NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30. Setelan Awal

Bab 30. Setelan Awal

POV Dimas

Aku tersenyum melihat kantung-kantung plastik di tanganku. Pasti Arumi akan suka dengan semua camilan ini. Begitu tiba di halaman rumah, segera aku masuk ke dalam mencari keberadaannya. Ku biarkan Arif menyeret koper ku masuk ke dalam.

Dia tidak ada di ruang tamu maupun balkon. Sepertinya dia ada di kamarnya. Ku lirik arlojiku, pukul 10 30 malam sekarang. Dan sepertinya dia sudah tidur.

Ragu aku untuk membuka pintu kamarnya. Mungkin tidak sopan, tapi aku ingin melihat adakah dia di dalam sana.

Ceklek!

Pintu tidak di kunci. Ceroboh sekali dia! Bagaimana jika aku memiliki niat jahat terhadapnya?! Benar-benar tidak waspada.

Ku lihat dia tidur di ranjang empuk yang tadinya untuk tamu bila ada yang berkunjung. Tapi kini menjadi miliknya karena aku memutuskan untuk tidak sekamar dengannya.

Ya, kamar itu semula untuk tamu ketika aku masih berhubungan dengan Renata. Karena aku marah padanya yang kabur, lemari beserta isinya serta meja rias yang

tadinya untuk Renata aku pindahkan dari kamar ku ke kamar ini.

Aku salut Arumi tidak protes. Bahkan dia mau memakai pakaian yang harusnya milik Renata. Tapi aku kasihan juga, pakaian Renata lebih banyak terbuka, sedangkan Arumi menjaga auratnya. Tubuhnya juga lebih berisi dari Renata. Jadi mungkin saja pakaian-pakaian itu sempit saat dia kenakan.

Aku mendekat ke sisi ranjang. Ku lihat wajahnya yang terlelap. Ada jejak air mata yang sudah mengering disana. Apakah dia habis menangis?

Aku memutar otak, apa penyebab dia menangis. Namun otak ku yang lelah tidak mampu berpikir lagi. Tidak mungkin juga membangunkannya di tengah malam begini.

Aku lalu meletakkan jajanan yang aku beli tadi di atas nakas. Dengan langkah pelan agar dia tidak terbangun, aku menutup pintu rapat lalu segera menuju kamarku.

"Pak, saya ijin pulang. Jam 8.30 saya datang lagi menjemput Bapak. Tiket pesawat yang di beli jam 10 pagi. Jika ada perubahan, hubungi saja saya kapan saja."

"Terima kasih Rif...,pulanglah."

"Baik Pak. Saya permisi."

"Hmm."

Begitu Arif membalikkan badan, aku pun melangkah masuk ke kamar ku. Segera aku membersihkan diri, dan merebahkan diriku yang lelah bekerja seharian ini.

***

Aku mengerjap pelan, setelah membuka mataku. Matahari sudah terbit ketika aku bangun. Entah sekarang pukul berapa yang jelas alarm ku belum berbunyi itu pertanda masih aman untuk ku bermalas-malasan.

Perlahan aku duduk dan bersandar di dipan. Meraih handphone untuk mengecek beberapa pesan penting dan membalasnya. Dan lagi-lagi, beberapa buah pesan dari nomor yang tidak tersimpan di kontakku. Tapi aku sudah tahu itu dari siapa karena sebelumnya pun dari orang yang sama.

Ya, Sofia. Lagi-lagi dia mengirimkan pesan padaku. Aku tidak membukanya langsung, hanya membaca dari luar saja. Dan bisa ku lihat separuh ketikannya kalau dia kesal di abaikan. Tapi aku tidak peduli, karena aku tidak memintanya untuk berkirim pesan padaku.

Ku regangkan sesekali otot-otot tubuh yang kaku. Lalu beranjak turun dan hendak menuju ke dapur.

Ku lihat ART di rumahku sedang mengelap benda-benda pajangan di rumah ini. Dia mengangguk hormat ketika melihat kehadiranku.

Aroma masakan bisa ku cium dari anak tangga terakhir yang menuntun ku ke lantai dasar. Berjalan tanpa suara, aku mulai melihat sosok wanita yang sedang berkutat pada kompor yang menyala.

Aku duduk di kursi sembari memperhatikan punggungnya. Lalu dengan cepat berpura-pura memainkan handphone ku ketika dia membalikkan tubuhnya.

"Emm, mau sarapan?"

Aku mengerutkan dahi. Kenapa dia balik ke mode awal? Kaku, dan terkesan ragu dan takut-takut. Padahal belakangan ini kurasa kami sudah cukup dekat. Apa aku salah?

"Iya. Kamu sedang masak apa?"

"Hanya nasi goreng. Sebentar aku siapkan."

Aku menunggu dengan tenang. Memperhatikan gerak geriknya yang tidak menoleh sedikit pun padaku.

Ku perhatikan matanya sedikit bengkak. Mungkinkah karena dia menangis semalam?

Wajahnya juga tidak secerah biasanya. Dia terlihat murung meski mencoba tersenyum ketika sesekali beradu pandang dengan ku.

Ku ingat-ingat kata Mama tadi malam kalau dia bertemu Renata di kafe berkat laporan dari Tante. Mungkinkah ulah Renata? Apa yang mereka bicarakan sampai sikap Arumi terlihat murung.

Kami makan tanpa bicara. Biasanya dia rajin bertanya meski aku menjawab sekenanya. Tapi melihat dia diam seperti ini, rasanya ada yang kurang. Apakah aku bertanya saja?

"Ehem! Kamu baik-baik saja?"

Dia menoleh. Dan tersenyum samar.

"Iya, aku baik-baik saja. Kamu pasti sibuk sekali."

"Iya aku sibuk sekali. Maaf, jika tidak sempat mengabari mu."

"Tidak apa. Aku mengerti."

Lalu hening lagi diantara kami. Oh, GOD! Harus bagaimana agar aku bisa tahu apa yang terjadi? Aku tidak ingin menyinggung perasaannya.

"Aku akan berangkat lagi jam 10 nanti ke Jambi. Aku akan sangat sibuk sampai pertengahan bulan depan. Apa kamu tidak apa-apa?"

"Ya, tidak apa-apa."

Hening lagi beberapa saat. Aku pun ikutan canggung.

"Ehem. Kalau butuh sesuatu, langsung saja kirim pesan padaku. Jangan lewat Arif."

"Ya, baik."

Duh, diam lagi. Tanya apa lagi ya?

"Oh, ya. Tadi malam aku meletakkan jajanan di kamar mu. Maaf aku masuk tanpa ijin."

"Iya, terima kasih. Jajanannya enak. Tidak perlu minta maaf, karena rumah ini juga milik mu."

Benar-benar canggung. Tidak tahan lagi rasanya aku ingin bertanya soal pembicaraannya dengan Renata.

"Apa kamu bertemu dengan Renata?"

Dia sontak mengangkat kepalanya melihat ku. Bisa ku lihat ada keterkejutan di raut wajahnya.

"Ya, kami bertemu."

Bagus. Aku bisa bertanya lebih banyak lagi.

"Apa yang kalian bicarakan?"

"Tidak ada yang penting. Kami hanya menyapa sebagai sepupu saja."

Benarkah? Tapi sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.

" Oh, begitu. Kalau ada apa-apa, bicarakan saja padaku."

Dia menunduk.

"Triiing...! Triiing...!"

Handphonenya berdering. Terpaksa aku harus menyudahi pembicaraan ini padahal aku masih penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf, aku terima telepon dulu."

Aku mengangguk mengijinkan. Dia pun beranjak dari duduknya dan sedikit menjauh dariku.

Telepon dari siapa sebenarnya? Kenapa dia harus menjauh?

Ku lihat jam di dinding sudah menunjukan pukul 08.35. Aku harus segera bersiap karena sebentar lagi Arif pasti akan datang menjemputku. Ku tinggalkan Arumi yang masih menelpon. Meski sebenarnya aku penasaran, tapi terpaksa kali ini aku biarkan saja, karena aku harus buru-buru kebandara.

Dengan langkah lebar aku menaiki tangga menuju kamarku. Ku bereskan sebentar isi koper dan memasukan barang-barang yang perlu. Lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Isi lemari ku selalu rapi dengan pakaian yang wangi pelembut pakaian. Meski aku kadang menarik asal-asalan, besoknya isi lemari ku rapi lagi.

Celana dan kemeja putih berbalut setelan jas biru dongker membalut tubuhku. Rambut telah ku tata rapi dan sepatu hitam ku terlihat bersih mengkilap. Aku sudah siap.

Arif datang tepat waktu ketika aku menyeret koper ku turun menuju lantai bawah.

"Sudah mau pergi?" Tanya Arumi.

Dia mengekoriku menuju pintu utama. Sendu di wajahnya tidak dapat dia tutupi. Aku menjadi sedikit gelisah dengan sikapnya yang seperti ini.

"Iya. Kabari aku kalau terjadi apa-apa."

Rasanya ingin ku peluk dia untuk menenangkan wajah sendunya itu. Namun perhatikan kami semua teralihkan pada sebuah mobil yang masuk di halaman parkiran.

Aku pun melangkah mendekat pada mobil ku karena waktu terus berjalan sedangkan aku harus segera ke bandara.

"Dimas! Aku ingin bicara."

Mood ku langsung memburuk begitu melihat siapa yang keluar dari mobil itu. Aku tidak punya waktu untuk mendengarkan ocehannya. Ku abaikan panggilannya dan segera membuka pintu mobil ku.

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
Sunaryati
Kamu masuk jebakan Renata, Dimas. Seharusnya kamu abai, bisa salah paham
💜Bening🍆
walah pembukaannya sesi panas dingin pembobolan arumi🙈🙈🙈

apa ini... jgn bilang ini akal2an renata n mau jebak dimas.. mau bikin huru hara itu kayaknya si ulet bulu🙄🙄🙄 moga arif bisa nolong dimas andai semua ini jebakan si renata
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
nahkan Arif lebih pinter dibanding Dimas bih
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
adeuh dim bisa jadi itu hanya trik si renata
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
astga Dimas cosplay jadi Tarzan🤣
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
ciee sayang gak tuh🤣
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
perabotan apa/Facepalm/
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
gas gass dimm
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
jadi menuju puncak Himalaya
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
busett pagi" udh liat dimas oalahraga maju mundur aja..
mom...aku terkontaminasi ini..🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
paling jga akal²n si Renata biar km bisa nolongin dia
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
ngapain sih dim km mau ngebantuin si Renata biarkan aja dia diculik/dibunuh jugaaa yg penting km urusin Arumi aja ?
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
gmn dim enak kan kalau udh ketagihan 🤭
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
laa ini bawahan yg punya insting bener
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
hooh, paling juga akal akalan renata doank sii, biar arumi cemburu.. tuh bukti kalo dimas masih peduli renata gituuu
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
perabotan gak tuu 😭
🍁𝔉𝔰❀𝐍𝐨𝐨𝐧𝐚 𝕸𝖆𝖓𝖉𝖆🪷
udh ngebucin ini
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
pengen deh ngehempaskan Renata ke laut
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
tapi org yg jatuh cinta itu kadang terlihat seperti org yg gak waras
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ༄⃞⃟⚡
iyalah Arumi udh cinta duluan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!