Apa jadinya jika mika seorang remaja 17 tahun masuk ke dalam tubuh ratu di masalalu , ratu yang di musuhi oleh seluruh penghuni istana karena tak bisa memberikan keturunan pada sang raja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rica Ricu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara Alaric dan Eric
Alaric menggenggam tangan Anya dan menariknya perlahan menuju kamar Viviene.
"Apa sudah lebih baik?" Tanya Alaric basa basi.
"Tidak ada yang lebih baik selama pelaku utama belum di temukan" Jawabnya.
"Aku pasti akan menemukannya Anya, aku sudah berjanji kan?"
Keduanya berhenti tepat didepan kamar Viviene, Alaric membantu membuka pintu ruangan tersebut dan membiarkan Anya masuk terlebih dahulu.
"Yang mulia" Viviene yang tadinya duduk di ranjang kini mulai bangkit melihat kedatangan Anya juga Alaric, wanita itu berjalan mendekat.
"Berhenti di tempatmu!" Peringat alaric.
Viviene menghentikan langkahnya.
"Yang mulia aku tidak tahu, aku sama sekali tidak tahu yang mulia" Katanya, Viviene mulai terisak tak karuan karena tak dapat menahan kesedihannya.
Hal itu sedikit menggetarkan hati Anya, entah mengapa ia merasa Viviene mengatakan sebuah kejujuran kali ini.
"Masih tidak ingin mengaku?! Bagaimana kau bisa bilang tidak tau?!" Sentak Alaric.
"A-aku tau tentang ramuan itu, tapi aku tidak tau siapa yang menyuruh ibuku, dia menyembunyikan itu dariku yang mulia" Isaknya.
"Pembohong!"
Viviene menangis kuat mendengar alaric, pria itu berubah dan bersikap kasar padanya setelah semua ini terungkap, itu sangat menyakitkan.
"Alaric" Panggil Anya.
"Kenapa?"
"Kurasa dia bicara jujur" Kata Anya.
"Mana mungkin dia tidak tahu anya, mereka berdua pasti sama!" Marah Alaric.
"Kalaupun dia tahu tak perlu menekannya sekarang, ibunya baru saja meninggal dan di kremasi, dia masih terpukul"
Alaric tampak mengehela napasnya kasar , Anya terlalu baik untuk memperlakukan Viviene setelah semua kesalahan yang wanita ini buat.
"Viviene aku bertanya padamu" Ucap Anya.
"Ya yang mulia?"
"Katakan kenapa kau masuk ke dalam kolam hari itu, apakah aku mendorongmu? bicaralah jujur maka aku akan mempertimbangkan hukumanmu" Ujarnya.
"Maafkan aku, Itu salahku" Cicit Viviene.
"Katakan lebih banyak!" Perintah Anya.
"Aku ... Menjatuhkan diriku sendiri ke kolam ikan, yang mulia ratu tak mendorongku" Ungkap Viviene dengan kepala yang menunduk dalam.
Anya melirik ke arah Alaric untuk Melihat reaksi yang diberikan laki laki itu, Alaric tampak menghela napas panjangnya.
"Viviene kau tau apa yang terjadi sekarang?"
"T-tidak yang mulia"
"Ini adalah karma. Kau merasakan karma atas perbuatanmu sendiri, ini adalah hukumanmu, Aku dulu juga merasakan di benci semua orang istana, itu menyakitkan , semua orang menganggapku gila bahkan suamiku" Anya menjeda kalimatnya beberapa saat, "Bahkan suamiku menamparku dan menganggapku berbohong" Lanjut Anya.
Anya berbalik pergi meninggalkan kedua orang lainnya tanpa berpamitan lagi.
"Anya?!" Panggil Alaric.
Alaric menatap sengit Viviene yang masih tak berani menatapnya, ia kemudian berbalik dan mengejar Anya.
"I-ibu" Isak Viviene.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Anya sudah cukup maafkan aku" Alaric terus mencoba meraih tangan Anya yang berjalan begitu cepat tanpa menghiraukannya.
"Menyingkirlah aku ingin sendiri!" Tolaknya.
Anya beberapa kali menepis tangan alaric yang mencoba meraih pergelangannya.
"Anya? maafkan aku!" Alaric menghalangi jalan Anya dan berdiri tepat didepan sang ratu.
"Melihat wajahmu saja aku sangat kesal, bisakah kau tidak datang padaku saat ini, kenapa kau tak bisa membiarkan aku sendiri hah?!" Bentak Anya.
"Aku tidak bisa melakukan pekerjaanku selama kau masih begini, jangan marah , jangan membuatku takut anya, aku ... Mencintaimu" Ungkapnya.
Anya terdiam membeku dengan ucapan Alaric , apakah ini kali pertama laki laki ini mengatakan cinta pada istrinya, masih terdengar canggung dan sedikit kaku.
"Aku ingin memulainya dari awal, aku akan memperbaikinya" Alaric meraih kedua tangan Anya, mencium telapak tangannya singkat.
"Tolong, berikan aku kesempatan untuk memperbaiki ini" Pintanya.
"Terserah kau saja!"
Alaric menarik Anya ke dalam pelukannya, momen itu luput dari pandangan Eric dari jarak yang lumayan jauh, pria itu mengepalkan tangannya kuat kuat, sudah ia duga, hubungan keduanya pasti akan semakin baik.
"Sial sial sial!!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Eric kau datang?" Sapa nenek ros.
Eric langsung menerobos masuk ke dalam rumah nenek ros tanpa permisi.
"Kau kenapa? Ingin mengambil ramuan lagi? Apa sudah habis?" Tanya nenek ros.
"Anya sudah tau tentang ramuan itu nek" Ungkapnya.
Wanita itu tampak menutup mulutnya kaget , ramuan buatan miliknya atas permintaan Eric sudah diketahui oleh sang ratu, pantas saja Eric terlihat marah.
"Bagaimana bisa? Lalu bagaimana keadaan kepala pelayan"
"Aku membunuhnya, aku tidak ingin dia mengungkap siapa di balik semua Ini" Katanya.
Wanita tua itu tampak menggelengkan kepalanya dengan tangan yang mengusap dada , eric sangat egois, ia menghilangkan nyawa seseorang untuk mendapatkan Anya.
"Kau sangat jahat Eric , tidak seharusnya kau begini, dia juga hidup untuk anaknya" Marah nenek ros.
"Aku tidak peduli dengannya, yang terpenting saat ini adalah bagaimana caranya menghentikan Alaric dan Anya, Anya adalah milikku , ia tidak boleh hamil dengan Alaric , dia harus bersamaku dan hamil anakku!" Tegasnya.
"Eric kau keterlaluan, siapa yang menyakitimu sehingga kau jadi begini nak, nenek sangat kecewa padamu, Anya dan Alaric berhak atas keturunannya, mereka suami istri!" Kata nenek ros.
"Tidak bisa, tidak bisa!" Eric menolak hal itu dengan isyarat tangan bergetar.
"Anya milikku nek, aku mencintainya lebih besar dari siapapun, bahkan dari Alaric sekalipun, dia milikku sejak awal, haruskah aku menyesali diriku karena lahir dari seorang selir?"
"Eric, jangan begini nak" Nenek Ros mulai mengeluarkan bening air matanya melihat kefrustasian Eric.
"Semua orang membuatku membenci Alaric, semua harus tentang Alaric , dia adalah raja dan dia mendapatkan wanita yang selama ini aku cintai, bahkan dia ... Menyita seluruh perhatian dan kasih sayang ibuku, itu tidak adil!" Eric berujar kuat.
Nenek ros menarik eric ke dalam pelukannya , menurutnya ada yang tidak benar disini, tentang bagaimana amber memperlakukan Eric itu membuatnya bertanya tanya, matanya melirik ke arah belakang telinga sang pangeran , tanda lahir yang berwarna sedikit kemerahan itu seharusnya adalah milik putra Sofya, ini aneh , sangat aneh. Apa kiranya yang dilakukan amber pada Eric dan alaric dulu?
"Nenek akan selalu bersamamu Eric , ingatlah nenekmu ini akan selalu mencintaimu walaupun tidak ada orang lain yang melakukannya" Ujarnya menenangkan.
"Ini tidak adil, ibuku tidak adil" Eric menenggelamkan wajahnya pada bahu sempit wanita tua yang selama ini menjadi satu satunya tempat mengadu.
"Bersabarlah sayang"
"Aku adalah putra ibu, setidaknya ibu bisa memperlakukanku lebih baik daripada dia memperlakukan Alaric , Alaric mendapatkan segalanya, tapi aku tidak" racau Eric.
"Nenek akan berbicara pada ibumu ya?" Kata nenek ros.
"Dia tidak mendengar siapapun, satu satunya yang ia pedulikan adalah Alaric dan Alaric saja, aku tidak membencinya nek, aku hanya menyayangkan hal ini, dia tau aku bukan raja , aku juga tau, tapi setidaknya aku ingin dia memperlakukanku sama dengan saat dia memperlakukan Alaric" Katanya.
Sebenarnya ini adalah kali pertama menceritakan keluh kesah terhadap ibunya, dan hal ini juga yang membuat nenek ros semakin yakin ada yang salah di antara Alaric dan Eric , ia harus berbicara pada amber untuk mengetahui kebenarannya.
trs masa rajanya bisa di kelabui sama kepala pelayan eamng rajanya ga ada pengawalaan ya aneh
ya by the way lanjut