Dua wanita kembar yang menjalani takdir masing masing. Inha dengan karakter pendiam dan terpaksa menikah dengan seorang duda beranak satu dan Inka yang selalu ceria dan mencintai seorang pria yang terlihat tidak menyukainya .Namun, ternyata ia salah karena pria itu selalu menyukai dalam diam.
Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja? Mampukah Inha menerima status sebagai ibu sambung di usia muda nya?
Bisakah Inka keluar dari situasi tersulit di hidupnya?
Selamat membaca.... 🥰😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Han_hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Seiring berjalan nya waktu kini satu bulan sudah Inha menikah dengan Richi. Seperti pernikahan pada umumnya, terkadang mereka bertengkar, terkadang berdamai. Terkadang Cherry yang bikin masalah, terkadang Inha yang tidak sabar dengan anak sambung nya.
Ia bekerja di restoran mengikuti jam sekolah Cherry. Jika cherry masuk pagi maka ia antar anak itu dulu sekolah baru dia masuk kerja. Tentu saja dia dapat jadwal ekslusif dibandingkan dengan karyawan lain karena restoran itu milik ayahnya. Dan karena ia generasi penerus dari restoran itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul satu malam tapi Richi tak kunjung datang, akhir2 ini dia selalu pulang terlambat. Entah apa yang sedang pria itu kerjakan. Yg Inha tahu suaminya pulang ke rumah tepat waktu. Dan semuanya berjalan seperti biasanya.
Tapi malam ini Inha ingin sekali memarahi suaminya. Ada beberapa hal yang membuat dirinya marah dan ingin segera melampiaskan segala nya.
Richi menyalakan lampu rumah nya dan melihat istri nya belum tidur. Ia tahu apa yang akan dibicarakan Inha kali ini.
"Tolong beri aku segelas teh hangat. " Pinta nya pada sang istri. Ia duduk sembari melepas dasi yang mengikat di lehernya. Melepaskan kacamata nya, terasa lelah sekali rasanya.
Sambil berdecih Inha menuruti keinginan Richi untuk membuatkan teh hangat. Namun saat ia menyodorkan nya tercium bau alkohol dari baju Richi.
"Kamu minum ya? " Inha tahu aroma itu, karena dulu Fafa pernah minum dan mabuk.
" Aku sudah tua sayang, tidak ada keinginan untuk mabuk lagi. Tadi teman ku yang mabuk, bukan aku. "Richi menyeruput teh buatan istrinya.Nikmat , rasa lelah dan pening nya sedikit berkurang.
" Kamu bohong kan sama aku? " Inha mulai bersuara. " Sudah satu bulan ini ibunya Cherry akan datang, kemana dia? Kok gak kesini? " Matanya terlihat sangat kesal seperti nya Richi membohongi nya agar bisa satu kamar dengan nya.
" Dia masih ada projek di Surabaya, kapan waktu nya juga akan datang bertemu Cherry. " Richi
"Seharusnya kamu bilang, kan tidak harus cepat-cepat aku pindah ke kamar mu. Aku tidak suka kamu bohong! "
"Kamu sengaja kan cari-cari kesempatan , sengaja biar aku nurutin perintah kamu. Nyuruh aku ini itu, anterin cherry setiap hari, sedangkan kamu asyik saja bekerja seolah tanpa beban. " Kini Inha meluapkan kekesalan nya. Ia merasa dibodohi dengan pernikahan ini.
"Sayang, aku lelah dan sedang tidak ada tenaga untuk bertengkar dengan mu. " Richi masih berkata dengan lembut.
"Jangan panggil aku sayang! Menjijikkan! "
" Pokoknya besok aku mau pindah kamar, aku tidak mau anterin cherry lagi, aku mau kerja. Kamu kan ayah nya sudah seharusnya bertanggung jawab dengan anakmu itu, kenapa harus aku yang selalu dikorbankan! "
"Kenapa harus aku yang selalu menemani Cherry, dia anakmu bukan anakku! " Jujur saja Inha mulai stress akhir -akhir ini saat ada ibu-ibu sekolah yang bergosip tentang nya. Mereka seolah tahu kalau Inha bukan tante Cherry melainkan ibu sambung nya. Ada tetangga satu apartemen yang anaknya juga bersekolah di satu tempat dengan Cherry. Mereka sering bergosip dan itu membuat Inha tidak nyaman.
Richi mulai terpancing emosi saat mendengar kalimat terakhir. Sorot matanya mulai berubah.
"Kita memang satu kamar tapi aku tidur di sofa! "
"Aku tidak menyentuhmu, memang nya kau korban apa! "
"Pelec*han, asus*la, atau KDRT? " Nada suara Richi mulai meninggi. "Aku tidak menyentuhmu! "
"Jika aku menyentuhmu pun itu hak aku, aku suamimu, kau mau laporan polisi. Atas dasar apa?! "
"Pemerk*saan! " Mata nya mulai memerah menahan marah
"Aku memberi mu kartu ATM untuk kebutuhan, kamu juga bekerja seperti biasa, kamu minta tidak bertemu dengan ibuku aku terima, kamu minta agar pernikahan ini disembunyikan aku iyakan. Lalu hal apa lagi yang tidak aku kabul kan? "
"Hanya masalah Cherry saja kau begitu marah seolah kau sendiri yang repot dengan cherry. Dia minta antar setiap hari dengan mu agar merasa diperhatikan, agar dia seperti anak lain nya punya ibu yang mau mengantar jemput anaknya. "
"Cherry itu masih kecil, rasa iri dan keinginan juga sama seperti anak lain nya. Dia bosan saat ayah atau kak Bella nya yang anterin, apa kau tidak lihat betapa ceria nya Cherry saat diantar oleh mu! " Richi tak habis pikir, Inha masih saja menganggap Cherry sebagai beban.
"Tapi aku tidak mau antar jemput dia lagi! " Kali ini Inha menyela.
"Aku tidak mau!! "
" Kenapa tidak mau? Kau kepanasan biar aku beli mobil lagi dan akan ada sopir untuk mengantarmu dan cherry.
"Bukan itu!!! Pokoknya aku tidak mau! " Kekeh Inha, " Aku tidak mau melakukan ini semua, kau begitu sibuk dan aku merasa semua menjadi tanggung jawabku, aku lelah Richi. "
Inha masih saja belum menerima bahwa dirinya sudah menikah dan ada beberapa kebiasaan yang berbeda saat masih sendiri dan setelah berumah tangga.
"Letak lelah nya dimana Inha, beberes rumah tidak, masak tidak, ngurusin suami juga tidak. Apa yang membuat kamu lelah ? "
Memang semua kegiatan dikerjakan oleh asisten rumah tangga, ia hanya label istri dan berganti status dari single ke menikah. Inha berfikir mungkin mental nya yang lelah, tidak siap untuk membina rumah tangga, belum siap untuk masuk di keluarga suaminya. Ya, dia lelah karena tidak sebebas dulu. Sekarang apa-apa tentang Cherry.
Dulu tidak ada yang ia pikirkan, hanya dirumah dan pergi bekerja. Hanya fokus ke pekerjaan tapi sekarang banyak sekali yang ia pikirkan. Cherry yang minta ditemani belajar, antar jemput, tentang Richi, belum keluarga nya juga. Entahlah, sejak Inha menikah jadi banyak yang dipikirkan.
"Jawab aku Inha, lelah nya dimana? "
" Pokoknya aku lelah dengan semuanya!! " Inha
"Setelah Shanum keluar negeri lagi dan Cherry tetap milikmu berarti tugas ku sudah selesai. Apa kita bisa bercerai? "Inha
"Ayo kita bercerai setelah semua nya, selesai, aku ingin sendiri saja. " Pinta Inha.
"Tidak akan! " Jawab Richi
"Kenapa? Bukan kah kau menikahi ku karena Cherry. " Inha
"Aku mau cerai, Richi! "
"Kenapa kau tidak bisa mengerti!! , Aku tidak akan menceraikan mu, dengar! " Kali ini Richi terlihat sangat marah, begitu pula dengan Inha. Gadis itu melempar kacamata Richi ke dinding hingga rusak.Dan itu sebagai pelampiasan. Kesal.
Richi tak ingin bermain tangan dan kasar, ia masuk ke kamar tamu untuk meredakan amarah nya. Inha menatap punggung suaminya, baru kali ini ia se kesal ini bahkan Richi tak mau berdebat lagi dengan nya.
Di hati yang terdalam, ia masih belum bisa menerima ini semua. Pernikahan, anak, suami, keluarga mertua membuat nya lelah secara mental dan fisik. Ia harus membagi waktu dan pikiran. Saat di restoran, ia kepikiran Cherry yang harus dijemput. Anak itu memang cerewet tapi tidak pernah membuat masalah dengan nya. Pernah beberapa kali Inha telat jemput, Cherry hanya cemberut sesaat dan beberapa menit kemudian anak itu ceria lagi.
Inha masih berharap jika nantinya ia akan berpisah dengan Richi dan kembali menikmati kehidupan nya yang dulu tanpa ada beban.
wkwkkwkw
🤭🤭