NovelToon NovelToon
Aku Bukan Penggantinya!

Aku Bukan Penggantinya!

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Ibu Pengganti / Cerai
Popularitas:34.9k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Banyak yang bilang orang baru akan kalah dengan orang lama. Nyatanya nasib Zema sangat berbeda.

Menikah dengan sahabat masa kecilnya justru membuat luka yang cukup dalam dan membuatnya sedikit trauma dengan pernikahan.

Dikhianati, dimanfaatkan dan dibuang membuat Zema akhirnya sadar. Terkadang orang yang dikenal lebih lama bisa saja kalah dengan orang baru yang hadir dihidup kita.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Atta benar-benar merasa kehidupannya semakin berantakan.

Dia tak menyangka masalahnya jadi serumit ini. Dery gila karena kelakuan bejat Luthfi. Ayahnya meninggal karena serangan jantung juga karena campur tangan Luthfi.

Semua yang dulu dia ketahui nyatanya palsu. Yang lebih parah lagi, Zema yang dia pikir bisa ditekan, ternyata bisa melawan mereka dan membalik keadaan.

Pekerjaannya terbengkalai, surat gugatan cerai yang Zema layangkan sudah datang.

Sekarang gugatan ganti rugi juga tengah menunggunya, sedangkan uang yang susah payah dia simpan dibawa kabur oleh Luthfi.

Jika tidak membayar, dirinya yakin Zema akan memenjarakannya.

Sekarang ibunya telah mengetahui kebohongan Kenzie, sejak saat itu sang ibu mendiamkannya.

Bahkan ibunya sering terlihat menangis diam-diam. Dirinya sadar sang ibu pasti merasa sangat kecewa padanya dan Kenzie.

Dalam masalah ini, ibunya memang tak tahu apa-apa.

Suara gerakan dari atas ranjang membuat Atta menoleh. Ibunya tiba-tiba terbangun, tapi ada yang aneh, ibunya mendadak kaku disebagian tubuhnya. Bahkan mulutnya miring sebelah.

Atta segera memanggil perawat. Dia bahkan merawat sang ibu dikelas perawatan umum, sebab dirinya tak memiliki uang lagi untuk membayar biaya rumah sakit.

Perawat lantas memanggil Dokter. Atta menunggu dengan cemas dibelakang mereka.

Tak lama, Dokter berbalik dan mengatakan sesuatu yang membuat tubuhnya lemas.

"Ibu Anda terkena stroke," jelas sang Dokter.

Tak lama Kenzie dan Jiny datang dan bingung melihat Atta yang melamun.

"Ka ada apa?" tanya Jiny, lalu dirinya melihat ke arah sang ibu, setelah melihat kakak iparnya terkesiap.

"Mamah! Mamah kenapa Ka?" cecar Jiny panik.

"Tolong jangan berisik, di sini bukan hanya ibu kalian yang sakit!" tegur salah satu keluarga pasien yang kesal karena suara jeritan Jiny yang begitu kencang.

Jiny langsung tahu apa yang terjadi dengan ibunya. Dia lalu menangis. Bahkan saking tak ingin kembali ditegur, dia sampai menutup mulutnya.

Femi juga merasa sedih dengan keadaannya dan kesedihan putrinya. Dia menangis dan berbicara dengan tidak jelas.

"Terus kita harus bagaimana ka?" tanya Jiny khawatir.

Atta pun bingung, keuangannya benar-benar berantakan saat ini. Kini dia menyadari bantuan dari Zema ternyata sangat berarti.

Dulu dia tak pernah pusing memikirkan kebutuhan hidup, karena kebutuhan rumah tangganya ada Zema yang menutupinya.

Namun kini semua kebutuhan harus dia tanggung sendiri.

Atta lantas menatap istri mudanya. Kenzie yang paham maksud suaminya lantas membuang muka.

"Aku harus bekerja, Jiny juga masih kuliah, jadi aku butuh bantuanmu untuk merawat mamah Zie," jelas Atta.

Kenzie terkesiap, mengurus seseorang yang terkena struk jelas bukan hal mudah, dia tak sanggup dan tak sudi pastinya.

"Kamu gila? Aku mana bisa!" keluh Kenzie kesal.

"Zie, aku ngga punya uang buat sewa perawat. Kita juga sedang ditunggu uang kompensasi, kamu pikir dapat uang dari mana hah!"

"Kalian sebaiknya keluar, pasien ini perlu istirahat, kenapa sejak tadi kalian berisik aja!" sentak keluarga pasien tadi.

Atta lantas menarik tangan Kenzie tanpa meminta maaf pada keluarga pasien yang merasa terganggu dengan ucapannya.

Saat keluar, Kenzie langsung menyentak tangan Atta dengan kasar.

"Kamu yang menyetujui rencana gila Luthfi, jadi jangan bawa-bawa aku, lagi pula dia ibumu, bukan ibuku!" setelah mengatakan hal itu Kenzie berlalu pergi meninggalkan Atta yang mengerang frustrasi.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki mendekat, dia lantas menoleh.

Mata Atta terbelalak saat melihat keberadaan istrinya.

"Zema," panggilnya tercekat.

Zema tersenyum tipis. Melihat keadaan suaminya yang terpuruk ada perasaan bahagia yang tak bisa dia jelaskan.

Cinta untuk sang suami mengisi dan hilang setelah apa yang lelaki itu lakukan padanya.

"A-apa kamu mau jenguk mamah Zem?"

"Kamu tahu mamah sakit?" tanya Atta dengan perasaan senang yang aneh.

Di lupa diri kalau Zema bahkan tak tinggal bersama dengannya.

"Mamahmu sakit? Kenapa? Apa terlalu kaget melihat kelakuan anak dan menantu barunya?" sinis Zema.

"Zem, masalah antara kita jangan kamu sangkut pautkan dengan mamah, bagaimana pun mamah itu mertua kamu. Apa kamu lupa kalau kalian dulu sangat dekat?"

"Tentu, tapi sekarang dia itu calon mantan mertuaku. Masalah kedekatan kami, itu karena dia tahu bagaimana cara memanfaatkan aku sama seperti putranya!"

"Zema! Kamu boleh hina aku, tapi jangan mamah," pekik Atta murka.

"Sudahlah, aku memang mau menemuimu. Kebetulan kita bertemu di sini, jadi langsung saja—"

"Ara sakit, dia demam karena merindukanmu. Aku memang ingin memgambil hak asuhnya, tapi melihat dia yang selalu merengek ingin bertemu denganmu dan Bundanya, akhirnya aku putuskan kalau Ara kuberikan padamu. Tapi—"

Saat mendengar Zema akan memberikan hak asuh anaknya padanya ada perasaan senang, sebab Leora memang bukan darah daging Zema menurutnya.

Namun ada kecemasan dalam dirinya sebab itu berarti semua kebutuhan Leora akan menjadi tanggungannya.

"Aku akan meminta pembagian harta gono gini yang adil. Karena rumah itu masih menyicil, maka aku akan over kredit—"

"Apa? Lalu kami akan tinggal di mana Zem!"

"Kalau begitu, kamu tinggal bayar bagianku, beserta mobil yang kamu pakai, bereskan? Lagi pula harusnya itu adalah rumahku, karena selama ini akulah yang mencicilnya, sayangnya rumah dan mobil itu atas namamu, jadi aku ikhlas berbagi denganmu!"

Tubuh Atta benar-benar terasa lemas, baru saja dia dipusingkan dengan biaya pengobatan ibunya. Kini dia harus menanggung semua biaya yang biasanya menjadi tanggungan Zema.

"Oh iya, kamu tak perlu datang ke pengadilan, karena aku pastikan akan mendapatkan putusan Verstek agar tak membuang waktu. Kamu tinggal menyiapkan hasil pembagian harta gono gini ku saja."

"Zem, tak bisakah kita bicarakan ini secara baik-baik? kamu adalah orang baik, apa kita harus jadi seperti ini?"

"Jangan bersikap seperti korban Ta, kamu sungguh menjijikan. Apa kamu pikir aku masih sudi berbicara santai denganmu setelah apa yang kalian lakukan padaku?"

"Ta, aku penasaran. Selama ini aku bertanya-tanya. Apa salahku hingga kamu bersikap keji seperti ini?"

Air mata Zema bahkan hampir luruh, dia benar-benar ingin meluapkan rasa sesak dalam dirinya.

Mengapa mereka tega menyakitinya sedemikian rupa. Apa salahnya.

Atta terdiam. Dalam hati dia sendiri pun bingung, keadaan ini sangat tak adil bagi Zema. Saat itu dia hanya melampiaskan kemarahannya pada Dery melalui Zema.

Dia ingin Dery merasakan perasaan sakit kala orang yang dia sayangi juga disakiti. Bodoh dan tak adil, tapi karena cintanya pada Kenzie dia pun tutup mata atas keadaan Zema.

Kini dia menyesali semuanya. Padahal Zema selama ini selalu memperlakukannya dengan baik. Sebagai seorang istri, Atta akui bahkan Zema selalu bisa menghormatinya meski terkadang dia bersikap dingin.

Jika ditanya, apa salah Zema? Tentu tidak ada. Semua terjadi karena kesalah pahaman dan kebutaannya tentang cinta.

"Katakan Ta, apa salahku!"

"Kamu ngga salah Zem. Kamu ngga salah, maafkan aku–"

Saat mendengar Atta meminta maaf ada perasaan lega yang Zema rasakan. Untuk melanjutkan hidup dan menjalani kehidupan baru, dia butuh validasi kata maaf dan penyesalan dari Atta.

"Baiklah, aku hanya ingin mendengar itu. Sekarang aku berikan Ara padamu. Dia di rawat di ruang anak, aku tak bisa menemuinya lagi karena melihat dia hatiku pasti akan sakit."

Setelah mengatakan hal itu Zema berbalik dan berlaku pergi meninggalkan Atta yang diam mematung.

Makin jatuh saja dirinya. Ibunya sakit dan sedang dirawat dirumah sakit, sekarang ditambah dengan anaknya yang juga tengah dirawat dirumah sakit yang sama.

"Ka, aku cari kemana-mana juga. Aku mau pulang ya, besok aku udah mulai magang, jangan sampai hari pertama magang aku terlambat—"

"Ngga bisa Jin, kakak butuh bantuan kamu buat jaga mamah."

"Kok gitu sih, aku capai kak—"

"Ara ada di sini, dia juga di rawat di sini—"

"Hah apa? Jadi ada kak Zema juga?" mata Jiny berbinar, entah apa yang gadis belia itu pikirkan.

.

.

.

Lanjut

1
Intan Marliah
Luar biasa
Kereng Pangi
keren lho Thor ...gue heran bacaan sebagus ini komennya dikit....ga belib et...ga typo
Arieee
zema💪💪💪💪💪💪👍👍👍👍👍👍👍👍
Arieee
go zema💪💪💪💪💪💪💪💪💪
As Lamiah
keren ya tour setep bay step zema lakoni demi kebenaran
ninoy
kereeen Thor, ini kisah yg paling seru yg pernah saya baca di NT 👍👍🤩
Lee Mbaa Young
bagus zem.. jng mau ngalah. lanjut kan smp penjara..
ninoy
awal baca sudah pinisirin Thor, kebut ahh bacanya.. semangat Thor 🤗
adelina rossa
salam kenal kak..awal baca aja sudah emosi nih...
Hafizah Aressha R
lnjut k
Lee Mbaa Young
lanjutttt
kalea rizuky
liat karma mu abis ne dan buat bocil neraka tuh ikut emak bapak kandung lu yg bangsatt
Muchamad Ridho
lanjut Thor..pngn tau karma jg penyesalan atta jg Kenzie..semangat thor💪💪👌👌
Lee Mbaa Young
lanjuttt Selamat menikmati kesengsaraan...
Karma memang tak Semanis kurma
kalea rizuky
pinter mending ksih aja anak mereka ngapain ngasuh anak yg bakal jd benalu
Lee Mbaa Young
Syukurinnn. bagus Zema dah wes dng bgitu gk akn berhub dng kluarga Atta lagi.
Zeepree 1994
keren Thor..
Maizuki Bintang
bgs
Soraya
bagus zema
Soraya
luthfi kmu dibayar brp sm Atta juga kenzi buat bohongin zema
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!