang tidak lain adalah Armellya.
“Okey kamu tunggu di luar dulu ya.. Dokter dan perawat sedang di dalam.” Ucap Viona..
Setelah Jhon dan Armellya, menuju ke kursi yang ada di dekat pintu kamar itu. Viona menutup pintu kamar dan segera melangkah menuju ke tempat Ernestan diperiksa oleh Dokter.
“Bagaimana kondisi suami saya Dok?” tanya Viona sambil melangkah..
“Tekanan darah nya naik, tolong jaga dia agar tidak mendengar berita berita yang memicu otaknya berpikir keras.” Ucap Pak Dokter lalu akan memberikan suntikan pada tubuh Ernestan. Yang sudah disiapkan oleh perawat yang membantunya.
“Ini saya beri obat tekanan darah tinggi lewat suntikan. Nanti dilihat perkembangannya..” ucap Pak Dokter lagi..
“Baik Dok.” Ucap Viona yang sudah berdiri di dekat tubuh Ernestan.
“Pasien akan tertidur setelah obat bereaksi. Jika nanti terbangun tolong batasi dalam berkomunikasi..” ucap Pak Dokter dan setelahnya pamit keluar dari kamar itu bersama perawat.
“Terima kasih Dok, Sus..” ucap Viona yang ikut melangkah di belakang Pak Dokter dan perawat.
Dia ikut melangkah ke pintu kamar bukan karena mengantar Pak Dokter dan perawat. Tetapi karena akan menemui Jhon dan Armellya..
“Bagaimana Ernestan Vi?” tanya Armellya sambil bangkit berdiri dan satu tangannya memegang perut nya yang belum membuncit.
“Ya begitu masih lemes dan kepala pusing, dia ditembak oleh Michael. Arumi sekarang sudah mendaftar gugat cerai. Harga saham semakin hancur .. Tolong aku Mel.. “ ucap Viona pelan..
“Aku datang ke sini memang akan menolong kamu Vi..” ucap Armellya yang sudah berdiri di depan pintu.
“Kita bicara di dalam saja biar tidak ada orang yang mendengar. Takutnya ada fans Arumi yang lewat.. Rumah sakit ini juga banyak perawat dan karyawan orang Indonesia.” Ucap Jhon yang juga berdiri di depan pintu dengan suara lirih...
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian