NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tamu Istimewa Atau Petaka

Tiba-tiba ballroom yang tadinya riuh mendadak hening. Reyhan muncul dari pintu VIP room dengan tatapan tajam yang membuat semua orang diam.

Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti, setelan jas hitamnya kontras dengan wajah pucat Adelia yang masih bersandar di pelukan Reno.

Reyhan tidak berkata sepatah kata pun. Ia hanya menatap dingin ke arah tamu-tamu yang sebelumnya tertawa, membuat mereka menundukkan wajah malu.

Tanpa memedulikan Reno, Reyhan menarik tangan Adelia dengan satu tarikan kuat, membuat tubuhnya yang lemah hampir terjatuh lagi.

"Delia, ikut aku." Suaranya pelan, tapi setiap kata terdengar seperti perintah mutlak.

Reyhan membawa Adelia keluar ballroom tanpa menoleh sedikit pun pada siapapun. Reno hanya bisa mengepalkan tangan, wajahnya gelap melihat punggung kakaknya yang menjauh.

Adelia duduk dengan tubuh gemetar di mobil. Rambut dan bajunya masih basah kuyup. Air mata tak henti mengalir di pipinya.

Reyhan menyetir dengan rahang mengeras. Hatinya mendidih, tapi ia menahannya. Sesekali ia melirik Adelia yang menggenggam erat ujung gaunnya.

"Del, siapa yang melakukannya?" tanya Reyhan dengan suara rendah namun tajam.

Adelia hanya menggeleng sambil terisak. "Jangan ributkan ini, Rey. Aku nggak mau mempermalukanmu lebih jauh."

Reyhan menarik napas panjang. Ia menepikan mobilnya lalu memeluk tubuh Adelia yang masih basah.

Adelia menutup wajahnya di dada Reyhan, air mata mengalir lebih deras

"Kenapa kamu nggak bilang kalau mereka menghinamu?" tanya Reyhan pelan ketika hanya ada mereka berdua.

Adelia menggeleng cepat. "Aku nggak mau kamu malu karena aku."

Reyhan mengangkat wajahnya, menatap dalam ke mata istrinya. "Dengar baik-baik, Del. Kamu istriku. Siapa pun yang berani merendahkanmu, sama saja merendahkan aku."

Adelia menggigit bibirnya, menahan air mata yang akhirnya jatuh. "Aku hanya ingin jadi istri yang pantas untukmu, Rey."

"Kamu sudah lebih dari pantas." Reyhan menariknya ke pelukan, mengecup puncak kepalanya dengan lembut. "Kamu nggak harus membuktikan apa-apa pada mereka."

"Aku tahu, Rey. Tapi ... aku juga ingin dipandang setara denganmu."

"Hei. Kamu udah setara denganku, Del. Itulah alasannya kenapa aku ragu mengajakmu kemari. Tapi, kamu tetap nekat ikut."

"Maaf ... Rey."

"Ya udah nggak apa-apa. Sekarang kamu tenang ya." Reyhan mengusap rambut Adelia dengan penuh kelembutan sebelum kembali melanjutkan mobilnya.

 

Di pagi hari tiba, Adelia meminta untuk segera mandi. Ia merasa ingin menghapus semua sisa air pesta sebelumnya.

Suara gemericik air dari shower masih terdengar ketika Adelia duduk meringkuk di pojok kamar mandi. Tubuhnya bergetar, rambutnya basah menempel di wajah, dan matanya sembab karena tangis yang tak kunjung berhenti.

Bayangan pesta semalam terus menghantui pikirannya—tatapan sinis para tamu, tawa ejekan yang menusuk telinga, dan cara Emma berdiri anggun di atas sana seolah dialah yang pantas menjadi istri Reyhan.

Bahkan Reno, adik iparnya sekaligus mantan kekasihnya sendiri, yang menyelamatkan Adelia dari kolam renang, kini menjadi bahan gosip bahwa ia diam-diam memelihara rasa untuk kakak iparnya.

Adelia mendekap kedua lututnya, mencoba menahan isak yang sesak di dada. Ia meraih cincin pernikahannya yang masih melingkar di jari manis, menatapnya lama dengan mata sembab.

"Apa aku memang nggak pantas jadi istri Reyhan?" bisiknya pelan.

"Aku aku seburuk itu buat bisa masuk ke dalam keluarga Jonathan?" lanjutnya.

Tiba-tiba ponsel di meja bergetar. Nama yang muncul di layar membuat tubuhnya menegang.

Mama Reyhan.

Terasa ragu, Adelia mengangkat telepon itu dengan tangan gemetar.

"Ya haloo." Suaranya lirih, berusaha terdengar tenang meski jelas terdengar pecah di ujung sana.

"Delia..." Suara Ny. Jonathan terdengar lembut, membuat Adelia terdiam. "Mama minta maaf soal semalam. Mama tahu kamu pasti sakit hati mendengar ucapan orang-orang itu."

Adelia terdiam. Hatinya mencelos mendengar suara yang begitu manis, padahal ia tahu betul wanita itu selalu memandang rendah dirinya.

"Tapi kamu harus mengerti, keluarga ini penuh orang-orang penting. Kalau kamu tidak bisa menjaga citra Reyhan, mungkin kamu memang harus berpikir ulang soal pernikahan kalian."

Air mata Adelia jatuh tanpa bisa ia tahan. "A-aku … aku mencintai Reyhan, Ma. Aku sudah mencoba—" Suaranya terputus.

"Cinta saja tidak cukup, sayang," potong Ny. Jonathan dengan nada yang seolah bersimpati. "Kamu harus pantas berdiri di sampingnya. Tapi kalau itu terlalu berat, mungkin … sudah saatnya kamu membiarkan Reyhan hidup tenang."

Klik. Telepon terputus, tanpa menunggu Adelia membalas ucapan.

Adelia menatap layar ponsel kosong, lalu menggenggam cincin di jarinya erat-erat. Napasnya tersengal di sela tangis.

"Tapi kenapa Ny. Jonathan berbicara lebih lembut padaku?"

Siang hari tiba.

Adelia masih terduduk di sofa ketika suara bel rumah berbunyi. Ia buru-buru menyeka air matanya, mencoba terlihat rapi saat membuka pintu.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat sosok Ny. Jonathan berdiri di depan dengan senyum manis, membawa keranjang buah-buahan mahal.

"Delia … Mama datang untuk meminta maaf langsung," ucap Ny. Jonathan penuh kelembutan.

Adelia tercekat. Ia tidak percaya dengan sikap ramah itu, tapi tetap tersenyum kecil. "M-maaf masuk, Ma."

Tak lama kemudian Reyhan muncul dari tangga, terlihat terkejut melihat ibunya di ruang tamu. "Ma? Ada apa datang mendadak begini? Terus itu ... buah-buahan?"

"Mama hanya ingin memastikan istrimu baik-baik saja setelah semalam." Suara Ny. Jonathan terdengar hangat, penuh perhatian.

"Semalam Mama terlalu sibuk sampai nggak sempat menjaga Delia dari omongan orang-orang. Mama merasa bersalah."

Reyhan menatap ibunya lama, seolah tidak percaya dengan kata-kata itu. "Mama … berubah?"

"Ya, Rey. Setelah Mama pikir-pikir rasanya lelah kalau harus selalu konflik dengan anakku sendiri. Meskipun memang, Mama melarang, tapi ini kebahagiaan yang sudah kamu pilih. Jadi, Mama hanya tidak ingin keluarga kita terus diwarnai konflik. Adelia itu gadis baik. Mama bisa melihat itu sekarang," katanya sambil menatap Adelia lembut.

Adelia hanya bisa tersenyum kaku, hatinya menjerit. 'Semua ini hanya sandiwara,' pikirnya.

"Bagus kalau sekarang Mama udah mulai sadar. Reyhan juga capek berdebat dengan Mama soal keluarga. Ya udah yuk masuk, Ma. Kebetulan tadi Reyhan udah pesan makanan banyak."

"Wah, kebetulan banget dong. Mama juga belum makan siang."

"Ya udah yuk. Kita makan siang bareng sama-sama."

Melangkah dengan penuh senyuman, terlebih Reyhan langsung merangkul ibunya. Namun tidak dengan Delia, yang terdiam dengan wajah datar.

"Makanannya enak. Berarti kamu nggak bisa masak juga, Del?"

Adelia hanya menggeleng pelan. Reyhan tersenyum kecil lalu berucap. "Delia cuma bisa buat sarapan telur dan beberapa makanan gorengan, Ma. Selebihnya kami beli di luar."

"Oh nggak apa-apa bagus. Itu udah lengkap. Mama sendiri beneran nggak bisa masak. Loh, Del."

"Lain kali kamu sewa pelayan, Rey. Supaya istrimu nggak capek bangun pagi."

"Iya, Ma. Nanti Reyhan pikirin bersama."

Sore hari tiba. Sebelum pulang, Ny. Jonathan sempat menepuk tangan Adelia pelan di teras rumah. Senyum manis terpatri di wajahnya, tapi kata-kata yang keluar justru seperti pisau dingin.

"Delia, lain kali berhati-hatilah bersikap di depan orang banyak. Jangan sampai Reyhan malu lagi. Mama tidak akan selalu bisa menolongmu seperti ini. Mulai sekarang panggil saja aku—Mama, ya."

Adelia hanya bisa menunduk, menahan air mata yang hendak tumpah. Reyhan berdiri tak jauh, memperhatikan interaksi itu dengan alis berkerut.

"Mau aku antar, Ma?"

"Nggak usah. Bentar lagi supir kita datang buat jemput. Tadi udah Mama telepon."

"Del, Mama mungkin benar-benar ingin memperbaiki semuanya. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri," ucap Reyhan pelan ketika ibunya sudah pergi.

"Tapi, apa kamu seyakin itu kalau Mama udah benar-benar berubah buat nerima aku jadi menantu?"

"Aku yakin, Del. Apa yang nggak bisa di dunia ini? Hati seseorang juga bisa berubah, Del, begitupun kamu yang harus menerima perubahan mama."

Ucapan itu justru menusuk hati Adelia semakin dalam. Ia tersenyum pahit, menahan semua rasa sakit sendirian.

'Apa mungkin Mama Ny. Jonathan secepat itu berubah? Padahal semalam ... dia sendiri ikut menghinaku.'

Adelia sadar, tapi ia tidak ingin membicarakannya. Terlebih Reyhan terlalu senang setelah kedatangan ibunya.

1
Wiwin Winarsih
pergi adel menurut gue mending hidup sendiri
Wiwin Winarsih
ikh laki laki gampangan ini jatohnya
Kis Wati
Adelia bodoh banget jadi istri udah disakiti malah balik lagi, Reyhan juga plin plan
Mursidah Rizki Amk
ceritanya bikin mumet terlalu ektrim berulang2
Cindy
lanjut
Adinda
lebih baik cerai del ,rayhan yang masih terus menyakitimu lebih baik kamu sama Vincent
Cindy
lanjut
Adinda
kamu sama vincent aja del
Adinda
lebih baik adel sama Vincent
范妮
hai
ak mampir ya ..
Ig nr.lynaaa20
hai kak yuk mampir juga di karya baru aku, balas dendam si pecundang
Adinda
lebih baik adel sama vincent daripada sama rayhan dan reno
Adinda
bodoh si adel ini lakinya selingkuh sampai menghamili wanita lain bukannya marah
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!